Keesokan harinya...
Aku sudah bangun tatkala aku merasakan cahaya matahari masuk keruanganku melalui jendela kecil diatas. Aku merasakan hangatnya mentari dan berusaha mengumpulkan semua sisa semangatku yang tersisa untuk hari ini. Semestinya ini sudah pagi dan mereka sudah bersiap-siap untuk pernikahan hari ini. Aku berusaha menenangkan diriku, melihat-lihat pintu dan mendengar dengan seksama. Menunggu mereka membuka pintu dan membawaku ke pernikahan itu, entah dengan menyekapku di mobil atau apalah itu. Aku tidak peduli, pada akhirnya aku bisa melihat Dominik dan merasakan rasanya udara luar kembali. Walaupun mungkin ini hari terakhirku. Aku terus fokus melihat ke pintu, duduk dan menunggu selama berjam-jam, namun belum ada penjaga yang membukakan pintu dan membawaku sesuai dengan khayalanku. Aku terus menunggu hingga akhirnya aku mendengar suara gagang pintu berderik dan pastilah ada seseorang yang ingin masuk. Semangatku langsung terpompa dan aku dengan sigap berdiri, bersiap untuk dibawa. Namun seseorang yang berdiri dihadapanku membuatku sangat terkejut. Dia bukan salah satu penjaga yang aku kenal selama aku disini, dia juga bukan Susan. Tapi aku mengenalnya, pernah bertemu dengannya, dan aku tahu siapa dia.
"Ibu Dominik?" aku mengucap terbata, memicingkan mata dan berusaha meyakinkan bahwa ingatanku tidak salah. Dia langsung berlari menghampirku dan menangis. Aku tidak tahu mengapa dia bisa ada disini dan aku tentu saja sangat penasaran. Aku membiarkannya memelukku dan menangis dipelukanku untuk beberapa saat. Hingga ia berucap sesuatu.
"Maafkan aku" katanya. Aku mencoba melepaskan pelukannya dengan pelan dan melihat matanya yang sembap. Terakhir kali aku melihatnya dia masih kelihatan bugar dengn wajah penuh riasan yang segar. Kini dia terlihat lebih kurus dengan mata yang sayu.
"Bagaimana ibu bisa sampai disini?" tanyaku.
"Aku berusaha mencari tahu keberadaanmu, aku pikir aku sudah terlambat. Tapi aku berharap aku belum terlambat." katanya berusaha meyakinkan dirinya.
"Tapi kenapa? Kenapa mencariku?"
"Karena Dominik benar, kau satu-satunya harapan kami. Banyak sekali yang ingin kuceritakan padamu,tapi kita tidak punya banyak waktu." katanya. Aku menggeleng, ingin sekali tahu apa yang telah terjadi selama aku berada diruangan ini. Mengapa ibu Dominik tiba-tiba bertingkah seperti ini.
"Akan aku ceritakan setelah kita berhasil keluar dari sini, aku telah menyogok penjaga diluar sana untuk bisa bertemu denganmu, dan Susan tidak tahu semua ini. Untungnya dia sedang sibuk persiapan untuk pernikahan hari ini jadi baru hari ini aku bisa kesini untuk membebaskanmu. Dengarkan aku, kita akan keluar dari sini. Aku akan keluar sebentar dan menyuruh penjaga-penjaga itu untuk membelikan makanan keluar dan aku akan menjagamu. Segera setelah mereka keluar, kita langsung kabur dari tempat ini. Mengerti" ucapnya lancar. Aku melihat ke matanya, dan ada banyak kerutan disana, namun dibalik semua itu ada banyak harapan dan kesedihan yang tersimpan disana. Aku berusaha menetralkan perasaan dan pikiranku dan fokus dengan apa yang dia katakan. Aku berusaha melupakan apa yang pernah dia dan keluarganya lakukan terhadapku. Ada banyak sekali pertanyaan dalam benakku namun aku menyimpannya terlebih dahulu. Dia benar, kami tidak punya banyak waktu.
"Mengerti." aku menganguk dan mengikuti perintahnya.
"Ok, bersiaplah, Saat aku member aba-aba langsung keluarlah." katanya. Aku mengangguk paham. Dia lalu berjalan pelan keluar, dan aku tidak bisa mendengar jelas percakapannya dengan penjaga. Namun beberapa saat hening dan tidak ada suara lagi, aku menggigit bibir bawahku, berpikir apakah ini semua mimpi atau halusinasiku. Aku mencubit diriku dan ini memang kenyataan. Aku sempat takut ini semua tidak akan berhasil, jadi aku cemas. Namun tidak berapa lama, aku melihat ibu Dominik mngisyaratkan agar aku segera keluar. Aku melangkah cepat dan tidak ada lagi orang disana. Dia langsung merangkul lenganku dan mengajakku pergi dengan cepat. Aku sempat berhenti didepan pintu, merasakan udara dan angin yang menerpaku yang tidak pernah lagi kurasakan selama berminggu-minggu ada diruangan itu. Dan aku merasa sangat bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY WEIRD RICH MAN
Teen FictionBerkisah tentang seorang penulis yang tiba-tiba diajak menikah oleh seorang lelaki kaya yang baru saja dikenalnya selang lima menit setelah perjumpaan pertama mereka.