Aku bisa merasakan sebuah tangan yang menarikku dari cengkaraman kuat di lenganku. Aku bisa mengenal aroma kuat dari sosok yang sangat kukenal. Dan aku bisa merasakan tubuh kecilku berpindah tangan dan keluar dari cengkraman itu. Lalu mendarat dalam pelukan tubuh seseorang yang membuat oase hatiku bagaikan tersiram tetesan air yang sejuk. Aku tetap menutup mataku, masih berdebat apakah yang aku rasakan ini hanya khayalanku atau benar terjadi pada diriku. Aku takut membuka mataku, namun kurasakan pelukan itu semakin hangat dan menarikku. Dan aku memutuskan untuk membuka mataku, benar saja ini bukan mimpi atau khayalan. Air mataku mengalir begitu keras. Dominik sedang memelukku, dia sedang memelukku erat dan tubuhnya bergetar. Dia menangis, aku bisa merasakan tetesan air yang membasahi bahuku. Dia sadar, dia mengingatku.Oh God, apakah sekarang dia benar-benar telah mengingatku? Apakah ingatannya sudah kembali.
"Kau datang Fitri. Kau kembali. Aku ingat aku menunggumu sangat lama, berharap kau akan datang namun aku tidak menemukanmu disana. Kupikir aku sudah tidak punya harapan, mereka semua membohongiku. Termasuk keluargaku sendiri. Aku ingat semuanya, aku ingat sekarang!" ucapnya terbata sambil meringis dan sesenggukan. Aku membalas pelukannya erat dan mengelus punggungnya. Berusaha menenangkannya.
"Maafkan aku. Maafkan aku yang tidak mendampingimu saat itu. Maafkan aku Dominik" ucapku dan aku hanya bisa berusaha membuat dia merasa tenang. Dominik melepaskan pelukannya.
"Kemana saja kau selama ini?" dia mengguncang lenganku.
"Aku disekap oleh suruhannya Susan. Mereka mengurungku dalam kamar yang sempit. Mereka bahkan mengancam akan membunuhku. Aku tidak menjumpaimu karena aku diancam setelah tes tradisi itu. Kau dipermainkan selama ini, dan Susanlah dalang dibalik semuanya. Bahkan dia yang menghilangkan ingatanmu dengan menyuruh dokter menyuntikkan obat padamu saat kau sedang koma." ucapku. Kali ini aku percaya Dominik akan lebih mempercayaiku. Dominik terlihat marah, marah sekali. Ia kembali memelukku dan mencium keningku. Dan sesaat setelah dia melepaskan pelukannya, dia lalu melihat kebelakang. Memandang Susan dengan tajam.
"Kau!" ucapnya penuh dengan amarah. Susan terperanjat, merasa tersudut karena nampaknya Dominik sudah tidak bisa diajak bekerjasama. Dia tampaknya sudah bangun dari tidur panjangnya.
"Teganya kau melakukan ini semua kepadaku dan keluargaku Susan! Aku tidak akan mengampunimu!" Dominik menggemertakkan giginya, melihat tajam Susan seolah singa yang lapar ingin melahap santapannya. Susan menciut, dia mundur beberapa langkah.
"Penjaga!" dia langsung memanggil orang-orang suruhannya yang masih berada disana. Mereka langsung mendekatinya.
"Kau harus menikahiku!" katanya pada Dominik setelah dia merasa aman karena sudah ada beberapa orang kekar yang siap menjaga dirinya disampingnya.
"Mimpimu terlalu tinggi! Aku tidak akan pernah menikahimu. Pernikahan ini batal." ucap Dominik keras dan lantang. Ibu Dominik tersenyum, ia terlihat sangat lega. Namun kalimat itu seolah petir yang menggelegar dan menyambar hati Susan. Ia terlihat sangat marah. Ayahnya yang sedari tadi memperhatikan melangkah dan maju ketengah-tengah kami. Kali ini dia berpikir harus ikut campur.
"Apa yang kau katakana Dominik! Jangan membuat malu keluarga kami! Dan kau tahu kau tidak akan bisa membalas semua kebaikan kami pada keluargamu. Jadi berbaik hatilah pada anakku atau kau akan menyesal seumur hidupmu!" ucapnya dan ia menunjuk tangannya ke wajah Dominik. Dominik sebelum berkata apapun disela oleh seseorang yang tiba-tiba bersuara dari belakang. Yah, itu ayah Dominik. Dia berdiri dengan kakinya yang susah untuk berjalan. Tampaknya waktu yang telah berlalu membuatnya pernah mengalami stroke ringan dan menyebabkan kakinya sedikit terpincang, dan aku tidak tahu itu. Mungkin itu terjadi setelah aku disekap.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY WEIRD RICH MAN
Teen FictionBerkisah tentang seorang penulis yang tiba-tiba diajak menikah oleh seorang lelaki kaya yang baru saja dikenalnya selang lima menit setelah perjumpaan pertama mereka.