12. His Mentall Issue

1.3K 148 41
                                    

Hanya tinggal Jaera, Eunwoo, Jaehyun, June, Mingyu serta Jungkook yang tersisa di basecamp. Perkumpulan sudah dibubarkan sejak 30 menit yang lalu mengingat hari sudah mulai gelap, dan Taehyung memerintahkan Jungkook untuk membentuk rapat dadakan membicarakan soal pembagian tugas serta bagaimana cara mereka melakukannya.

Tapi tak ada satupun yang mengatakan sesuatu sejak 30 menit yang lalu. Jaera yang satu-satunya kaum hawa di sana, bahkan merasa tercekik dengan momen yang mereka buat di sana. "Ekhem. Bagus dong kalau kita menggantikan tugas Sehun hyeong. Artinya kita memiliki kuasa di organisasi itu kan?" June yang mungkin merasa tidak lagi kuat dengan momen saling diam mereka akhirnya mengutarakan pendapat.

Eunwoo menggelengkan kepala, tidak setuju. "Kuasa? Kita hanya anak baru. Tak mungkin V hyeong memberikan tugas berat itu tanpa sebuah rintangan."

Mingyu, serta June mengangguk bersamaan. "Lantas bagaimana?" tanya Mingyu.

Semua mata tertuju pada Jungkook yang sedari tadi masih duduk terdiam menatapi lantai. "Jungkook," tegur Jaera yang berada paling dekat dengannya.

"Daripada memikirkan bagaimana menjadi intel sekolah. Lebih baik kalian pikirkan soal bagaimana menutupi masalah pembunuhan masal di Vila yang kita lakukan beberapa minggu yang lalu."

Wajah keseluruhan member langsung berangsur pucat. Bohong kalau mereka bilang bahwa mereka baik-baik saja. Membunuh satu orang saja masalah bisa menjadi runyam. Apalagi yang mereka lakukan itu tidak hanya membunuh satu-dua orang tapi puluhan orang!

"Jujur saja, siapa yang membunuh paling banyak di sini?" tanya June tiba-tiba penasaran.

"Gila ya? Kau bangga membunuh banyak orang?" tekan Jaera dengan tatapan ngerinya.

"Aku hanya 15," jawab Eunwoo santai.

Wajah Jaera menatap Eunwoo bingung serta ngeri bersamaan.

"Aku sekitar 18 atau ... 19? Entah, aku lupa." Mingyu mengangkat bahu, seolah hal yang dikatakannya merupakan hal biasa saja. Sedangkan kalian bisa bayangkan betapa Jaera tertekan berada di sana. Betapa ngeri dan takutnya ia berada di antara pembunuh-pembunuh berselimut visual tampan yang mengelilinginya sekarang. Sangat wajar jika saat ini ia merasa ingin kabur dan berlari ke arah Taeyong yang menunggunya di luar basecamp.

Dan, bagaimana bisa Mingyu lupa berapa banyak orang yang ia bunuh malam itu? Bedebah gila.

"Apa hanya aku yang membunuh sekitar 20-an orang?" tanya June dengan nada bangga.

"Sudah, diam!" Jungkook bertitah.

Semuanya langsung mengatupkan bibir. Karena beberapa dari mereka baik Eunwoo, June, maupun Mingyu, hampir terkena timah panas Jungkook pada malam itu. Mereka masih ingat jelas mata Jungkook yang seperti terbakar api menatap orang-orang teler mencoba lari mendengar tembakannya.

"Kalau begitu, kita harus bagaimana?" tanya Jaehyun. Sedari tadi memang hanya Jaehyun yang mengobservasi rapat mereka dan menulisnya di note yang ia bawa. Karena itu ia lebih diam dari yang lain.

"Aku akan tanya langsung ke Sehun hyeong."

Dan, dengan adanya ucapan terakhir Jungkook, rapat ditunda sampai Jungkook bertemu Sehun.

***

Matahari sudah tenggelam di ufuk barat, langit yang jingga pun berubah menjadi berselimut gelap. Sudah beberapa kali Jea mencoba menghubungi Taehyung namun hanya suara dering yang menyapa telinganya. Sejak pulang dari sekolah, Taehyung dan Jea berpisah ke rumah masing-masing. Biasanya ketika dihubungi Jea, Taehyung akan mengangkat teleponnya sebentar atau membalas pesannya walaupun singkat. Tapi saat ini ia sama sekali tak mendapat hal itu.

Psycho Scenario ░ Kth ░Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang