0.2

731 127 8
                                    

Jieun lagi misuh-misuh ditemenin sama Chanyeol di tempat makan langganan "Geprek Mas Boy"

Ini untung ayam geprek mas boy gurih banget terus sambelnya pedes gak pake jeda. Jadinya lagi kesel makin kesel aja. Mana gak ada aer putih gratis, jadi tiap tegukan aqua nambah bayar!

"EMANG DASAR DOSEN SIALAN! ANJIR! KALO BENCI TUH HARUSNYA TETEP PROFESIONAL" omel Jieun

Orang-orang yang lagi pada makan disitu langsung pada ngeliatin. Chanyeol yang ujung-ujungnya sibuk minta maaf.

"berisik ah lo, kalo mau teriak2 jangan disini!" bisik chanyeol

"BIARIN!" makin kenceng ngomelnya wkwk

Chanyeol geleng-geleng kepala, pusing banget punya temen satu doang begini. Untung cuma satu, kalo lebih bisa keriput dini Chanyeol.

💛


Jiyong membuka lembaran demi lembaran target yang selama atu minggu ini harus di kuasai oleh anak didiknya. Selain bekerja sebagai dosen dan memiliki jabatan Ketua Jurusan, Jiyong juga memiliki rumah bimbel yang namanya senter dibicarakan oleh publik. Setiap siswa yang bimbel disini 98% terpercaya akan masuk ke universitas yang dituju ataupun target lainnya.

Khusus Jiyong dia menghandel bagian "olimpiade" khususnya OSN, LMNAS, dan lainnya.

Jiyong adalah salah satu tutor terpercaya pilihan orang tua murid dalam mempercayakan anaknya untuk dilatih olimpiade.

Kesuksesan karir Jiyong tidak seindah itu, ia merintis segalanya dari 0 dan jatuh bangun itu amat ia rasakan. Segala kesuksesannya saat ini tidak lepas dari usaha maksimal dan doa yang selama ini ia lakukan.

Tapi ada yang tidak sesuai dengan harapannya, yaitu anak bimbingan yang kemarin baru saja menemuinya. jiyong paham betul dengan gadis satu itu

Lee jieun namanya...

Tiga kali bertemu di mata kuliah Kalkulus membuat Jiyong hapal dengan setiap kebiasaan mahasiswanya. Pada dasarnya Jiyong memang suka memperhatikan anak-anak yang menurtnya kurang fokus dalam pelajaran. Dan Jieun ini masuk kedalam salah satunya.

Jieun termasuk anak yang sering bahkan sangat sering masuk kelas mepet jam kuliah dan beberapa kali terlambat. Ketika pelajaran pun ia lebih sering ngobrol dengan temannya, ketika disuruh mengerjakan kedepan dia suka bingung sendiri. Jiyong beneran tepok jidat sama mahasiswi satu ini.

Jiyong tau kok kalau anak ini hanya malas saja, tapi tidak bodoh. Jieun selalu rajin mengumpulkan tugas, terlepas entah darimana jawaban tugasnya tersebut. Ia pun rajin mencatat setiap penjelasan Jiyong dikelas, walau sudahnya ia kembali ngobrol.

Salah satu moment yang paling Jiyong ingat adalah saat semester 5, waktu itu semua tugas memang harus dikumpul sebelum kelas berakhir dan saat kelas berkahir Jiyong langsung keluar sembari membawa tugas yang telah dikumpul. Disinilah tragedi terjadi, salah satu mahasiswi tiba-tiba heboh sendiri karena baru menyadari jika tugasnya masi ada di antara buku mata kuliahnya dan belum di kumpulkan.

Mahasiswi itu tidak lain adalah Lee Jieun

"pak tugas saya belum dikumpul.."

"jam pelajaran sudah selesai, saya tidak terima lagi"

"yahh pak, tolong pak! Saya udah ngerjain tugas bapak sampe begadang pak semalam"

"saya gak nyuruh kamu begadang, tugas itu sudah saya kasih tiga hari sebelumnya"

Setelah percakapan itu, niatnya Jiyong mau langsung pergi. Tapi ternyata anaknya malah tetep berdiri di tempat. Pas jiyong liat-liat lagi ternyata matanya udah berkaca-kaca. Mau gak mau jiyong balik lagi dan ngambil kerta tugas di tangan Jieun

"lain kali jangan seperti ini lagi"

"makasih ya pak"

Suaranya udah geter, jadi Jiyong antara kasian tapi juga pengen ketawa haha.

Kalo diinget-inget anak satu itu bener-bener ada aja tingkahnya, dan sekarang Jiyong jadi pembimbingnya? Jiyong beneran gak mengharapkan hal ini.

💛

Jieun mengayun-ngayunkan kakinya, menunggu pria yang saat ini masi sibuk dengan tugas akhirnya di dalam ruangan dosen.

Tidak lama seorang pria ber jas putih keluar dari ruangan dosen membawa setumpuk kertas tugas akhirnya. Jieun tersenyum menyambutnya.

"lama ya? Maaf... Maaf... " ucap pria itu meminta maaf sembari duduk disamping Jieun dan membereskan berkasnya

"lumayan sih, sebagai hukuman kamu harus traktir aku makan" ucap Jieun serius

"siap tuan putri" pria itu hanya menjawab legowo sembari tersenyum

Jieun seneng banget liat senyum pria satu ini, pria yang tak lain sudah dua tahun ini mengisi hari-harinya. Seorang pria yang amat pengertian yang membuat seorang Lee Jieun yang keras kepala menjadi luluh.

Zhang Yixing atau biasa dipanggil Lay

Itulah nama pria yang tidak lain adalah pacar Jieun selama dua tahun ini

"Gimana kak bimbingan nya?" tanya Jieun begitu Lay duduk di sebelahnya merapikan berkas

"masi revisi nih, kamu gimana? Udah nemuin pembimbing yang 'itu'?" Lay sedikit menekankan pada kata-kata 'itu' lantaran mendengar cerita tentang bagaimana Jieun tidak menyukai pembimbing tersebut

"ya gitu deh, kena marah aku sama dia karena baru nemuin dia kemarin" adu Jieun

"ga marah kali, cuma di peringati kan? Kan udah kakak bilangin, nota dinas itu langsung di urus. Kamu udah mau dua minggu baru di urus.." Lay ikutan menasihati Jieun

Jieun tambah cemberut

"kena marah mulu aku.. " gerutu Jieun kesal

Lay tertawa melihat ekspresi Jieun

"ayo kita beli makanan enak, biar kamu gak bete" ajak Lay bangkit sembari mengulurkan tangannya kepada Jieun

Dengan perasaan setengah kesal Jieun tetap menyambut uluran tangan Lay dan beranjak dari tempat itu.



💛





"kak sebelum pulang mampir toko kue dulu ya" ajak Jieun

Keduanya berjalan setelah selesai makan di salah satu Mall

"mau beli kue buat ibu?" tanya Lay

"engga, ibu udah aku beliin kue kemaren. Mau beli kue untuk Mamah, udah lama gak ketemu Mamah semenjak semester akhir ini" jawab Jieun

Mamah adalah panggilan Jieun untuk orang tua Lay. Karena Lay pun memanggil ibunya dengan sebutan 'mamah'. Jieun dan keluarga Lay memang sudah cukup dekat. Orang tua Lay kenal baik dengan Jieun, begitu pula sebaliknya.

"iya ya, kapan-kapan akhir pekan kita harus jalan bareng ya" ajak Lay

Jieun mengangguk setuju

Saat keduanya tengah berjalan, Jieun seperti melihat seseorang yang tak asing. Ia seperti melihat dosen pembimbing nya yang tak lain adalah Pak Jiyong.

"Pak Jiyong bukan sih?" gumam Jieun sembari mengerjap-ngerjapkan matanya tak percaya, lantaran pria yang Jieun curigai Pak Jiyong tersebut sedang menggandeng seorang anak laki-laki.

"gimana bih?" tanya Lay

"hah? Ah, enggak... " jawab Jieun mengalihkan pandangannya kepada Lay

"yaudah ayo pulang, nanti kamu kemaleman"

Jieun mengangguk, sembari mengikuti Lay yang telah menggenggam tangannya Jieun kembali melihat tempat tadi dan sudah tidak menemukan siapa-siapa disana.

"kayanya tadi emang salah liat deh" batin Jieun

Unpredictable [Gd-Iu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang