8.

762 43 4
                                    

Anneth berdiri di taman belakang sekolah, ia akan membicarakannya dengan deven, dari pada di pendam kan tidak enak, betul tidak? Anneth tidak ingin jika terus terusan membiarkan deven dekat ucha. Dekat boleh tapi ada batasnya dong!

"neth" deven kini sudah ada di hadapan anneth. Ia tidak marah pada lelaki itu, lebih tepatnya kecewa. Itu yang membuat anneth tidak mau menatap deven

"kamu mau sampe kapan dev kaya gini?" tanya anneth

"gini gimana?"

"ck! Aku tau kita backstreet. Tapi kamu juga harus jaga perasaan aku dong dev! Jangan mentang mentang orang ga tau kita pacaran kamu bebas jalan sama siapa aja termasuk sahabat kamu"

"kamu boleh deket sama dia, kamu boleh jalan sama dia tapi jangan lupain kalo kamu punya seseorang!"

"aku tau ucha sahabat kamu tapi aku pacar kamu deven!"

Deven tertunduk, anneth benar, ia yang salah. Ia terlalu berlebihan dengan ucha sampai ia membuat annethnya marah

"aku minta maaf neth, jangan marah ya?" bujuk deven

"aku ga marah deven. Aku kecewa" kata anneth "kalo kamu kaya gini terus aku bisa mundur dev, daripada kamu ga bebas karena aku bisanya marah marah, ngatur, dan ngelarang kamu buat pergi sama sahabat kamu"

Deven menggeleng dengan cepat "jangan gitu neth, aku ga mau. Kasih kesempatan ya?"

Anneth terdiam. Sebenarnya ia juga tidak mau berlebihan seperti ini, tapi kan tetap saja tidak enak melihat deven dengan orang lain!

"yaudah" jawab anneth akhirnya. Senyum deven mengembang, dengan cepat deven menarik anneth kedalam pelukannya

"makasih" ucap deven sambil mengusap lembut rambut anneth. Anneth tersenyum

***
Pulang sekolah kali ini deven mengajak anneth pulang bersamanya. Seperti biasa, deven akan menunggu anneth di halte.

"anneth balik duluan yaa" pamitnya pada para sahabat. Dengan cepat ia melangkah menuju halte, karena pasti deven sudah menunggunya disana!
Benar saja, dilihatnya deven tengah duduk di motor sambil memainkan ponselnya, anneth dengan sedikit berlari menghampiri lelaki itu

"ayo dev" ajak anneth, ia langsung merampas ponsel deven dan memasukannya ke dalam saku

"ih neth, itu hp nya kok diambil gitu?" tanya deven sembari memakaikan helm pada kepala anneth

"kamu kalo ga gitu main hp mulu" jawab anneth "makasihh" lanjutnya setelah helmnya terpasang rapi dikepalanya

"dasar" jawab deven "mau langsung pulang apa kemana dulu nih?"

"lah, tumben nanya begitu" jawab anneth, biasanya deven akan langsung mengantarkannya ke rumah

"iya biar ga ada yang cemburu lagi ga di ajak jalan" sindir deven yang langsung mendapatkan pukulan tepat di pundaknya

"makan dulu ya neth, di cafe biasa" ajak deven diangguki anneth. Mana mungkin anneth menolaknya kan?

***
Deven dan anneth memilih duduk di salah satu tempat duduk yang berada di dekat jendela. Mereka tengah menunggu pesanannya datang

"maaf ya neth kalo aku kemarin pergi sama ucha" ucap deven "tapi kamu tau kan, ucha cuma sahabat aku, bahkan sahabat kamu juga"

"heem iya deven aku ngerti" anneth sedikit tersenyum "asal jangan berlebihan, kalo ucha malah baper gimana?"

"iya, ga akan berlebihan kok" jawab deven

"yaudah, janji ya?" anneth mengangkat jari kelingkingnya

"emang bocah apa pake gini ginian" jawab deven sedikit tertawa

"ish! Tinggal janji doang deven apa susahnya" anneth cemberut, deven tertawa lagi, entah apa yang membuatnya tertawa padahal anneth sama sekali tidak melawak

"nih dengerin" deven duduk tegak "ga perlu janji janji kaya gitu, cukup kamu percaya sama aku dan jangan gampang kehasut sama apa kata orang, ya?"

"iya. Tapi kan tetep aja ga enak dengernya kalo pacar sendiri jalan sama orang lain" anneth mengungkit lagi masalah itu, dan memang anneth masih memikirkannya

"nah. Udah sekarang mending kamu lupain hal itu, ya?"

"yaudah" anneth mengangguk, walaupun belum sepenuhnya ia lupa, bagaimana bisa anneth lupakan secepat itu!

***
"makasih" ucap anneth sembari melepas helm dari kepalanya, deven tersenyum menatap anneth, anneth jadi risih

"apasi liatin gitu" ucap anneth salting

"deven ih"

"deevv" rengeknya

"DEVEEEEN IHH" anneth menutup mata deven dengan kedua tangannya. Deven tertawa

Deven mengusap lembut rambut anneth lalu matanya menatap lagi wajah anneth, ia tersenyum. Sedangkan anneth semakin salah tingkah sekarang, pipinya juga sudah memerah

"gausah baperr" ejek deven mencubit kedua pipi anneth

"ihh sakit deven!"

Deven tertawa lagi. Jika didekat gadisnya ini deven sangat mudah tertawa!

"yaudah yaudah, aku pulang ya"

"heem hati hati" deven melambaikan tangannya sebelum akhirnya motor itu melaju menjauh dari penglihatan anneth

"ANNETH PULAAANNG" teriak anneth saat membuka pintu rumah

"kak, jangan teriak ah" protes sang mami yang kini tengah menonton tv bersama ao di sampingnya

Anneth nyengir lalu ikut duduk di antara mami dan ao, ao yang sedang asyik menonton hanya berdecak sebal. Kakaknya ini kadang membuat mood nya hancur!

"kak sana mandi, bau banget" protes ao, sebenarnya ia ingin anneth pergi ke kamarnya dan tidak mengganggu waktunya bersama sang mami

"yeeee! Yaudah bye!" anneth segera beranjak menuju kamarnya

***

Gimana menurut kalian part kali ini?

Ohiya! Maaf ya up nya kelamaan soalnya
Lagi nyari waktu senggang dan ide juga hehe. Butuh semangat juga nih wkwk

Vote & komen juga yaa!❤

The Secrets [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang