16.

735 43 2
                                    

"neth"

Anneth enggan menoleh, ia tau siapa pemilik suara ini. Deven. Iya ini deven, ia sangat malas bertemu dengan deven sekarang, jadi anneth teruskan saja menangis

Tak lama deven duduk di samping anneth sambil memandang gadisnya itu, ah! Apa masih pantas ia mengatakan bahwa anneth itu gadisnya setelah apa yang ia lakukan tadi?

"neth aku minta maaf" lirih deven

"kita masih bisa lanjut neth, ga perlu ada yang kamu tangisi"

Anneth menoleh ke arah deven dengan mata berkaca kaca, masih bisa lanjut katanya? Mana mungkin anneth tahan jika ia diduakan seperti ini apalagi lawannya adalah ucha sahabatnya sendiri, apa deven gila?

"bisa lanjut kamu bilang?! Dev! Yang kamu jadiin pacar tuh sekarang ucha dev! Dia sahabat aku, aku ga mungkin tega bikin dia sedih nantinya!"

"tapi sampe dia sembuh aja neth, setelah itu aku mau bilang jujur ke merekaa!" ujar deven

"ga bisa, aku ga bisa deven" lirih anneth lalu menyeka airmatanya. Setelah itu ia berlari, ia tidak mau diganggu, ia ingin sendiri

***
Deven mengacak rambutnya prustasi, ia tak kuasa menolak permintaan ucha tadi! Ia bahkan tidak sempat memikirkan anneth yang pasti akan sakit hati

Deven mengejar anneth yang berlari masuk ke dalam rumah sakit. Kini dilihatnya anneth tengah menunduk bersandar di dinding koridor depan ruang rawat ucha

"apa perlu aku bilang sekarang ke semua kalo kita pacaran neth?" tanya deven. Anneth mendongak lalu berdecak. Ia tidak ingin diganggu!

"ga usah gila! Kamu udah nyakitin aku, ga usah nyakitin orang lain!"

"orang lain siapa maksud kamu?" tanya deven

"kalo kamu bilang ke semua, ucha pasti sedih! Aku ga ngerti lagi sama pikiran kamu deven!" ucap anneth sebal sekali terhadap sikap deven ini

Tanpa mereka sadari, sedari tadi friden, jo, uwa, sam, dan gogo mendengar dibalik pintu yang tidak tertutup rapat. Mereka semua tidak menyangka bahwa deven anneth memiliki hubungan

Terutama friden, ia kecewa dan marah. Kalo begitu kenapa deven dengan mudahnya menerima permintaan uchaa?! Apa anneth kurang pantas? Kalo begitu biarkan anneth bersama friden!

"KURANG AJAR" friden membuka pintu lalu dengan cepat ia menghantam deven tepat di wajahnya hingga lelaki itu tersungkur. Semua menjerit panik, dengan cepat gogo menahan pergerakan friden

"LO GILA NGEDUAIN ANNETH?!" ucap friden emosi

"SELAMA INI LO BOHONGIN KITA?! KALIAN DIEM DIEM JADIAN?!"

"stop den, ini di rumah sakit!" tegur sam menenangkan, pasalnya disekitaran mereka ada beberapa orang yang menyaksikan

"DAN DENGAN ENAK NYA LO NERIMA UCHA?! DIMANA OTAK LO BEGO!!!" lagi lagi friden menjerit. Deven bangkit lalu menyeka sudut bibirnya yang berdarah. Sedangkan anneth, ia langsung diam dipelukan uwa dan jo

"gue tau gue salah, tapi gue juga bingung! Disatu sisi gue sayang sama anneth, tapi disisi lain gue ga tega sama ucha!" ucap deven mencoba tenang dan menahan emosinya, sebenarnya ia tidak terima mendapat tonjokan dari friden

"SEKARANG LO PILIH! ANNETH APA UCHA? KALO LO PILIH UCHA, ADA GUE YANG BAKALAN GANTIIN POSISI LO UNTUK ANNETH!" ucap friden. Tentu anneth tidak mau, ia menggeleng kuat

"stop den. Gue sayang sama deven, gue..gue gapapa kalo deven sama ucha jadian"

Semua menoleh ke arah anneth, deven tersenyum sedangkan friden makin emosi. Apa anneth bodoh? Deven menduakannya! Apa hatinya tidak sakit? Dan bisa bisanya ia masih mau menerima deven?!

"neth, lo buka mata lo lebar lebar, masih ada cowon yang sayang sama lo selain deven" ucap uwa. Ia sepertinya berpihak pada friden karena menurutnya deven sungguh keterlaluan. Pertama, ia sembunyi sembunyi memiliki hubungan dengan anneth. kedua, deven menduakan anneth

"tapi apa ga percuma kalo lo jalin hubungan sama orang yang ga lo sayang?" tanya anneth lirih, sepertinya ia sudah lelah dengan masalah percintaannya ini

"jadi..maksud lo, lo ga sayang sama gue neth?" tanya friden. Rasanya begitu menyakitkan ketika anneth berkata seperti itu

"gue sayang sama lo, sama kalian semua. Sayang sebagai sahabat, kalian semua sahabat gue. Tapi untuk deven, dia beda" ucap anneth. Membuat yang lain hanya saling tatap

Friden menggeleng lalu pergi entah kemana. Sepertinya ia pulang kerumahnya dengan rasa kecewa.

Yang lain kini terdiam, gogo mengusap wajahnya kasar

"gini nih! Kalo ada yang nyimpen perasaan diantara kita! Ancur semua!" ucap gogo

"gue minta maaf" deven bersuara setelah sekian lama hanya terdiam. Ia memandang sahabat sahabatnya itu bergantian "iya ,gue salah, gue bodoh, gue .."

"ga usah nyalahin diri sendiri dev, gue tau perasaan ga bisa dibohongin" potong sam. Ia tidak tega melihat deven seperti ini

"dev" panggil anneth, ia menggenggam jemari deven "kita obatin dulu luka kamu"

Gogo mengangguk ketika deven menatapnya seolah bertanya apakah akan baik baik saja jika ia sekarang bersama anneth?

Bagaimanapun gogo mengerti perasaan deven kini. Yang lain pun hanya diam karena memang mereka tidak bisa melakukan apa apa

***
Anneth mengobati luka disudut bibir deven tanpa bicara sedikitpun, mereka tengah duduk di kantin rumah sakit. Anneth sama sekali tidak menatap deven dan tidak berucap sedikitpun sedari tadi, wajahnya datar

Deven terus menatap anneth, gadis ini, gadis yang sangat cantik yang selalu ia sakiti. Deven merasa jadi orang terbodoh!

"maaf" ucap deven. Anneth masih diam, ia malas menanggapi deven

"neth, maaf" ucap deven lagi. Ia harap gadisnya ini setidaknya berdehem untuk menjawabnya

"neth" deven mencoba selembut mungkin

"anneth"

"sayang?"

Sontak bola mata anneth menatap deven, pipinya memerah dan memanas, ia sangat malu saat deven memanggilnya dengan sebutan 'sayang'

"tuh kan. Maunya dipanggil sayang" deven mencoba menggoda anneth

"apasih! Siapa juga yang mau" elak anneth. Ia benar benar malu. Kini amarah dan kecewanya serasa luntur, hilang dan berganti jadi malu dan baper?

"ututututut..pipinya merah tapi" deven masih menggoda gadisnya itu, senang rasanya!

"diem ah!" ucap anneth ketika deven mencubit pipinya gemas

"dengerin aku mau ngomong" deven berubah serius

"aku minta maaf, aku tau aku salah ga bisa nolak ucha tadi. Terlepas dari hal itu juga aku banyak salah sama kamu neth, aku selalu nyakitin kamu dan bikin kamu nangis. Tapi percaya atau ga, aku sayang sama kamu, dan rasa sayang aku ke kamu dan aku ke ucha jelas beda. Ucha itu sahabatku dari kecil, aku udah lama kenal dia dan udah anggap dia adik aku, jadi wajar ga sih kalo aku se khawatir itu?"

Anneth mengangguk polos. Ia rasa deven ada benarnya

"tapi neth. Kamu tenang aja. Tentang aku nerima permintaan ucha itu bukan karena perasaan, tapi karena aku pengen liat ucha seneng dan cepet sembuh. Dan setelah ucha sembuh, aku bakal bikin dia sadar bahwa aku ga ada rasa sama dia. Bukan aku jahat, tapi bukannya lebih jahat ngebohongin perasaan orang lain kan?"

"aku mohon, kamu bertahan dulu sebentar. Jangan minta pisah, aku ga mau neth, aku ga mau! Kita bareng bareng selesaikan masalah ini ya?" pinta deven. Tangannya menggenggam kedua tangan anneth, anneth mengangguk dan langsung memeluk deven erat sambil terisak

Deven tau bahwa anneth sangat mencintai dia. Dan begitu juga sebaliknya!

Deven dan anneth kini sama sama berdoa semoga mereka bisa menjalani masalah percintaan yang cukup rumit ini

.
.
.
.
.
.
Yeay ga jadi putus wkwk
Semoga anneth kuat ya diselingkuhin walaupun cuma sementara

Vote & komen yaa

Makasii❤

The Secrets [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang