7.

773 51 9
                                    

"makasih" kata anneth sejutek mungkin tepat saat mobil deven berhenti di depan rumah anneth

"aku langsung ya" kata deven. Anneth mendelik. Yaiyalah langsung! Kan mau jalan sama ucha!

Have fun ya jalannya!" sindir anneth

"maaf ya neth, aku ga enak kalo nolak ajakan ucha" jawab deven mengelus pelan pipi anneth, tapi itu tak membuat anneth luluh!

"iya lah terserah elo dev! Gue ma bisa apa ya ga?"

Deven mengernyitkan alisnya, kok anneth malah seperti ini, padahal deven hanya mencoba bersikap baik pada ucha

"kok kamu malah gitu sih neth? Aku ga suka ya kalo kamu kaya gini" tegas deven

Sebenernya siapa yang salah sihh! Ucap anneth dalam hati

"udah ah gue cape dev, bye" dengan cepat anneth masuk ke rumah meninggalkan deven, deven menggelengkan kepala. Deven rasa tidak ada salahnya kan ia jalan dengan ucha yang jelas jelas bersahabat dengannya? Ia yang salah apa memang anneth yang terlalu cemburuan?...ck!

***
Friden tengah berdiam diri di balkon kamarnya, ia tengah berfikir, rambutnya ia biarkan acak acakan tertiup angin, friden sudah lama sebenarnya menyukai anneth, tapi rasanya gadis itu tidak merespon dengan baik, ia sempat bertekad akan move on tapi tidak bisa, perasaanya pada gadis itu malah bertambah dari waktu ke waktu. Saat ini friden berniat untuk mengambil hati anneth dengan caranya sendiri, ia akan membuat anneth jatuh cinta padanya. Tidak salah kan ia coba berjuang?

"den, lo kenapa sih?" kata sam, kini dirumahnya ada sam dan gogo

"IDEN!" bentak sam karena tak ada sautan dari manusia yang tengah galau ini

Friden terkejut "apaan sih lo teriak teriak, bukan hutan kali ah!"

"elo kenapa sih? Murung banget? Liat tuh si gogo ma enjoy ngabisin cemilan lo" kata sam sambil melirik gogo yang tengah lahap menghabiskan makanan ringan punya friden

"ah udah ga aneh sama dia ma sam" jawab friden

"elo kenapa jawab dulu gueee!"

"gaada, gue biasa aja, lebay lo cumi!" jawab friden memukul pelan perut sam

"deven kemana? Tumbenan ga ikut ngumpul" tanya sam

"kan dia lagi ajak ucha jalan"

Sam manggut manggut "dia ada apa apa sama ucha kayanya"

"ah masa sih?" kini bukan friden yang nyaut, tiba tiba gogo sudah berada di antara mereka

"iya masa sih, malah gue sering ngerasa beda kalo deven lagi sama anneth" terang friden yang jujur saja ia cemburu kalo deven dekat dekat dengan anneth

"biasa aja ah" jawab sam berpikir positif "ngapain sih lo pada gosip! Kaya cewe!"

"LO YANG MULAAAII"

***
"Netthh" panggil deven dari belakang. Anneth terus berjalan menuju kelas pura pura tidak mendengar panggilan deven

"anneetthh ih" deven meraih tangan anneth membuat gadis itu otomatis menghadap ke arahnya "kamu tuh ya, dipanggilin juga!"

"apa sih?"

"kamu masih marah hm?" tanya deven, tak peduli banyak orang yang melihatnya

"marah apaan sih?"

"jangan gini neth, please" mohon deven "kamu marah gara gara aku sama ucha hm? Kamu ga percaya sama aku?" tanya deven emosi

"apa sih deven, malu ah diliatin orang!" bentak anneth sambil mencoba melepaskan tangannya dari deven, tapi tenaganya tak sebanding

"deven sakitt!"

"Deeveen!"

"DEVEEN SAAKIITT" akhirnya anneth menjerit. Deven melepaskan genggaman anneth, sedangkan gadis itu meringis melihat kini lengannya memerah

"disini aku yang salah atau kamu sih?!" kata anneth "udahlah dev! aku males, terlalu banyak orang disini"

Anneth berbalik arah kembali menuju ke kelasnya, sebelum itu ia berbalik menatap deven lagi "Dan jangan kasar!"

Deven menghela nafasnya kasar, susah sekali anneth diajak bicara jika sedang emosi seperti itu! Kadang menurut deven, anneth itu terlalu keras kepala dan terlalu berlebihan!

Anneth melemparkan tas nya tepat di depan joa, gadis berkacamata itu mendelik, pasti ada sesuatu sampai anneth jadi begini

"kenapa sih nethh, pagi pagi udah ngamuk?" tanya joa sambil merapikan sedikit rambut anneth yang berantakan. Namun yang ditanya tak merespon, malah memasang wajah marahnya

"HEH" teriak joa tepat di telinga anneth

"jooo" rengek anneth

"deven pasti?" tebak joa, suaranya ia kecilkan agar tidak ada yang mendengar, anneth mengangguk, ia menceritakan semuanya

"yaampun neth, lo berdua kaya anak kecil tau ga" ejek joa "kalian kan backstreet, otomatis semua orang gaada yang tau lo pacaran kan?"

"ya trus?"

"ya jadiiiii, semua orang nganggapnya bebas deketin deven karena pikirnya deven ga ada yang punyaa, duh neetth lo ngerti ga sihhhh?" kata joa gemas sendiri melihat anneth seperti orang linglung

"ya kan apa susahnya deven nolak ajakan ucha!" kata anneth sebal sendiri

"ya kalo itu balik lagi ke devennya sih"

"ngomongin apa sih neth, jo, serius banget kayanya" tiba tiba ucha dan uwa datang mendekati mereka berdua

"biasa, ini anneth manjanya kumat" kata joa mendapat pelototan dari anneth tentunya

"mau pada denger ga cerita kemarin gue jalan sama deven?" tanya ucha antusias dengan mata berbinar binar. Joa melirik anneth

"emang gimana?" tanya anneth

"kemarin tuh kita jalan ke taman gitu, trus bercanda, beli es krim, trus banyak deh pokoknya" jelas ucha dengan semangat 45 "eh pas lagi asik ngobrol malah hujan, jadi dia kasih jaketnya deh ke gue, deven romantis yaa"

Seperti tersambar petir, hati anneth benar benar sakit, seromantis itu kah deven pada ucha? Apa anneth ada di ingatan deven saat sedang bersama ucha?

Anneth beranjak dari tempatnya duduk lalu meninggalkan ucha, uwa, dan joa. Ucha dan uwa tidak ambil pusing, sedangkan joa menghela nafas, ia tau perasaan anneth

.
.
.
.
.
.

Deven gitu amat sih sama anneth!
Menurut kalian, deven yang salah atau memang anneth yang terlalu cemburuan?

❤❤❤



The Secrets [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang