"Selamat datang"
Aku mendengar sebuah suara yang sangat jelas dan melihat seorang wanita disana. Betapa terkejutnya aku ketika melihat bahwa suara itu berasal dari orang yang aku kenal. Agnes, dia ada dalam ruangan itu dan berdiri tepat didepan sebuah pintu. Ruangan itu bulat dan sangat cerah, lampunya menyilaukan mataku. Ada beberapa pintu di dalam ruangan itu, dan aku tidak tahu pintu menuju kemanakah itu. Yang aku tahu adalah aku melihat ada setiap satu orang yang berdiri didepan satu pintu. Dan mereka semua ada lima orang. Mereka terlihat sinis dan tanpa senyum. Aku memicingkan mataku, memastikan bahwa itu adalah Agnes dan aku memang tidak salah, itu adalah Agnes. Apa yang dia lakukan disini?
"Agnes?" aku lirih memanggil namanya. Dia pun tersenyum sinis.
"Mudah juga untuk membawamu kesini. Dominik berhasil rupanya, dan kau pasti percaya dengan semua yang kuceritakan" ucap Agnes. Dan dia tertawa sedikit.
"Siapa namanya?" seseorang tiba-tiba bertanya. Dan dia berada di arah utara pintu, seorang lelaki yang aku tidak kenal siapa namun kelihatannya masih muda.
"Fitri" jawab Agnes, dia tidak membiarkanku menjawab namaku sendiri. Lalu tiba-tiba mereka semua berjalan menuju kearahku, mengelilingiku dan melihatiku dari atas hingga ke bawah.
"Apa yang kalian inginkan?" aku akhirnya bersuara.
"Seperti yang kau tahu, bahwa kau akan mencoba melewati tes ini. Jadi persiapkanlah dirimu." ucap salah satu dari mereka. Aku menarik napas panjang.
"Berapa usiamu Fitri?" tanya salah satunya lagi, kali ini seorang wanita, berambut pendek dan aku tebak usianya berkisar sekitar empat puluh tahunan.
"23" jawabku datar.
Aku mencoba mengamati wajah mereka satu persatu, mereka memakai kalung yang sama. Mungkin kalung persatuan keluarga mereka.
"Apa tes yang harus aku lakukan?" tanyaku lagi tidak sabar.
"Kau akan segera mengetahuinya. " Seseorang tiba-tiba membuka pintu dan masuk entah dari mana. Ternyata setiap pintu itu mungkin terhubung ke ruangan lainnya. Aku memperhatikannya, dia membawa sebuah kursi dan bergerak ke arahku.
"Duduklah" pinta mereka. Aku mengikuti apa yang mereka katakan.
"Mengapa kau mau melakukan ini?" tanya salah seorang lagi.
"Aku hanya ingin membuktikan bahwa tradisi dan kutukan itu hanya cerita palsu" jawabku. Dan mendengar itu mereka semua tiba-tiba tertawa.
"Tentu saja. Hanya orang bego yang mempercayai itu."
"Maksudmu kau mengatakan bahwa Dominik bego?"
"Yah. Dia terlalu bodoh. Mmm, namun baguslah karena itu tidak akan menyusahkan dengan kebodohannya." Aku tersinggung mendengar kalimat itu.
"Mengapa kalian begitu tega membodohinya?" aku berkata cukup lantang.
"Karena dia tidak boleh salah memilih pasangan. Dominik selalu jatuh cinta pada orang yang tidak tepat."
"Seperti apa orang yang tepat bagi kalian?"
"Hmmm" tidak ada satupun yang menjawab. Mereka terlihat sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Kenapa? Tidak ada yang bisa menjawab?" tantangku. Seseorang mendekatiku dan mengangkat daguku. Melihat tepat ke manik mataku dan bernada mengancam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY WEIRD RICH MAN
Novela JuvenilBerkisah tentang seorang penulis yang tiba-tiba diajak menikah oleh seorang lelaki kaya yang baru saja dikenalnya selang lima menit setelah perjumpaan pertama mereka.