2.

1.1K 53 1
                                    

"Neth"

Anneth menoleh, dilihatnya friden tengah berlari mendekatinya

"ada apa den?" tanya anneth ketika friden sudah berada tepat di depannya. Dia tersenyum, sebenarnya anneth agak bingung, kenapa friden tersenyum?

"balik bareng gue yuk" ajaknya. Anneth kan sudah janjian bersama deven tadi, deven pasti sudah menunggu di dekat halte samping sekolah seperti biasa. Anneth harus pintar mencari alasan

"gue mau kerkom dulu den, lo duluan aja" jawab anneth tersenyum kaku

"yahh...gue anter deh" ternyata friden ini keras kepala. Membuat anneth kesal rupanya

"gausah gue bilang. Gue bisa sendiri" jawab anneth dengan ketus sambil berlalu meninggalkan friden. Apa boleh buat, friden hanya bisa mendesah berat. Kapan ia bisa menyatakan cintanya pada anneth..

Eh? Friden ingin menyatakan cinta? Friden mencintai anneth kah? Kalau sudah seperti ini sih gawat. Bahaya jika persahabatan ini hancur hanya karena satu wanita

Wanita racun duniaaa

***

"deven maaf" panggil anneth setelah berlari lari tadi, ia tak mau membuat deven menunggunya terlalu lama. Deven tersenyum melihat kekasihnya kini berkeringat kelelahan

"kok lari?"

"takutnya kamu ngambek nungguin lama" jawab anneth. Lagi lagi deven tersenyum, anneth benar benar menggemaskan!

"yaudah yuk naik" anneth mengangguk dan langsung naik ke atas motor besar deven sambil memeluknya erat

"neth, hp aku bunyi" teriak deven agar anneth mendengarnya karena tertutup oleh helm full face nya

"ke pinggir dulu aja dev"

Deven mengangguk lalu berhenti di pinggir jalan, dan segera mengecek ponselnya.

"hallo cha?"

"Dev, lo sama anneth?"

"iya kenapa?"

"kumpul sini yuk, gue sama yang laen lagi ada di cafe biasa"

"oke gue otw"

Setelah mematikan sambungan telpon, deven segera memasukan kembali hp nya ke dalam saku jaket "neth, ucha ngajak kumpul. Mau ikut?"

"ayo" tanpa basa basi lagi deven segera menancapkan gas nya menuju cafe tempat biasa mereka kumpul

***

"akhirnya sampe juga lo berdua" gogo menyapa deven dan anneth yang baru sampai. Keduanya pun segera duduk.

Deven dan anneth duduk berjauhan. Tapi ada yang aneh dengan friden, sedari tadi ia menatap anneth. Jelas anneth tau! Kan tadi anneth beralasan ada kerja kelompok, trus kenapa sekarang ia ada disini?..

"neth, bukanya tadi lo ada kerja kelompok? Kok bisa bareng deven kesini?" tanya friden akhirnya. Anneth gelagapan, ia melirik deven sekilas, tapi deven sepertinya tidak peka..ck!

"itu..tadi..gue ga jadi kerkomnya" anneth menjeda ucapannya "trus gue di telpon deven katanya pada ngumpul yaudah deh gue minta jemput deven..hehe"  alasan yang cukup masuk akal sebenarnya. Tapi entah friden percaya atau tidak

"Oh. Oke" friden mengangguk walau dalam hatinya masih sedikit tidak percaya. Dari sejak dulu sebenarnya friden selalu iri pada deven yang lebih dekat dengan anneth. seperti sekarang, friden iri karena deven lah yang berhasil berboncengan dengan anneth

Deven melirik anneth yang kini menatapnya juga, deven mengedipkan matanya genit membuat anneth tersenyum. Dan, saat itu friden melihatnya.. Pikirannya berkecamuk antara curiga akan suatu hal dan cemburu?

"Gue harus deketin anneth" batin friden

"neth" panggil friden

"iya?" jawab anneth mengalihkan pandangannya kepada friden

"balik bareng gue ya? Please, gue maksa" friden memohon dengan tangannya. Anneth melirik deven sesaat, deven tersenyum menandakan ia tidak apa apa jika anneth pulang diantar friden

"iya oke" jawab anneth terpaksa tapi membuat senyum tercipta dibibir friden. Ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan langka ini!!!

"yuk neth" ajak friden ketika mereka semua siap siap pulang. Anneth mengangguk, lalu mengekori friden dari belakang. Deven hanya menatap kekasih rahasianya itu pergi dengan sahabatnya. Anneth tersenyum pada deven sebelum akhirnya hilang dari balik pintu

***

❤❤

The Secrets [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang