Sudah seminggu kiriman bunga dari Dominik setiap pagi tetap saja selalu datang kerumahku. Terkadang aku membuangnya berkali-kali ke tong sampah dan terkadang juga aku memberikannya kepada sembarang orang. Aku tidak menyukainya lagi, tidak ada pikiran seperti wanita yang beruntung karena disukai lelaki kaya, karena bagiku dia benar-benar penipu ulung yang berotak sampah, bagaimana bisa dia masih merayu seorang perempuan saat dia sudah menikah dan memiliki istri? Laki-laki macam apa itu.
Tidak kuhiraukan setiap amplop surat yang selalu hadir bersamaan dengan bunga-bunga itu. Bahkan tidak kubuka apalagi membacanya, aku langsung membuangnya ke tong sampah dan menganggapnya tidak ada. Begitulah rutinitasku setiap pagi dalam seminggu ini, membuang bunga dan surat-surat darinya. Di akhir pecan seperti biasa aku bertemu dengan Arman pacarku. Kali ini dia memilih untuk membawaku ke Bogor. Dia bilang dia punya saudara yang punya villa disana, jadi dia mengajak teman-temannya dan membawaku juga kesana. Tentu saja aku tidak menolaknya, bagiku perjalanan ke luar kota sama seperti dengan liburan dan mungkin bisa merubah suasana hatiku menjadi lebih baik. Akhirnya aku dan Arman pergi ke Bogor, kami berangkat malam agar tidak macet dan motornya pun beriringan dengan teman-temannya. Hanya aku perempuan sendiri, namun aku tidak takut. Selama Arman bersamaku aku tidak akan pernah takut. Dia pasti menjagaku.
Minggu malam tepat jam 23.30 WIB kami tiba di sebuah villa yang Arman maksud. Vilanya cukup indah, berada di tengah perumahan dengan bangunan tingkat dua membuatnya terlihat lebih seperti hotel bintang dua. Arman mengajakku masuk, karena angin sangat dingin di luar. Sudah berkali-kali dalam perjalanan tadi Arman beristirahat karena tangannya kaku akibat kabut dan dingin yang kami tempuh. Aku segera menghangatkan badanku di kamar. Ada dua kamar yang tersedia disana, kata Arman satu kamar khusus untukku. Dia dan teman-temannya akan tidur di ruang tamu di depan televisi. Mereka juga berniat begadang malam ini, demi tujuan utama mereka yaitu main ps dan mobile legend. Aku pun mengiyakan Arman dan merebahkan tubuhku diatas kasur empuk beralas putih. Melihat langit-langit kamar yang terlihat bernuansa putih dan dinding kamar yang masih bersandarkan kayu. Persis didepanku ada sebuah jendela yang sudah ditutup. Aku menarik napas dalam, menutup mata sejenak. Sedikit rasa nyeri di punggungku karena duduk di motor lebih dari 3 jam, dan aku butuh meluruskannya barang beberapa menit.Setelah merasa baikan aku pun ke kamar mandi, sekedar mencuci wajah dan gosok gigi sebelum tidur. Kulihat Arman dan teman-temannya asyik bermain ps, dan Arman tersenyum saat ia melihatku keluar dari kamar mandi.
"Sudah mau tidur?" tanyanya.
"Iya, aku lelah. Aku tidur duluan ya." balasku.
"Iya." dia pun tetap tersenyum. Aku membuka pintu kamar dan kembali masuk. Kuambil kaus kaki bulu tebal berwarna pink yang sudah kupersiapkan dalam tasku.Udara dingin tetap dapat menembus hawa kamar ini dan membuatku tetap merasa dingin. Sayangnya tidak ada penghangat ruangan disini. Aku memakainya dan menarik selimut, membenamkan seluruh tubuhku ke dalam selimut. Baru beberapa menit kupejamkan mataku aku mendengar hp ku bordering dan membuatku terbangun. Meraih tasku dan mengambil hp dari dalam tasku. Nomor baru sedang menelepon disana, aku segera membuka mataku lebar. Jangan bilang kalau ini ternyata Domino lagi! Setelah seminggu aku menghiraukannya dan dia juga tidak pernah menghubungiku apakah ini memang dia? Ahhh,,,tidak akan kubiarkan dia merusak liburanku. Aku mematikan teleponnya dan meletakkan hp di kasur. Berusaha kembali memejamkan mata dan tidur. Tak berapa lama, hp itu berbunyi kembali, dari nomor yang sama. Kembali ku reject, lalu dia menelepon lagi, kembali ku reject, hingga akhirnya di panggilan ke lima aku benar-benar mematikan hp ku.Aku tidak ingin lagi mendengar nada dering itu. Setelah itu tidak ada suara dering lagi. Aku senang, sangat senang, merasa tenang dan nyaman. Kupejamkan kedua mataku dan dalam beberapa menit sayup-sayup kudengar ketukan pintu kamarku. Aku mencoba memastikan apakah itu memang ketukan di pintu kamarku, dan semakin lama suara ketukan itu semakin pasti.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY WEIRD RICH MAN
Teen FictionBerkisah tentang seorang penulis yang tiba-tiba diajak menikah oleh seorang lelaki kaya yang baru saja dikenalnya selang lima menit setelah perjumpaan pertama mereka.