pergi

3.4K 126 4
                                    


Alena pun berjalan menuju kamar langit, tapi ia tidak melihat ada langit di dalam situ, alena pun mencoba mencari langit, langkah alena sekarang menuju toilet pas alena memegang knop kamar mandi, langit membuka pintu kamar mandi mereka sama-sama terkaget

"loe ngapain, mau ngintip gw mandi"

"ahhh nggak kok, gw tadi cuman...."

Alena gelagatan saat melihat tubuh langit yang tidak tertutupi apapun hanya handuk yang terkait di pinggangnya, alena menelan salivanya saat melihat tubuh langit yang mempunyai ABS, ini pertama kali ia melihat hal seperti itu jadi wajar jika ia sangat gugup apa lagi sekarang mereka hanya berdua di kamar

Alena langsung menggelengkan kepalanya saat pikirannya menjadi ngaur,  tapi langit ia malah tersenyum jail saat melihat ekspresi alena yang malu karna berhadapan dengannya

"loe mikir yang aneh-aneh yh" ucap langit sambil menatap wajah alena yang ia tundukan, alena pun langsung menggelengkan kepalanya

"nggak kok"

Langit melangkahkan jalannya menuju alena, saat langit maju alena malah mundur kebalakang

1 langkah

2 langkah

3 langkah

Tap

Tubuh alena sudah bersender di lemari milik langit, kenapa lemari bisa ada di sini sih, siapa yang naroh lemari di sini, gw kaya mana lari dari langit dong, aduh mati gw, alena merocos di dalam hatinya

Alena menatap manik mata langit yang juga menatapnya, saat alena ingin kabur langit malah menarik pinggang alena dan di senderkannya di dinding lemari, lalu langit mengunci pergerakan alena, bahkan alena merasakan nafas langit yang menerpa mukanya, dengan sekuat tenaga alena menahan nafasnya

"jangan bergerak"

alena menelan salivanya saat muka langit mulai mendekati wajahnya, alena pun langsung menutup kedua matanya, langit menatap wajah alena mumpung gadis itu menutup matanya

"loe ambigu juga yh"

Alena pun membuka kedua matanya saat mendengar perkataan yang dikeluarkan langit

"isshhh apaan sih"

"loe mikir gw bakal nyium loe" goda langit

alena pun mencoba menahan senyumnya ia sangat malu sekarang, jujur ia pikir langit akan menciumnya makanya ia menutup matanya ternyata langit hanya menatap wajahnya, ingin rasanya ia kabur sekarang jika saja langit tidak menahan tangannya

"maaf yah, mama nggak sengaja, lain kali pintu kamarnya di tutup, mama cuman mau bilang kalian berdua di panggil papa di ruang keluarga"

Teriak celine lalu menutup pintu kamar langit, sedangkan langit dan alena hanya bisa menahan malunya terhadap celine, padahal mereka tidak melakukan apapun hanya celine datang di waktu yang tidak tepat

❄❄
Alena juga langit hanya terdiam, mereka berdua malu untuk menatap wajah celine karna hal tadi, celine bahkan tertawa melihat tingkah laku kedua anaknya yang malu-malu kepadanya, ia tau bagaimana perasaan kedua anaknya krna ia dulu juga pernah ketahuan sedang berduaan satria di kamar dan mama mertuanya datang dan membuat ia malu

"mama dan papa bakal pergi keluar negeri buat jenguk kakak kamu, sekalian ada pekerjaan yang harus papa selesaikan di sana"

"yh"

"kamu harus jagain alena selama tidak ada papa dan mama"

"yh"

"jawabanmu nggak yang lain selain itu"

"iyh pah, udh kan"

Satria juga celine hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah laku langit, sedangkan alena ia tertawa melihat kelakuan keluarga barunya ini


Alena dan langit berjalan menuju bandara untuk mengantar kedua orang tua langit yang akan pergi keluar negeri sekarang

"alena mau nitip oleh-oleh nggak" ucap celine sambil memegang tangan alena

"nggak ush mah, alena mau mama dan papa nyampe dengan selamat itu udh cukup kok"

"menantu yang perhatian" ucap satria sambil melirik kearah langit, tapi langit tidak mengubris ia malah lebih fokus ke hp di depannya

"yh udh kalo gitu mama yang nitip cucu yah sama kamu"

"iyh mah" jawab langit padahal yang di ajak bicara oleh celine adalah alena tapi malah langit yang menjawab, sekarang alena sedang binggung apa maksud mama mertuanya

"mksd mama, semoga pas mama dan papa pulang alena udh ngandung anak, alias hamil"

Alena tersedak saat mendengarkan penuturan mama mertuanya, satria tertawa melihat wajah syok alena, langit langsung memberikan alena minum saat alena tersedak, alena pun meminumnya seteguk

"insyaalah mah" balas alena


Lamgit berjalan menuju kamarnya, ia membuka knop kamar, ia baru saja pulang dari caffe bersama temannya padahal dia tidak ingin pergi tidak mau meninggalkan alena sendiri dirumah tapi karna alena yang menyuruhnya pergi jadi ia pergi

Langit pun masuk kedalam kamarnya, ia melihat alena sudah tidur dengan nyenyak, langit pun merapikan rambut alena yang sedikit berantakan

Dari merapikan rambu alena, kini mata langit menuju wajah alena, ia menatap setiap lekuk wajah alena, baginya ini kesempatan yang sangat brilian, kapan lagi ia akan melihat wajah alena sedekat ini

Langit menatap bibir alena yang pink, langit menelan salivanya melihat bibir alena yang terlihat sangat cantik

Langit sadar,  jangan gila batinya

Langit pun memalingkan matanya dari bibir alena takut jika ia hilang kendali dan menerjang alena nantinya, langit kini mendekatkan wajahnya dengan wajah alena, bibir langit maju  utk mencium kening alena

1 cm

Langit terhenti saat mata alena terbuka, lalu menatap langit dengan cepat langit berdiri menegakkan tubuhnya, padahal hampir saja ia akan mencium kening alena tapi gagal karena alena terbangun

"kakak mau ngapain"

"nggak ngapa-ngapain"

"gw mau tidur di sofa" lanjut langit lalu mengambil bantal-guling buat tidur di sofa, semenjak mereka berdua nikah mereka berdua tidak pernah tidur seranjang, karena langit tidak ingin alena gelisah tidur bersamanya

Langit menutup mukanya dengan guling, lalu berbalik tidak menghadap kearah alena, padahal alena sedang menatapnya sekarang, karena alena merasa langit sudah tidur alena pun kembali tidur

gini-gini gw laki-laki al masih punya nafsu' batin langit

Apakah langit sudah mulai mencintai alena, atau langit hanya....?

Penasaran terus baca yh

MY COLD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang