tolong

3.3K 115 1
                                    


Alena kini menatap indahnya awan dari atas gedung sekolahnya, dia teringat akan kenangannya bersama abadi, jika alena banyak masalah atau alena memang mau sedih abadi selalu membawanya keatas gedung sekolah dan melepaskan semua masalah itu dengan berteriak sekencang-kencangnya

Saat alena ingin beranjak dari tempat, manik mata alena menatap manik mata cowo yang sudah membantunya tadi di kantin "abadi"

Alena pun mengalihkan tatapannya lalu ingin pergi dari tempat itu tadi tangan alena di jegat oleh abadi membuat langkah alena terhenti

"kenapa? Loe ada masalah?"

Banyak kak, dan gw pengin ceritain semua masalah gw ke elo, tapi gw nggak bisa, gue lemah batin alena

Tanpa menjawab pertanyaan abadi, alena melepaskan cekalana tangan abadi lalu pergi meninggalkan abadi, alena menghapus air matanya, kenapa begitu sakit melihat abadi seperti itu,  ia benar-benar nggak sangup

❄❄
Alena kini berjalan menuju gudang sekolah karna mendapat pesan dari riana utk pergi ke gudang itu, pertamanya alena tidak ingin datang tapi takut jika ada hal yang penting jadi alena nekat utk pergi

Alena membuka gudang sekolah yang udh lama tidak terpakai, jujur alena tidak ingin masuk karena ia memiliki phobia gelap, tapi dengan sekuat tenaga alena melawan phobia tersebut

"riana"

"loe di mana"

"riana" teriak alena tapi tidak ada jawaban dari riana, tiba-tiba suara pintu pun terdengar, alena melihat ternyata ada seseorang yang mengunci pintu tersebut, alena langsung berlari dan memukul pintu tersebut

"tolong, siapapun tolong gw" ucap alena, air matanya sekarang mengalir dengan sangat keras, kenangan yang begitu menyakitkan pada dirinya kembali tergiang di kepalanya,  bahkan alena merasa sesak nafas di dadanya

Alena mencoba menelepon seseorang, tapi hp aluna malah tertinggal di kelas, alena pun memukul pintu tersebut agar ada seseorang yang mendengarnya dan menolongnya

"to...lo...ng...g...ue" nafas alena mulai tidak teratur,  ia merasa takut juga sangat sakit di dadanya, ia melihat seisi ruangan yang gelap tidak ada cahaya walaupun sedikit

"jangan, jangan dekatin gue, jangan" ucap alena dengan sangat lemas, bahkan satu tanganya tidak bisa ia angkat lagi, seluruh tubuhnya melemas tidak berdaya, sekarang alena hanya mengingat satu nama "papa"

Saat mata alena ingin tertutup, pintu gudang pun terbuka, tapi alena sdh tidaj bisa melihat orang itu, tatapanya benar-benar buram, tidak jelas

"jangan tidur gw mohon bertahan" ucapnya sambil menggendong alena keluar dari gudang itu


Langit berjalan menuju kelasnya, lalu melemparkan tasnya di atas meja, feri dan vernand pun menghampiri langit yang muka seperti  orang lagi menahan emosi

"lah kenapa lagi bang, muka kok gitu"

"udh deh kalian berdua kalo mau jahilin gw mending gw ush, gw lagi nggak mood"

"owh kakak langit lagi nggak mood, minum good mood" feri langsung menyosor kepala vernand karna masih bercanda di saat langit sedang emosi

"sakit monyet, omongan gw kan benar anjier"

"loe ajh sendiri minum good mood, sekalian minum smart mood"

"emang ada smart mood, kok gw kagak tau"

"auah serah loe nand, pusing gw liat loe"

Karna merasa kesal dengan kedua sahabatnya langit pun beranjak dari tempat duduknya menuju kantin

Bukannya moodnya menjadi lebih baik habis makan malah tambah jelek karna melihat alena bertabrakan dengan abadi, lalu semua murid menertawakan alena membuat langit ingin memukul semua orang yang berani menertawakan alena, tapi ia urung niatnya karna terlanjur kesal dengan abadi

"cemburu yh loe monyet" ucap feri yang melihat perubahan mimik wajah langit saat menatap alena bersama orang lain

"nggak"

"kalo gw kaya loe, gw datangin abadi baru gue ajak kelai" ucap vernand, langit pun beranjak dari tempat duduknya lalu menatap kedua sahabatnya

"gw nitip bogeman satu di pipi" ucap langit lalu pergi, sedangkan vernand juga feri hanya bisa melirik satu sama lain

"lah kita nyuruh dia, ehh dia malah nyuruh balik, dasar langit"

Langit merasa emosinya semakin meningkat apalagi saat melihat alena dengan abadi, langit pun pergi kekelas lalu menutup matanya sambil memikirkan sesuatu

"kak langit bisa ajarin cindy nggak"

Langit membuka matanya lalu menatap sumber suara itu, langit pun menurunkan kaki yang tadi berada di atas meja turun kelantai

"loe ngapain kesini kan kakel loe banyak ngapain harus gw"

"bu titi nyuruh kak langit yang ajarin"

"oh"

Langit pun mengajari cewe itu, ia adalah cindy adek kelasnya yang seangkatan dengan alena, mereka berdua juga sepertinya satu kelas tapi langit tidak terlalu mementingkan itu

Setelah bel pulangan berbunyi langit pun mententeng tasnya, lalu mencoba menelpon alena, walaupun ia sedang emosi dengan alena tapi ia tidak bisa memberiakan gadis itu pulang sendiri, jadi langit menelepon alena utk pulang bareng

Karna telpon langit tidak di angkat-angkat oleh alena, langit pun berjalan menuju kelas alena, langit melihat kelas itu kosong tapi saat langit ingin pergi, tubuh langit kembali berbalik saat melihat tas juga hp alena yang berdering di atas meja tapi yang bikin langit binggung ia lah, gadis itu tidak ada di kelasnya

Langit pun masuk dan mengambil tas alena juga hp alena yang tertinggal di sana langit mencoba mencari sosok gadis itu tapi ia tidak menemukannya, langit akhirnya mengecek hp alena

Riana
"gw tunggu loe di gudang sekolah"
"sekarang!!!"
Read 14.32

Setelah membaca pesan itu langit langsung pergi ke gudang sekolah, ia berlari jujur ia sangat panik sekarang takut terjadi apa-apa pada gadisnya

Langit langsung mendobrak pintu itu dan mendapati alena tergeletak tidak berdaya sambil memegang satu pintu, langit langsung mengangkat alena

"jangan tidur gw mohon bertahan" ucap langit dengan sangat panik, langit pun membawa alena kemobilnya dengan berlari, langit menaruh alena di sampingnya lalu memasangkan pengaman alena

"abadi" ngigau alena, langit berhenti menatap lekat alena yang keringat dingin, langit pun mengelap keringat alena

"loe bakal baik-baik ajh" ucap langit  lalu menjalankan mobilnya membela jalanan menuju rumah sakit

Langit perhatian baget sih sama alena
Alena kok suka mikirin abadi?

MY COLD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang