perlakuan manis

3.7K 132 6
                                    

❄❄
Alena terbangun ia melihat langit yang tertidur di sampingnya sambil memegang tangannya, alena pun mencoba melepaskan tangan langit yang memegang tanganya tapi langit malah terbangun

"loe sudah baikan"

"iyhh, alena kok bisa ada dirumah sakit kak" ucap alena saat menyadari jika ia sekarang berada di rumah sakit

"loe pingsan di gudang, loe ngapain sih kegudang"

"ahhh ituuuu, nggak papa kak"

"lain kali jangan main di gudang,  kaya nggak ada tempat lain ajh"

"yh kak"

Alena merasa bersalah ke langit karna sdh berbohong, padahal sebagai istri ia tidak seharusnya berbohong kesuaminya tapi alena tidak mau jika langit marah keriana atau pun membuat masalah keriana, makanya alena berbohong ke langit

"al, loe bisa jalan kan"

"bisa kok kak"

alena pun turun dari kasur rumah sakit, lalu berjalan tapi saat alena melangkah satu langkah alena kehilangan keseimbangan, dengan cepat langit menangkap tubuh alena dengan melingkarkan tangannya di pinggang alena dan alena memegang kedua pundak langit, mereka bahkan saling bertatapan Dengan cepat alena memalingkan pandangannya terhadap langit

Langit pun berjongkok di depan alena, sedangkan alena terdiam tidak mengerti dengan langit

"naik, biar gw gedong"

"nggak ush kak, alena berat ntar kakak nggak kuat lagi"

"trus yang angkat loe dan bawa loe kerumah sakit tuh siapa, kalo bukan gw"

"iyh juga yh, tapi kan disitu alena pingsan"

"apa hubungannya"

"kalo pingsan alena ringan tapi kalo sadar alena berat" langit tertawa mendegar ucapan alena, gadisnya ini sangat lah lugu pantas saja jika abadi betah padanya

"udh naik ajh"

Karna tidak ingin menolak langit lagi alena pun akhirnya naik kepundak langit untung saja tadi di sekolah dia olahraga jadi pakai celana tidak pakai rok, setelah alena naik kepundak langit, banyak sekali orang yang memperhatikan mereka berdua bahkan ada yang memvidio mereka berdua, karna malu alena menyembunyikan mukanya di pundak langit


Akhirnya mereka berdua sudah sampai di parkiran mobil, setelah membantu alena masuk mobil langit pun masuk juga kedalam mobil lalu menatap alena

"lain kali kalo mau pergi tuh hp nya di bawa,  jadi gw nggak perlu nyariin loe"

"iyh maaf kak" lirih alena sambil menundukan kepalanya

tangan langit terangkat lalu mengacak-acak rambut alena dengan lembut, alena bahkan kaget dengan perlakuan manis langit kepadanya

"gw maafin tapi jangan di ulangin lagi" ucapnya lalu menancapkan gas mobilnya menuju rumah


"papa di telepon sama langit katanya alena masuk rumah sakit, alena udh baikan" ucap satri sambil menatap alena, alena pun memberhentikan aktivitas makannya lalu menatap papanya

"iyh pah, alena baik-baik ajh kok"

"lain kali kalo ada apa-apa telpon mama atau papa ajh, nggak ush tlpon langit karena dia telalu cuek sama sekitarnya" langit tidak menghiraukan papanya bicara malah lebih fokus ke makanannya

"ahh iyh pah, tapi tadi kak langit kok yang nolongin alena pah"

"berarti langit mulai perhatian sama kamu" tidak bisa langit pungkiri papanya memang lebih mengerti sifat langit dari pada langit sendiri

"habis makan, loe harus makan obat biar cepat sembuh" ucap langit lalu beranjak dari tempat makan menuju kamarnya

alena pun membereskan meja makan lalu menaruhnya di dapur saat alena ingin mencuci piring tangan alena di jegat oleh celine

"biar mama ajh, kamu kan masih sakit"

"tapi mah"

"nggak ada tapi-tapian, sekarang kamu istirahat yh, good night sayangnya mama" ucap celine sambil mengecup kening alena

alena merasa damai berada di tengah-tengah keluarga langit, ia sangat bersyukur karena langit ia merasakan apa itu artinya keluarga yang sesungguhnya


Alena masuk kekamar, ia melihat langit sedang berkotak-atik dengan laptob, alena pun duduk di ujung ranjang sambil menatap jari-jari tangannya

"loe kenapa"

Alena menatap kedua manik mata langit, langit langsung duduk  di depan alena saat melihat mata gadis itu mulai berkaca-kaca,  langit memegang kedua tangan alena

"cerita ada apa, kamu baik-baik aja kan"

"makasih karna kakak alena jadi tau bagaimana rasanya punya keluarga yang utuh"

Tangan langit terangkat dan mengusap air mata alena yang jatuh dari pelupuk matanya

"jangan nangis, loe udh banyak nangis akhir-akhir ini, loe nggak takut air mata loe habis"

"emang bisa"

"bisalah, ntar kalo kita punya anak, loe nggak bisa nangis karna air mata loe habis"

Alena blushing, dari tadi siang langit selalu memperhatikannya entah mulai dari hal  kecil hingga hal besar

"kan kalo punya anak harusnya kita bahagia, kok malah nangis"

"udh nggak ush di bahas, emangnya kamu pengen punya anak sekarang" goda langit

alena pun mengelengkan kepalanya karna ia mau lulus dulu baru punya anak, sedangkan langit hanya tertawa melihat tingkah lucu alena yang malu

"udh minum obat"

"belum" langit pun beranjak lalu mengambil alena obat, setelah alena meminum obat alena tertidur dengan sangat pulas

Gw bakal jagain loe mulai sekarang batin langit sambil mengelus rambut alena yang tertidur pulas

MY COLD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang