10.

692 37 2
                                    

"dev, cha?!"

"eh uwa, joa" sapa ucha ketika tadi sempat terkejut. Apalagi deven, jantungnya langsung dag dig dug tak karuan

"lagi ngapain?" tanya jo, matanya melirik deven sinis. Deven jadi bingung terhadap joa kok ia menatapnya sinis

"biasa nonton film. sini wa, jo" kata ucha. Lalu mempersilahkan uwa dan jo duduk juga, joa sempat menatap deven tajam, deven yang tak mengerti hanya bisa mengangkat alisnya menandakan 'apa?'

"sama deven banget nih cha?" tanya joa agak..sinis?

"iya hehe, gue minta temenin deven" jawab ucha santai

"kok ga ajakin gue sama jo aja? Anneth juga bisa kan?" tanya uwa kini

"gue takutnya kalian sibuk, yaudah deh"

"deven ga sibuk dev?" tanya joa menyelidik, matanya menatap deven seperti 'udah ini lo mati dev!' ada apa sih joa? Deven jadi bingung!

"engg..gak sih gue mah" jawab deven

Joa mengangguk samar, ia penasaran apakah anneth tau kalo deven sedang di rumah ucha, atau tidak sama sekali? Jangan lupakan joa yang sudah tau mengenai anneth dan deven ya guys!

Akhirnya keempat remaja yang bersahabat itu melanjutkan menonton film sampai si pemilik rumah merasa bosan dan memutuskan untuk mandi, kini tersisa deven, joa, dan uwa di kamar ucha, mereka tengah asyik dengan dunia masing masing. Deven tengah memainkan game di ponselnya, jo tengah membaca novel yang sengaja ia bawa, sedangkan uwa entah sedang apa dengan ponselnya

"jo, dev mau minum ga? Gue mau turun nih" ucap uwa tiba tiba, joa menggeleng begitupun deven. Uwa langsung turun ke dapur menyisakan jo dan deven di kamar. Kesempatan jo untuk mempertanyakan perihal anneth kepada deven!

"dev, anneth tau lo di rumah ucha?" tanya joa to the point sedikit berbisik agar tidak ada yang mendengarnya

Deven berhenti memainkan gamenya lalu dengan cepat bola matanya menatap joa. Bagaimana bisa gadis berkacamata ini tau hubungannya dengan anneth?! Siapa yang memberitahunya? Apakah anneth?

"iya gue tau dari anneth" kata jo yang sepertinya sudah tau apa yang ada dipikiran deven "but calm down. i ga akan kasih tau siapapun"

"iya anneth tau" jawab deven setelah percaya jo tak akan comel

"trus dia gimana? Lo ga kasian sama dia?" tanya jo lagi dengan suara yang lebih pelan

"gue ga tau, gue juga bingung. Masa iya ucha minta tolong gue diemin" jawab deven polos

"ih bego banget sih!" ucap jo sewot. Namun percakapan mereka terhenti ketika pintu kamar mandi terbuka memperlihatkan ucha yang terlihat lebih segar. Disusul oleh uwa yang datang dengan segelas minuman di tangannya

"cha gue balik deh!"ujar deven seraya berdiri dan merapikan rambut juga pakaiannya

"eh, mau kemana?" tanya ucha

"kan lo udah ada uwa sama jo, gue balik ya"

"kan gue minta temenin lo sampe sore dev" jawab ucha

"yaudah sih chaa. Kan ada kitaaa" tanya uwa sedikit sewot

"iya deh yaudah" ucha mengangguk lesu. Deven mengangguk lalu berpamitan. Setelahnya ia segera pulang ke rumahnya

***

Malam ini deven tengah berkumpul bersama friden, gogo, dan sam di sebuah cafe. Sebenarnya deven malas, tapi ia juga bosan diam dirumah, dan juga gogo dan sam yang terus memaksanya ikut, ini berawal dari ajakan friden yang ingin mereka berkumpul ber-4. Belakangan ini friden rasa mereka jarang sekali berkumpul

"ah ga asik lo mah go!" ucap sam ketika ia kalah saat mabar bersama gogo. Gogo yang menang hanya tertawa jahat. Sedangkan deven dan friden sedang asik mengobrol ditemani secangkir kopi hangat

"den, kapan ngajak pacar jalan?" tanya deven, lebih tepatnya ejekan

"yee, nanti. Tunggu aja! Doi main petak umpetnya jago! Ngumpet mulu belom ketemu sampe sekarang. gue juga bingung dia ngumpet dimana ya" ujar friden dengan jari yang ia ketuk ketuk di dagu seolah olah tengah berfikir

"najis lo! Dasar jorat!" semprot deven

"apaan jorat?" kini gogo ikut ikutan nimbrung, begitu juga sam

"jom-blo ber-ka-rat" kata deven disambut gelak tawa dari semuanya termasuk friden

"enak aja lo! Sebenernya banyak yang mau sama gue, cuma...duhh ga leveeell" kata friden dengan gaya alay

"jijiii!" sam melemparkan tissue ke wajah friden diikuti gogo dan deven. Mereka tertawa bahagia

Tawa mereka terhenti ketika ponsel deven berdering, dilihatnya kini ucha menelpon, dengan cepat deven mengangkatnya

Ucha lagi ucha lagi , huh! Batin deven. Ia berharap anneth yang menelponnya karena sedari tadi siang pesan yang deven kirim tak kunjung dibalas juga telpon tak diangkat. Gadis itu benar marah sepertinya...ck!

"hallo cha kenapa sih?"

"dev, anter"

"kemana?"

"ke toko buku"

"malem malem gini lo ke toko buku? Ngapain sih?!"

"jemput aja buruan!"

Lalu telpon mati. Aneh, kenapa ucha jadi merasa berkuasa seperti ini?

"lo ekhem ekhem sama ucha dep?" tanya sam

"gimana maksud lo?" deven balik bertanya

"lo lagi PDKT sama ucha?" tanya sam sekali lagi

"enggak, apaan sih lo" sergah deven "dia kan sahabat gue, sahabat kalian juga lho"

"iya dah iya, yaudah sono kan ditungguin ucha" usir friden. Deven mengangguk lalu dengan cepat ia melangkahkan kakinya keluar cafe

.
.
.
.
.

Hmm, ucha berkuasa?
Maaf kalo part ini ga jelas ya..

Vote&komen❤

Makasii..


The Secrets [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang