aneh

3.7K 121 1
                                    

Sudah beberapa hari ini alena merasa aneh dengan dirinya, ada yang berubah mulai dari emosinya yang naik turun, hingga hal* aneh yang dia minta ke langit

Hubungannya dengan langit sekarang sudah membaik, karena langit sudah mulai memperhatikan dia layaknya suami-istri

Tapi sekarang alena lagi berada di kantin bersama safira

"ra, gue pengen makan yang asin*"

"aduh alena lo itu kenapa sih, dari kemarin-kemarin aneh baget, minta yang aneh* mulu"

"pliss ra, yah*" mohon alena dengan muka baby face nya

"di kantin nggak ada yang jual asin* al"

"rujak deh" minta alena

"rujak, seriusan"

"hmm"

Dengan terpaksa safira pergi ke tukan* bibi kantin yang jual juz, dengan memohon agar bibi itu membuatkan rujak,  dan akhirnya bibi itu mau membuatkan rujak, safira sangat bersyukur dengan itu

"dek, kamu hamil, kok minta rujak" tanya bibi itu

"nggak kok, teman saya cuman kepengen ajh" ucap safira lalu pamit pergi

Safira duduk di samping alena, alena langsung memakan rujak itu dengan lahap

"al, lo udh haid kan" tanya safira karena dia mulai kepo

"nggak belum"

"kok belum al, tangal haid lo kan udh lewat"

Alena membulatkan matanya lalu membuang makanan yang ada di mulutnya

"jorok lo al" teriak safira membuat semua mata meliriknya

"apa lo semua lirik*" geram safira,semua murid pun kembali keaktifitas masing*

"gue telat datang bulan"

"all, apa ini arti dari keanehan lo selama seminggu"

Safira memegang perut alena, membuat alena juga ikut melihat perutnya

"ra, lo mau temanin gue ke dokter?"

"nggak, pergi sama suami luh ajh"

"plisss, yah"

"alenaa, jengkel baget gue sama luh asli dah" geram safira

"oke gue temanin" lanjut safira lagi, alena langsung memeluk erat safira

**
Mereka berdua sudah cek kedokter kandungan, membuat semua mata tertuju kepada mereka karena mereka berdua masih memakai seragam sekolah, bahkan mereka mereka menjadi bahan omongan orang yang ada di rumah sakit itu

"ini yang gue takutin all, lo sih kenapa nggak pergi sama suami lo ajh, jadi kan kita nggak di liatin kaya gitu" cerocos safira

"pasien bernama alena"

"iyh dok"

"silahkan masuk"

Mereka berdua masuk lalu duduk di depan dokter cantik. Selang beberapa menit. Dokter pun kembali setelah memeriksa alena

"selamat yah, mba alena hamil" ucapnya

Sontak alena dan safira membulatkan kedua mata mereka lalu saling menatap satu sama lain

"kalo boleh tanya, kandungannya jalan berapa hari yang dok" tanya safira

"alhamdulillah, jalan 9 hari, janinnya masih mudah sekali jadi jaga kesehatan yah"

"owhh iyh dok" ucap alena

"kalo dokter bisa tanya? Apa mba alena sudah punya suami"

Alena juga safira binggung ingin menjawab apa, wajar dokter di depannya ini bertanya karena mereka masih anak sma

"punya dok"

Dokter itu menganguk

**
Alena sedari tadi bolak-balik kaya setrika, habis pulang dari rumah sakit dia binggung harus ngomong bagaimana dengan langit

Alena bahkan tidak tau jika dia hamil, terus sekolahnya, apakah dia akan sekolah dengan membawa anak

Bukan itu yang di takutkan alena tapi teman sekolahnya, pasti langit bakal di cap jelek dari sekolah karena sudah membuat alena hamil

"al, kamu kenapa, dari tadi aku liat bolak-balik kaya setrika" ucap langit membuat alena terkaget

"ahh kak itu" gelagatan alena

"itu apa sayang"

Langit memegang tangan alena lalu mengengamnya

"alena hamil" ucapnya dengan menutup kedua matanya

"serius"

"iyhh"

Mata alena membulat saat langit memeluknya erat, alena juga ikut memeluk erat langit

"berarti aku bakal jadi ayah dong" tanya langit, alena pun menganguk

"baby, jangan nakal di dalam sini, ntar mamanya sakit lagi" ucap langit dengan menyentuh perut alena membuat alena menitihkan air mata

"kok nangis" tanya langit

"nggak papa"

Semenjak percakapannya dengan langit. Alena masih tidak tau harus ngapain. Pikirannya jadi aneh. Bagaimana sekolahnya nanti. Bagaimana jika langit meninggalkannya dan dia menjadi janda muda

"ahhhhh. Nggak" teriaknya

Langit membuka pintu kamarnya dan melihat alena sedang geleng-geleng kepala sambil menutup mukanya. Merasa khawatir langit menghampiri istirnya

Istri.  Yah mulai saat ini alena adalah istirnya. Nggak ada yang boleh mengambil alena darinya walapun itu abadi

"kenapa, ada yang sakit"

"nggak"

"terus kamu kenapa?"

"nggak papa"

"yh udh tidur. Udh malam"

Langit menidurkan alena. Mematikan lampu kemar. Tapi saat langit beranjak dari tempat tidur. Ujung baju yang di pakai ada yang tarik. Langit menoleh ternyata alena menarik pakaiannya

"kenapa?"

"jangan pergi. Alena takut" alena menjawab dengan gelagatan. Dia hanya merasa takut tapi binggung apa yang dia takutkan

"iyhh. Aku nggak pergi"

Langit tidur sambil memeluk erat tubuh alena. Alena pun masuk kedalam alam mimpi

MY COLD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang