Mungkin aku tidak akan merindukan Senja
Andai ia tak berjanji untuk kembali- Fajar -
Resepsi pernikahan Senja dan Fajar telah usai sepuluh menit yang lalu. Senja sedang duduk berbincang dengan adiknya Lily.
Meski beda usia mereka cukup jauh namun keduanya memang dekat." Gak nyangka yaa mbak, aku pikir bakal nikah sama mas Awan. Ternyata malah nikah sama Mas Fajar." Ucap Lily menatap Senja
" Kamu tahu Ly, takdir ini unik. Masih ingat banget bagaimana sebulan lalu, Mas Fajar berjuang ketemu sama Ayah dan Ibu." Senja menatap langit. Awan nampak bersih. Tatapannya memutari sekeliling taman tempat ia menikah.
Flashback on
Siang di hari minggu. Senja baru saja selesai membantu ibunya memasak.
Memotong kubis dan mengupas wortel dilakukan dengan pelan dan melamun.
Pikirannya kacau, ingin rasanya jujur pada ibunya, namun rasa bersalah terus menghantui.Masih teringat bagaimana sang Ayah marah besar. Membekas dalam batinnya bagaimana tangis pecah ibunya kala itu.
Tidak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi bila Senja mengatakan yang sesungguhnya tentang perasaan pada Awan yang sama sekali hampa." Kenapa Senja? Mengapa melamun? Jarimu bisa terluka Nak, hentikan. Katakan pada Ibu ada apa?"
" Apakah ibu bahagia melihat aku menikah dengan mas Awan? "
" Ibu bahagia jika kamu bahagia nak." Ucap sang ibu dengan senyum khasnya
" Bagaimana bila, ini bukan yang Senja mau bu? Bagaimana kalau ternyata Senja tidak mencintai mas Awan? "
Tatapan ibu Senja nampak bingung. Yah...ada kilatan amarah yang terpendam di sana.
" Mengapa kamu menerima lamaran pertunangan Nak Awan? Kalau kamu tidak suka? " telisik sang ibu.
" Senja terpaksa Bu, Senja tau saat itu sudah banyak tetangga yang membicarakan kenapa tidak ada lelaki yang meminang Senja? Dan Ibu pasti kepikiran kan dengan omongan orang?"
Ibu masih diam, seakan menunggu anaknya menuntaskan kata hatinya.
Senja menarik nafas pelan.
" Bu, Senja tidak mau ibu sedih ketika itu. Dan Menolak pinangan pertama biasanya tidak diperbolehkan dalam tradisi masyarakat kita. Senja tidak mau ibu malu."
" Kamu masih mengharapkan Fajar?"
" Dulu, Senja sangat menyukai mas Awan bu, tapi sejak Mas Awan bermain dengan wanita lain, cinta Senja hilang bu. Kemudian mas Fajar datang, membawa senja pada kebahagiaan. Bagi Senja, Mas Awan adalah masa lalu."
" Tapi Fajar tidak bersedia meminangmu waktu itu."
" Senja Paham, tapi Mas Fajar melakukan itu karena ingin mapan dulu. Bukankah wajar bu? Dia ingin waktu, agar bisa memantaskan diri saat melamar Senja."
" Ibu butuh waktu untuk berfikir. Kamu bisa istirahat saja di kamarmu. Kamu tidak akan bisa membantu memasak dalam kondisi tidak fokus." Ujar sang ibu.
Senja memilih menurut, masuk ke kamarnya.
Yah...Senja telah berusaha jujur. Bukankah tuhan tidak akan mengubah nasib seorang hamba tanpa ada usaha. Kebahagiaan itu di ciptakan. Mempertahankan luka hanya akan membuatmu lelah sendiri.
-@-
Malam harinya, Suasana begitu tegang. Paska kabar mengejutkan dari orang yang mewakili keluarga Awan memutuskan pertunangan kedua pihak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA SANG FAJAR (Complete)
Romance" Bagiku, Fajar itu hangat, menghangatkan semangat pagi, aku suka berlama-lama memandangnya dalam diam." - Senja Dwi Rastanti- " Bagiku, senja hanya fatamorgana, yang mengantarkan langit pada malam, gelap." - Fajar Andrianto Pratama-