5.

872 42 0
                                    

Deven memegang kepalanya, mengantar wanita berbelanja rasanya begitu lama, dari siang hingga kini malam, ucha masih mengajaknya berputar putar mall, tak segan tangannya ia kaitkan pada deven membuat beberapa orang kadang melirik ke arah mereka, deven jadi risih. Awalnya ucha minta diantar ke toko buku, memang mereka kesana tapi tidak sampai 10 menit, setelah itu ucha mengajaknya ke beberapa toko baju dan pokoknya mengelilingi seisi mall. Jenuhhh

Sekarang mereka tengah berada di salah satu tempat makan. Ini pun deven yang mengajak, kalau tidak, mungkin sekarang mereka masih berputar putar di mall.

"lho cha?!? Kok lo upload foto yang ini sih?!" deven terkejut melihat foto baru di instagram ucha. Bagaimana jika anneth lihatt!! Deven juga lupa mengabari anneth karena ucha yang sedari siang mengaitkan tangannya pada deven, ia jadi susah bergerak

"ya ga apa apa dong. Bagus kok dev" jawab ucha santai. Deven berdecak sebal. Mau bagaimana lagi..

"cha gue ke toilet bentaran" kata deven lalu pergi menjauh. Ia masuk ke toilet menatap dirinya di cermin, lalu meraih ponsel mencoba menghubungi annethnya, yang sedari siang ia lupakan. Deven berdecak kesal, panggilannya tidak anneth jawab. Deven mencoba berulang kali namun tetap sama, bahkan deven sudah mengirimi anneth pesan tapi tetap sama juga, tak ada jawaban. Deven jadi tambah khawatir jika anneth benar benar marah padanya. Deven memutuskan untuk kembali ke ucha, memakan makanan dengan cepat, lalu segera pulang

"thanks ya dev buat hari ini" kata ucha ketika ia telah turun dari mobil deven yang beberapa detik lalu berhenti di depan rumah ucha. Deven mengangguk singkat lalu dengan cepat ia melaju meninggalkan rumah ucha. Lelah hari ini batin deven

"deven pulangg" seru deven ketika sudah sampai di depan pintu rumahnya. Kosong. Kemana manusia dirumahnya ini. Ia melirik jam tangan di tangannya. Pantas saja, sekarang sudah pukul 21:30. Biasanya mama dan papanya sudah tidur. Gerak cepat deven memasuki kamarnya, ia segera mandi, dan membereskan bukunya untuk besok sekolah. Sebelum tidur, ia kembali menelpon anneth tapi sama saja tidak di angkat, begitupun pesannya yang tak dibalas. Deven menarik selimutnya sampai ke leher. Ia memikirkan hubungannya dengan anneth, jika seperti ini terus, apa akan tetap bertahan? Ini baru pertama, tapi anneth sudah marah seperti ini

Ehh devennya ketiduran..

"deee"

"dee bangunn"

"deeee"

"adeeee, nanti kesiangann"

"ADEEEEEE"

Mata deven membelalak ketika akhirnya jeritan sang mama terdengar nyaring di telinganya. Bagaimana tidak, sang mama berteriak tepat di telinga deven

"ehmm.. Apa sih ma" rengek deven dengan mata yang kembali tertutup. Mama menghela nafas, sekarang menunjukkan pukul 06:05 tapi anaknya ini belum juga bangun

"bangun deven. Ini udah pagi ntar telat"

"hmm" deven beranjak dari kasur berjalan menuju kamar mandinya bermalas malasan. Tak sampai 10 menit deven keluar dari kamar mandi. Ponselnya berdering, diliriknya ucha menelpon. Deven mendengus

"hm?"

"deven berangkat bareng gue ya"

"ga ah, gue udah telat"

"gue udah di depan rumah lo kok"

"lo ngapain sihh! Yaudah gue turun sekarang"

Dengan gerak cepat Deven keluar kamarnya. Pikirannya teringat anneth, seharusnya deven menjemput gadis itu, pasti anneth akan marah. Ahhh sudahlah, itu urusan nanti!

"cha" panggil deven ketika dilihatnya ucha berdiri di depan gerbang rumah "cepet masuk"

"lo ngapain sih?" tanya deven ketika ucha baru saja menutup pintu mobil. Deven berdecak sebal ketika ucha malah tersenyum tak berdosa. Anneth gimana ya batin deven. Semenjak tadi malam chat nya tak kunjung dibalas, sudah pasti anneth sedang marah

***

"neth lo ngapain diem diluar kelas?" tanya joa ketika melihat sahabat rusuhnya itu berdiri sambil cemberut di depan kelas pagi pagi, kan aneh

"nunggu orang" jawab anneth ketus

"siapa?"

"kepo banget joo" anneth mendelik ke arah joa. Joa hanya memukul pelan pundak anneth lalu masuk ke kelas. Sahabatnya itu jika sedang kumat anehnya mending tak usah di ganggu.

"itu anneth ngapain sih diluar wa?" tanya joa setelah duduk di bangkunya, uwa berbalik menghadap joa. "entah, dari tadi dia ga jelas" joa mengangguk

Sedangkan anneth..
Ia tengah menunggu deven lewat, biasanya jika deven hendak ke kelasnya, ia selalu melewati kelas anneth. Anneth sudah menunggu deven tadi dirumah, tapi tak kunjung datang, jadi anneth terpaksa pergi sendirian ke sekolah menggunakan ojek online lagi..

Dari jauh terlihat mobil hitam memasuki gerbang sekolah. Anneth dapat melihat dengan jelas deven turun dari mobil. Tapi tidak sendiri. Ada ucha di sampingnya, rasanya anneth ingin menerkam deven sekarang jugaa! Tadi pagi anneth melihat banyak sekali panggilan dan chat dari deven, tadinya ia ingin menjelaskan kalau semalam ia telah tidur, tapi sekarang..

Dari jauh deven menatap anneth, anneth mendelik langsung masuk ke kelasnya. "cha, gue duluan" deven berlari meninggalkan ucha. Deven berlari menuju anak tangga, ia menelpon anneth. Deven mengajak anneth bertemu di tangga itu, dan gadis itu setuju

"ada apa?" tanya anneth ketika beberapa detik lalu sudah ada di depan deven. Deven tersenyum. Menatap wajah cantik ini pagi pagi membuatnya semangaatt!

"neth, sorry tadi aku ga jemput kamu" kata deven sambil menggenggam kedua tangan anneth

"ini sekolah, deven" anneth melepaskan genggamannya. "lagian ga perlu jemput jemput kok, aku bisa pergi dan pulang sendiri"

"ga gitu neth, tadi ucha tiba tiba ada di rumah" deven mencoba menjelaskan, anneth mengalihkan pandangannya

"kalo tiap hari kamu anter jemput ucha aku ga apa apa kok"

"apaan sih neth, ga gitu" deven memegang pundak anneth, anneth menatap deven tajam

"maaf kemarin ga ngabarin kamu, susah soalnya. Dan tadi malem pun aku udah nyoba ngehubungin kamu, kok ga angkat?" tanya deven selembut mungkin

"aku ketiduran, aku tau kok kamu nelpon sama chat, tadi pagi udah ku liat" jawab anneth. Deven tersenyum, lalu mengusap pipi anneth dengan lembut "jangan marah ya, neth"

Bagaimana anneth tidak luluh. Deven memperlakukannya dengan sangat lembut, entah dorongan dari mana anneth mengangguk membuat deven juga tersenyum

"yaudah ke kelas sana" kata deven, anneth mengangguk lalu pergi dari hadapan deven, sebelumnya ia mengacak rambut deven gemas. Deven hanya tersenyum menatap gadisnya menjauh, masalah kali ini, selesai!

Tapi tunggu, kok anneth berbalik arah dan kembali mendekatinya? Wajahnya nampak kembali jutek dan menyeramkan, tapi menggemaskan, ada apa inii? ...

Wkwk ga jelas banget kan ini cerita hehe

The Secrets [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang