"ini kamu rapikan terlalu bertele-tele di hapus saja, lalu kamu tambahkan dari data pra penelitian kamu. Lalu ini tambahkan daftar nilai siswa nya, lalu lampirkan foto jawaban pra penelitian anaknya"
"semua pak?"
"ya enggak dong! Dua atau tiga anak saja, sebagai sample. Bukti bahwa anak memang kurang paham konsep dari soal tersebut"
Jieun mengangguk paham. Sudah 2 jam lebih keduanya berkutat di depan laptop, lebih tepatnya Jieun yang sibuk di depan laptopnya. Pak Jiyong sibuk membaca buku, entah buku apa yang ia baca Jieun tidak tau. Soalnya bahasa inggris!
"beres pak!!" Jieun menyerahkan laptopnya kepada Pak Jiyong untuk diperiksa.
Jiyong mulai memeriksa hasil revisi Jieun dengan teliti. Kali ini harus acc! Bisa-bisanya anak bimbingan Prof Jiyong dikasi revisi oleh PA 1, gak sopan.
"oke, ini sudah benar" ucap Jiyong
"bener pak? Akhirnya Ya Allah!!!!" Jieun bernafas lega sembari merenggangkan badan dan tangannya yang super pegal sedari tadi mengetik
"nanti rumusan masalahnya kamu pelajari lagi lalu kamu tandai jawaban dari rumusan masalah itu ada di halaman berapa. Sebisa mungkin usahakan tidak usah membaca lagi, biar Prof Jisung yakin kalau kamu sudah paham. Bisa?" tanya Jiyong melihat Jieun
"bisa pak!" jawab Jieun yakin
Ini posisinya Jiyong di kursi, Jieunnya duduk di karpet seperti biasa. Tentu saja hal ini dilakukan untuk mempermudah proses ketik-mengetik.
"pak saya penasaran satu hal deh" ucap Jieun serius
"apa?"
"sebenernya kaya gini tuh boleh gak sih pak? Maksudnya bapak ngebimbing saya diluar jam kuliah" tanya Jieun risau
"kalau sebagai dosen ya sebenarnya tidak boleh, tentu saja dilarang bimbingan diluar jam kuliah" jawab Jiyong menggantung
Jieun mikir keras, jadi maksudnya?
"jadi bapak disini bukan sebagai dosen saya?" tanya Jieun lagi
"menurut kamu?"
"bukan! Soalnya bapak juga style nya santai sih, jadi bapak kesini sebagai apa?"
Jiyong telihat berfikir sejenak, ia memilih jawaban yang baik untuk diucapkan. Sementara itu Jieun menanti jawaban Jiyong dengan serius.
"anggap saja saya senior kamu, saya mengajari kamu sebagaimana pengalaman saya ketika S1 dulu. Kalau di kampus saya dosen kamu, dan saya akan membimbing kamu sebagaimana dospem membimbing mahasiswanya. Kalian semua sama ketika di kampus, semua mahasiswa saya" jelas Jiyong
Ada sebersit perasaan kecewa begitu Jieun mendengar jawaban Jiyong. Tapi kalau difikir jawaban Jiyong ada benarnya sih. Setidaknya Jieun tidak risau lagi setelah mendengar jawaban Jiyong. Jieun khawatir saja takut dikira Pak Jiyong tidak adil.
"udahan dulu belajarnya, nih ngemil dulu" ibu datang sembari mambawa kue manis dan gorengan
"repot-repot ibu, jadi enak.." ucap Pak Jiyong sembari membantu mengambil piring yang dibawa ibu
Jieun menyerngit heran, sumpah aneh banget rasanya mendengar Pak Jiyong ngelawak kaya tadi. Bisa bercanda juga ternyata dia?
"ibu mah suka di repotin sama calon.." sahut Jungkook tanpa dosa, padahal dia baru saja masuk kedalam rumah. Jieun langsung menatap adiknya itu dengan pelototan tajam.
Jiyong tertawa mendengarnya. Ibu sudah bisa menebak apa yang akan terjadi setelah ini.
"apasih! Mandi sana, baunya sampe sini" Jieun meledek Jungkook sembari menutup hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable [Gd-Iu]
FanfictionBerawal dari keterlambatan mengumpulkan tugas, Lee Jieun merasa itu adalah awal mula seorang Dosen Killer tidak menyukainya. Jieun merasa sial setiap bertemu dengan dosen tersebut, puncaknya Jieun mendapati dirinya adalah anak bimbingan dari Dosen K...