Yugi keluar dari ruang sidang dengan wajah lega dan beban yang sepenuhnya terangkat dari pundaknya. Ia menghampiri teman-temannya yang sudah berkumpul menungguinya sidang sambil menggulung lengan kemeja putihnya, memperlihatkan lengannya yang berkulit pucat.
"AKHIRNYA SARJANA JUGA LU BAAANG!" sambut Jayandra heboh sambil memeluk Yugi begitu ia tiba.
Semua anak bangtan bergantian memeluk Yugi dan mengucapkan selamat. Mereka bahkan dengan niat membawa buket bunga dan snack untuk Yugi lengkap dengan selempang bertuliskan nama Yugi dan gelar yang belum sejam yang lalu ia dapatkan. Semuanya disiapkan oleh anak-anak bangtan atas inisiatif Raja yang memang paling aktif memberikan surprise setiap ada hari spesial untuk anak bangtan.
Mata Yugi diam-diam mencari keberadaan sahabatnya yang lain, satu-satunya sahabat perempuan yang ia punya. Dan gadis itu berdiri tidak jauh dari Arjuna tersenyum dengan ekspresi ceria khasnya.
Yugi menghampiri Geca yang hari itu mengenakan terusan rok hingga betis berwarna hitam dan dalaman berlengan panjang warna maroon. Ia memeluk sesuatu berbentuk persegi yang tidak Yugi kenali.
Geca mengulurkan tangannya mengajak Yugi berjabat tangan. "Selamat ya, Gi!" Geca berujar riang. Jelas sekali ia senang dan juga bangga akan pencapaian sahabatnya tersebut meski itu berarti Yugi akan meninggalkannya lebih dulu untuk lulus.
Yugi adalah salah satu mahasiswa beruntung yang bisa merampungkan studinya dalam waktu 3,5 tahun. Dan di antara Yugi, Arjuna, Jayandra serta Geca hanya Yugi yang akan wisuda lebih dulu.
Mereka bertiga memang menggarap skripsinya di waktu yang sama, tetapi tidak berhasil mengejar deadline untuk bisa ikut wisuda di semester itu juga yang berarti mereka harus ikut satu semester lagi.
Meskipun Yugi sibuk dengan pekerjaannya sebagai produser, Yugi sejak awal sudah bertekad dan bekerja keras untuk berhasil lulus di semester tujuh. Dan syukurlah ia berhasil mendapatkan apa yang ia kejar. Ini bukan soal siap tidak siap tetapi mau atau tidak.
Yugi menerima uluran tangan Geca namun bukannya untuk menyalami tetapi menggenggam tangan itu dan menariknya pergi. "Guys, beli makanan apapun yang kalian pengen bawa ke bangtan gue sama Geca ada urusan dulu. Nanti uangnya gue ganti, gue traktir."
Semuanya bersorak, terutama ketiga penghuni termuda di Bangtan. Kapan lagi makan enak gratis, dengan heboh mereka langsung berebut untuk menyebutkan makanan yang diinginkan sedangkan Yugi dan Geca sudah berlalu meninggalkan mereka lebih dulu ke arah parkiran.
Geca hanya mengernyit tetapi memutuskan diam saja saat Yugi menariknya dan menyuruhnya naik ke boncengan. Bahkan sampai akhirnya mereka sampai ke rumah kontrakan tempat Yugi tinggal bersama enam penghuni lainnya yang menyebut rumah tersebut rumah bangtan.
"Eh, gue diundang ikut acara pesta kalian nih?"
"Ada yang mau gue tunjukkin, Ca." Yugi melepas helmnya di atas spion lalu membimbing Geca masuk. Ini bukan kali pertamanya Geca masuk tetapi batas Geca masuk hanyalah sampai dapur. Namun kini Geca dibimbing Yugi untuk masuk ke sebuah pintu yang ia kenali sebagai studio pribadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Abang Tampan [Completed√]
Teen FictionTentang tujuh pemuda tampan yang tinggal bersama di satu atap berbagi kisah. Cinta, canda, sedih serta tawa mereka alami di rumah bernomor tiga belas yang mereka sebut dengan rumah bangtan. Ada Arjuna, si pintar yang menjadi penyebab nomor satu keru...