Pertarungannya pun semakin dahsyat,
Para pasukan dari kedua belah pihak hanya melihat peminpinnya bertarung
" Masih belum, masih belum" kata Nezeb
" Ada apa " tanya Gaurent
" Kekuatan mereka belum terlihat" ucap Nezeb ketakutan, ia benar benar bergetar melihat apa yang sedang terjadi
Di pertarungan, tiba tiba Radehs memunculkan sebuah tongkat, di ujung atas tongkatnya terdapat sebuah pola api yang memancarkan merah menyala sehingga walau terbakar seperti obor kecil tapi tetap menampakkan simbol dari api tersebut, dan juga panjang tongkat dari pundak hingga kakinya, tongkat tersebut bewarna merah pekat,
" Kau tau kan Hanzjoe"
Kata Radehs, wujud menggunakan topi kerucut merah dan jubah merah serta tongkat besi berapi itu, adalah bentuk dari nenek moyang bangsa penyihir, tuhannya para penyihir, dia adalah dewa kemarahan,Lalu Radehs mengankat tangan kiri nya yang memegang tongkat secara terlintang, lalu dia memutar mutar kan tongkat itu dan dengan cepat tongkat itu berputar dengan sendirinya, lalu muncul sebuah cahaya merah, menuju ke atas, dan menciptakan sebuah lubang raksasa, hal itu membuat semua yang melihat terkejut.
" Ah itu, ciri khas dewa kemarahan" kata Hanzjoe menatap seolah olah langit angkasa di dunia mereka menjadi warna merah
" Ini adalah bentuk wujud dari kemarahan Retha seorang anak perempuan yang hidup di masa generasi pertama dewa iblis, aku tau kau pasti tau tentang asal usul tongkat ini, tidak ada kemarahan manusia biasa yang manpu melewati batas kemarahan ringga," ucap Radehs
Retha adalah seorang gadis kecil berusia tiga belas tahun yang berasal dari dunia Mergeddon, dimana semua penyihir terkuat pasti tau akan hal ini, di ceritakan secara turun temurun oleh bangsa iblis kepada penerus penerus mereka, sebelum mati terbunuh, ada seorang gadis bernama Retha, gadis yang terlahir tidak sempurna, di wajah dan tubuhnya terdapat corak corak yang menjijikkan yang mengundang banyak mahluk menjijikkan, dan di jauhin oleh semua anak anak sebayanya, kondisinya semakin memburuk ketika mendengar ibunya yang pergi entah kemana, meninggalkan dirinya bersama ayahnya, ayahnya yang tidak kuat menahan segala cobaan terlebih istri tercintanya sudah pergi, membuat ayah Retha menjadi seorang pemabuk, kemarahan terhadap istrinya, dilampiaskan terhadap Retha. jika melihat wajah buruk Retha dia teringat dengan wajah isitrinya yang cantik, saat memukuli ringga bertubi tubi ayahnya selalu berucap
" KENAPA KAMI HARUS MENPUNYAI ANAK SEPERTIMU, JIKA KAU TIDAK TERLAHIR MAKA AKU DAN RIDA TIDAK AKAN BERPISAH DAN BISA HIDUP BERSAMA, DIA MELARIKAN DIRI KARNA TIDAK TAHAN DENGAN UCAPAN ORANG ORANG KARNA MENPUNYAI ANAK SEPERTIMU!!" Ucap sang ayah sambil emosi serta di penuhi air mata dan terus menendang rumah Retha
Walau giginya bercopotan, darah dari mulut, hidung dan sekitar wajah serta tubuh bercucuran, kepalanya yang terus di injak injak oleh sang ayah, padahal, penyakit dari lahirnya itu bila tersentuh akan terasa sangat sakit, di tambah dengan pukulan secara bertubi tubi oleh sang ayah, tapi entah kenapa, rasa sakit itu tidak ada sakitnya dibanding pertakaan ayahnya,
Dan pada akhirnya penyiksaan paling sadis adalah sang ayah tega mengikatnya lalu membakarnya di sebuah tungku yang di penuhi air mendidih, tapi dia bersyukur, orang orang sekitar yang mengetahui hal tersebut langsung menghentikan apa yang di lakukan sang ayah, tidak lama dia berada di sana, hanya 5 menit yang membuat seluruh tubuhnya hancur, tak bisa di apa apakan lagi,
Sudah cukup apa yang terjadi, ayahnya yang pengecut pun melarikan diri entah kemana, di suatu hari akhirnya Retha merasa menyerah atas kehidupannya, dia tidak bisa menyalahkan ibu dan ayahnya, tidak ada rasa kebencian terhadap keduanya, tidak ada rasa kemarahan terhadap mereka berdua,dia bahkan sangat senang, walau ayahnya memukuli setiap hari tapi dia bisa mendapatkan jatah makanan walau sehari sekali, bahkan dua hari sekali dengan makanan berupa bubur yang bahkan tidak mampu mengenyangkan orang orang biasa, dia bahkan bersyukur kepada ibunya yang masih mau merawatnya hingga tiga belas tahun lamanya, dan dia sangat marah kepada dirinya sendiri, dia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri, dia benci terhadap dirinya sendiri, dia mencakar tubuhnya yang melepuh, walau sudah berminggu minggu selamat dari insiden pembakaran di dalam tungku oleh sang ayah, dia mencabik tubuhnya menggunakan kuku yang sudah lama tak di potongnya, dia berteriak sekuat tenaga, bukan teriak meminta tolong bukan teriak merasakan rasa sakit, tapi teriakan karna emosi kemarahan begitu besar pada dirinya yang terlahir tidak sempurna, dia memukul kepalanya, wajahnya, lalu dia ambil sebuah batu besar yang bisa di angkat oleh tangan kurusnya, dia pukulkan ke kepalanya sebanyak tujuh kali, kepalanya sudah pecah tapi dia masih tersadar, dia masih merasakan hidup, hinngga saat dia memukul kedelapan kalinya, batu itu terlepas dari cenkraman kedua tangannya, air mata yang bercampur dengan darah yang membaluti seluruh wajahnya, seharusnya dia mati, tapi perasaan marahnya membuat dirinya tetap hidup.
Di saat itu dewa kemarahan generasi pertama datang. Satu hal yang di impikan Retha, dia ingin menolong dan bermanfaat bagi semua orang, tapi sayang tubuhnya tidak mengizinkannya melakukan hal mulia, akhirnya dewa kemarahan generasi pertama memberitahukan bahwa semua hal yang ada adalah suatu proses dari penciptaan Tuhan,
Dan pada akhirnya Retha menangis dengan sangat keras, benar - benar keras, dia menyesali hidupnya, dia berteriak tak ingin hidup dalam keadaan seperti ini.
Pada akhirnya Retha menyetujui perjanjian dengan dewa kemarahan, amarah yang ada dalam hatinya begitu besar,
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Dewa Kebencian
ActionKehidupan masa lalu Hanzjoe yang buruk menbuatnya menerima sebuah kutukan menyakitkan yang menghancurkan hidupnya, sehingga dia adalah satu satunya manusia yang di tinggalkan di dunia sprank, sendirian menghuni sebuah dunia yang mulai banyak iblis y...