Jiyong memasuki rumahnya lewat pintu utama. Pekarangan rumah sudah ramai dengan mobil-mobil yang terparkir, berarti acara mungkin sudah dimulai. Entahlah, ini acara orang tuanya, ia tidak berminat sama sekali untuk bergabung. Jiyong langsung menuju kamarnya untuk menaruh barangnya dan berganti pakaian.
"raden mas ada yang mau dibantu?" tanya seorang pelayan menghampirinya
Jiyong memperhatikan pelayan tersebut. Sepertinya pelayan ini baru bekerja dirumahnya.
"gak ada, anter makanan ke gazebo aja. Saya mau mengerjakan pekerjaan saya disana" jawab jiyong sembari berlalu
Pelayan itu mengangguk, mengiyakan permintaan Jiyong
"oiya, satu lagi. Jangan panggil saya raden mas!"
Setelah berkata demikian jiyong melanjutkan langkahnya menuju kamar
Akhir-akhir ini ada banyak pekerjaan yang cukup menumpuk dan membuat jiyong sakit kepala. Ditambah jadwal yang padat membuat jiyong belum sempat menyalurkan hoby nya lagi. Jiyong membawa laptop nya menuju gazebo untuk menyicil pekerjaannya dirumah. Jiyong pun hanya mengenakan kaos hitam polos dengan celana bahan panjang.
Jiyong melihat ada yang sedang duduk di tempat favoritnya itu. Bukan, lebih tepatnya ia sedang menidurkan kepalanya di atas meja. Seorang wanita dengan rambut yang diikat asal sedang menidurkan kepalanya di atas meja dengan laptop yang terbuka.
Jiyong berjalan mendekat dan melihat file yang terbuka di laptop wanita itu. Ah, tidak salah lagi ini pasti Lee Jieun pikir Jiyong.
"kayanya tempat nyaman pun ga ngaruh untuk kelancarakan skripsi gue deh" gumam wanita itu
"gimana mau ngaruh kalo kamunya males-malesan terus" komentar jiyong
Jiyong beneran gak tahan untuk gak berkomentar
Wanita itu langsung terbangun begitu mendengar suara Jiyong. Dn ekspresinya dua kali lebih kaget begitu melihat Jiyong yang ada di hadapannya sekarang.
"Pak Jiyong" teriaknya histeris
Sementara jiyong hanya menatap wanita itu datar, tanpa ekspresi apapun. Jiyong hanya melangkahkan kakinya di kursi yang panjang itu untuk bergabung duduk disana. Jiyong dengan santainya membuka laptopnya tanpa menghiraukan Lee Jieun sama sekali.
Lain hal nya dengan jieun yang super heboh
"bapak ngapai disini? Ikutan acara amal? Atau gimana pak? Atau kenalan bapak disini? Atau gimana pak?" tanya Jieun bertubi-tubi
"ini rumah saya" jawab Jiyong santai
Jieun menutup mulutnya tak percaya, kali ini ekspresinya lebih terkejut dari sebelumnya. Jiyong diam-diam tertawa melihat setiap perubahan ekspresi Jieun.
"kok bisaaaa???" tanyanya histeris "..enggak, maksudnya gimana ya! Maksudnya kok bisa dunia sempit banget gitu pak. Maksudnya kok bisa saya ketemu bapak dirumah bapak"
Jiyong tertawa kecil
"ibu saya kan teman ibu kamu" ucap Jiyong nyantai
Jiyong ini dari tadi ngomonnya nyantai aja gitu loh, sedangkan Jieun itu udah hah? Hah? Terus! Sangking kagetnya
"jadi dari awal bapak tau saya dong?" tanya Jieun penasaran
"enggak juga, penting amat saya tau kamu dari awal"
Jieun tersenyum kecut mendengar jawaban dosennya tersebut. Gak bisa manisan dikit apa kalo jawab?
"terus pak, berarti bapak masih keturunan ningrat dong?" tanya Jieun makin penasaran

KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable [Gd-Iu]
FanfictionBerawal dari keterlambatan mengumpulkan tugas, Lee Jieun merasa itu adalah awal mula seorang Dosen Killer tidak menyukainya. Jieun merasa sial setiap bertemu dengan dosen tersebut, puncaknya Jieun mendapati dirinya adalah anak bimbingan dari Dosen K...