kangen

3.6K 125 2
                                    

❄❄
Langit datang lalu menghempaskan tasnya keatas meja lalu duduk sambil memakan bombon di mulutnya, feri juga vernand teman langit pun menghampirinya

"lah loe kenapa, jelek amat muka loe lur" ucap feri sambil duduk di samping langit

"nggak nyadar anjier" sahut vernand

"sibuk ae luh monyet" ucap feri

"diam" mereka berdua pun langsung diam saat langit yang berkata

entah kenapa saat melihat abadi memeluk alena ia menjadi naik pitam, dia juga bingung dengan perasaannya, tapi ia sangat tidak rela melihat alena di peluk oleh orang lain, apa karena alena sdh berstatus sebagai "istirnya" atau karna ada alasan lain

Langit langsung pergi kekelas alena saat mendapat berita dari sekolahnya kalo alena memutuskan abadi di tengah-tengah lapangan, ia tau pasti gadis itu sedang menangis sangat terpukul

ada rasa nyeri di dada saat melihat alena menangis di kelasnya, untung saja kelasnya sepi karna sekarang alena olahraga, langit pun izin dari kelasnya kalo dia sakit padahal ia hanya ingin melihat kadaan alena

langit pun berjalan, dan langsung duduk di samping gadis yang menutup mukanya dengan menundukannya di atas meja, baru saja langit ingin memegang kepala gadis itu, tapi terhenti saat gadis itu berbicara

"ra gw ngak pp kok loe olahraga ajh"

"loe nangis" alena pun langsung mengangkat kepala saat mendengar suara tegas langit, mata alena sangat bengkak sepertinya alena tidak berhenti menangis, ia benar-benar terpukul, langit menjadi merasa bersalah karna sudah mengikat cewe ini dengan hubungan yang serius

"kalo gw bilang ngak loe ngak percaya kan"

"gw jahat banget yah kak"

"gw sdh nyakitin hati orang yang gw sayang"

Duar

Sayang langit sangat tidak suka saat mendengar alena mengatakan kalimat itu apalagi utk abadi, sangat menjengkelkan, langit pun beranjak dari tempat duduknya tanpa menjawab pertanyaan alena

Alena memegang tangan langit
"kakak marah sama gw" langit menoleh lalu menggelengkan kepalanya, lalu melepaskan tangan alena dari tangannya

Gw ngak berhak marah sama loe ucapnya lalu pergi

❄❄
Karna kondisi alena yang tidak memungkinkan utk mengikuti pelajaran sekolah, alena pun di izinkan utk pulang kerumahnya, sekarang alena sedang berjalan menuju gerbang sekolah sambil menunggu angkutan umum lewat, tatapan alena masih sama saat memutuskan abadi, tatapan kosong seperti orang tidak punya kehidupan

"al, loe ngak pp"

semuanya buram, alena tidak melihat apapun lagi, sekujur tubuhnya sangat lemas dan tidak berdaya, yang ia masih rasakan tubuhnya melayang, sepertinya dia di gendongan seseorang tapi tidak tau siapa

❄❄
Alena memegang kepalanya yang sedikit pusing lalu nyeri, ia pun menetralkan penglihatannya lalu melihat orang-orang yang ada di dalam rungan itu, sepertinya ia berada di rumah sakit

"loe baik-baik ajh al?"

"gw ngak papa ra, emangnya tadi gw kenapa"

"loe pingsan, terus dibawa abadi kerumah sakit" alena pun mencoba mengingat peristiwa tadi tapi ia tidak terlalu ingat, hanya ucapan cowo itu yang ia ingat apa itu ucapan abadi

"abadinya mana" ucap alena ia memang tidak melihat abadi di sekelilingnya sekarang

"nggak tau juga, soalnya pas gw datang abadinya udh ngak ada, cuman kata suster yang bawa loe kesini abadi" ucap safira, alena mengangguk mengiyakan,

tidak lama knop kamar alena terbuka saat mereka berdua menoleh ternyata itu adalah langit, safira pun beranjak dari tempat duduknya

"al, gw pulang yh, kan udh ada kak langit, jaga kesehatan loe bambang"

"iyh mbang, muka mu kaya bambang" ucap alena sukses membuat safira tertawa, lalu pergi, langit duduk di tempat yang tadi di duduki safira

"masih pusing"

"nggak, kakak baru datang"

"menurutmu" alena sangat ceroboh, padahal baru liat langit datang berarti langit kan baru datang, dasar alena, suster pun masuk dan bilang kalo alena sdh bisa pulang

Langit merangkul alena saat berjalan, layalnya suami membantu istirnya, banyak orang yang melihat kearah mereka, berkata jika kegantengan langit memang sangat luar biasa, juga kecantikan alena sdh tidak diragukan lagi, jadi mereka berdua jika di liat sangat sempurna

❄❄
Setelah pulang, alena disuruh istirahat tapi, apakah tidak pantas jika seorang istri mengkhawatirkan cowo lain, jika memang begitu berarti alena sekarang salah, karna masih saja memikirkan abadi di saat dia sdh mempunyai langit sebagai suaminya

"kenapa kak abadi terus ajah bantuin alena, alena jahat kak, alena jahat banget sama kak" tangisnya, knop kamar alena pun terbuka dengan cepat alena menghapus air matanya

"nih" ucap langit sambil memberikan alena barang kecil entah itu barang apa alena juga tidak mengerti tapi langit menyuruhnya utk membuka barang itu

"ini apa kak"

"hp"

"iyh, buat apa"

"buat loe"

Alena terkaget saat melihat hp di dalam barang itu, hp mereka iPhone keluaran baru, alena malah tambah terkaget saat tau jika itu diberikan langit untuknya, tapi alena tidak biasa memakai hp iPhone, ia sdh biasa memakai hp OPPO bukan iPhone, tapi alena juga tidak bisa menolak takut jika langit akan marah padanya

"makasih"

"yh"

❄❄
Selama 3 hari alena mencoba utk melihat sosok abadi tapi ia sama sekali tidak bertemu dengan orang itu, alena juga sudah pergi kekelas abadi tapi kata teman-temannya abadi tidak masuk entah apa alasannya, abadi tidak memberikan surat atau izin apapun ke sekolah

Selama tidak ada abadi, alena suka murung, pulang sekolah ia selalu melamun bahkan sampe temannya luka karna tidak fokus utk memasak, abadi hilang serasa salah satu jiwanya juga ikut menghilang, dia manapun kapanpun alena suka menghabiskan waktu dengan melamun, semenjak putus dengan abadi dia lebih suka melamun sekarang, biasanya dia tidak akan bisa melamun karna abadi yang selalu mengangunya tapi sekarang jiwanya hilang separuh

"al, jangan melamun terus dong, move on al, loe harus ingat loe udh nikah udh punya suami" ucap safira yang jengah melihat alena jadi pendiam

"kalo loe jadi gw, loe harus berbuat seperti apa ra" tanya alena, safira langsung bungkam seribu bahasa, dia juga tau pasti sakit rasanya menjadi alena, tapi ia juga kasihan melihat langit yang khawatir dengan keadaan alena, satu sisi safira juga binggung

"yh udh al, kekantin yuk makan, melamun tuh butuh tenaga" ucapnya sambil menarik tangan alena menuju kantin

Sampai di kantin ada seseorang yang menabrak alena hingga alena tersungkur di lantai kantin semua murid pun menetertawa alena, tapi alena hanya bisa menundukan kepalanya sebuah uluran tangan membuat alena mendongakkan kepalanya

Aku kangen kamu batinya orang itu

Ayo tebak siapa sih yang menabrak alena?
Kalo w jadi alena sih binggung
Semoga alena tidak egois, karna ia sdh mempunyai suami

MY COLD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang