6.

807 44 3
                                    

"devenn!" teriak anneth galak "aku lupa nanya satu hal"

"apa lagi?" deven kebingungan

"kemarin biar apa kamu di foto rangkul rangkulan sama ucha?! Mesra banget sih!"

Eh?! Wah gawat. Bisa bisa anneth mengamuk lagi, deven gelagapan, bagaimana ya menjelaskannya

Trrriinnggg...

Bel masuk nyaring berbunyi. Deven menghela nafas lega, selamaat. Tapi anneth masih menatap deven tajam, bibirnya mengerucut, menggemaskan!

"masuk sana" deven sedikit mendorong anneth agar pergi

"urusan kita belum selesai" kata anneth kemudian berlari menuju kelasnya. Deven hanya cekikikan, annethnya itu selalu membuat deven ingin berada didekatnya

***

Istirahat kali ini seperti biasa anneth cs Berkumpul dan makan bersama di kantin. Tapi anneth belum melihat keberadaan ucha, deven, friden, dan sam. Kemana ya mereka, padahal ia sudah memesankan makanannya

"eh udah ada makanan aja nih" kata ucha tiba tiba duduk bersebrangan dengan anneth, tak lama deven muncul, bukannya ambil posisi samping anneth, ia malah duduk di samping ucha. Kan parah. Jadilah friden dengan cepat duduk di samping anneth

"neth ambilin sambel" kata friden. Anneth mendelik, bagaimana tidak, friden mengatakannya dengan nada yang dibuat buat dan so manja anneth kan jadi geli sendiri

"apaan sih den. Biasa aja kali ngomongnya, geli gue" kata anneth jutek. Friden hanya cengengesan

"neth, balik sekolah gue ke rumah lo ya" kata joa tiba tiba, paling juga joa ingin curhat curhatan atau paling tidak ia numpang nonton drakor sampai nangis bombay

"mau ngapain?"

"yaa biasaaa" kata joa

"berdua doang? Ucha, uwa?" kata anneth

"gue ada les, lain kali ya nethi" jawab uwa gemas

"iya wa ga apa apa. Kalo lo cha?" tanya anneth

"ehmm" matanya beralih ke deven, sepertinya akan ada sesuatu "gue diajak deven pergi sore ini"

Jantung anneth serasa mau copot. Apa apaan ucha!! Eh maksudnya deven!! Anneth tak salah dengar? Deven mengajak ucha pergi???

"ohh gitu" anneth mengangguk so paham "oke jo. Kita berdua aja ya"

"sip neth" jawab joa mengacungkan jempolnya

Sedangkan deven...
Ia juga terkejut bukan main, sejak kapan ia mengajak ucha pergi? Parah sekali ucha...ck!

"guys gue ke kelas duluan ya" dengan cepat anneth berlari. Joa rasa ada yang anneth sembunyikan, makanya ia sengaja ingin bermain ke rumahnya, siapa tau anneth curhat

Deven menatap punggung gadisnya yang menjauh, ia tau perasaan anneth. Ia tidak bisa apa apa. Dasar, deven terlalu tidak enak jika harus menolak ajakan orang lain, apalagi ini sahabat kecilnya

***

"neth gue rasa lo lagi sembunyiin sesuatu ya?" tanya joa. Kini mereka tengah berada di kamar anneth, mereka mengobrol sambil memeluk guling di atas kasur

"jo, gue mau tanya deh"

"apa?"

"misalnya nih jo misalnyaa" kata anneth "lo pacaran diem diem, tapi sahabat lo malah ngedeketin mulu pacar lo, lo mau gimana?"

"hah? Kok lo nanya begitu? Lo punya pacar ya?" joa curiga. Pasalnya kenapa anneth menanyakan hal seperti ini? Joa memang sudah curiga ketika melihat anneth dan deven bertatap tatapan di cafe hari itu, juga sikap deven pada anneth yang bisa dibilang berubah

"enggaa" elak anneth, joa menatap anneth, ia tau anneth tengah berbohong

"deven?" tanya joa. Mata anneth membelalak. Bagaimana joa bisa tau, joa memang orang yang peka sekali, anneth tidak bisa berbohong lagi!

Anneth mengangguk lemah "jangan kasih tau siapa siapa ya jo"

"jadi lo jadian sama deven?!" tanya joa sekali lagi, anneth hanya mengangguk, joa menghela nafas lalu tersenyum

"gue bakalan simpen rahasia lo ini"

Mata anneth berbinar "beneran?!"

"iya, dan gue tau kenapa lo sembunyi sembunyi" kata joa "lo ga mau persahabatan kita hancur kan?"

Anneth tentu mengangguk, memang itu alasan utamanya!! Ahhh joa memang sahabat yang begitu pengertian..

***
Anneth cs tengah berkumpul di pinggir lapangan, para gadis ini sedang menunggu cowo cowo bermain basket. Anneth diam diam sudah menyiapkan sebotol minuman untuk deven nanti

"tuh mereka udahan" tunjuk uwa ketika melihat deven, sam, friden, dan gogo berjalan ke arah mereka. Anneth berdiri sambil menggenggam botol minuman berniat memberikannya pada deven.

Deven tersenyum hendak meraih botol dari anneth namun tiba tiba friden dengan tidak tau malunya mengambil botol itu, senyum deven kini hilang, begitu juga anneth. Mata mereka kini bertatap tatapan

"makasii annethh" kata friden setelah meneguk habis minuman itu. Anneth tersenyum simpul, matanya beralih menatap joa, joa mengedikkan bahunya

"nih dev" tiba tiba ucha menyodorkan botol minuman yang sama pada deven. Deven yang terlanjur kesal akhirnya menerima dengan senyum manisnya. Anneth tidak suka itu!!

"joo" rengek anneth memeluk lengan joa manja

"elo sih!" bisik joa, anneth mengerucutkan bibirnya. "kok anneth?"

"ya elo pokoknya!"

***

"KAMUU TUH!!" ucap anneth penuh emosi

"KAMU KALII, SURUH SIAPA KASIH MINUMNYA KE FRIDEN" balas deven

"anneth mau kasih ke kamu, tapi iden tiba tiba ngambil! Trus kamu ngapain nerima yang ucha?!"

"yaa kan aku hauuss neethh!" jawab deven, anneth mendelik

"ish tau ah bodo amat deven!!"

"kok kamu yang marah sih?!"

"yaiyalah!!" anneth jadi teringat sesuatu "KAMU NGAPAIN RANGKUL RANGKULAN SAMA UCHA HAH?! DIMASUKIN KE IG PULA!!" jerit anneth

"kebawa suasana neth yaampun maaf yaa" ucap deven sambil mengelus rambut anneth yang secepat kilat langsung anneth tepis

"bodo! Pacaran aja sama ucha sana!"

Deven membelalak kaget "Hehh ngomongnya yaaa" deven mencubit pipi anneth keras

"SAKITT DEVEEENN!"

"lagi satu!" kata anneth "kamu ngajak ucha jalan?!"

"engga kok, dia ngayal sendiri, beneran deh neth aku ga ada bohong bohong sama kamu" kata deven jujur kali ini

"tapi kalian bakalan tetep pergi berdua?"

"i...iya" jawab deven, anneth mengehembuskan nafasnya kasar. Tega sekali deven pikir anneth

.
.
.
.
.
.

The Secrets [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang