9.

717 37 1
                                    

Hari minggu yang cerah ini, anneth masih sibuk dengan mimpinya tak peduli sedari tadi sang mami sudah teriak teriak membangunkannya

Tak lama sinar matahari pagi menyilaukan mata anneth. Gadis itu menggeliat semakin meringkuk di balik selimut

"belom bangun juga dev annethnya?"

Anneth sayup sayup mendengar suara yang sangat tidak asing. Mami dan deven?

Anneth mengintip dari balik selimut menatap seorang lelaki yang tengah membereskan meja riasnya?

"devv" panggil anneth masih dengan mata yang belum membuka sempurna

"cewe kok berantakan!" protes deven sembari mendekati anneth yang kembali menutup mata indahnya

"heh bangun, mandi!" perintah deven menggoyang goyangkan badan gadisnya itu

"diem deven ah" ucap anneth menepis tangan deven. Tapi deven tidak patuh begitu saja, ia tetap mengguncang tubuh anneth agar bangun

"deven bisa diem ga sih!" anneth mulai duduk bersandar. Ia berkedip beberapa kali baru setelahnya ia menatap deven sinis "apa sih?! Ganggu aja, ngantuk tau!"

"mandi" deven tak menggubris anneth yang tengah mengomel

"mandi anneth! Cepet ah" deven menarik tangan anneth, setelah anneth berdiri deven mendorong anneth agar masuk ke kamar mandi "cepet mandi, aku tunggu di bawah"

***
"mau apa sih dev?" tanya anneth

Kini anneth sudah terlihat segar setelah hampir 1 jam mandi. Sedangkan deven sedari tadi tengah duduk di ruang tv bersama ao, mami, dan papinya anneth

"lama banget tuan puteri" sindir deven

"apasi! Lagian suruh siapa bangunin orang tidur!" dumel anneth sambil mendudukkan dirinya di sofa. Deven hanya terkekeh, sebenarnya niat ia datang kemari hanya ingin menghabiskan hari minggunya dengan anneth. Tak salah kan?

"neth kok gitu sih, kasian deven nunggu dari pagi" ucap mami yang sedari tadi hanya mendengarkan kedua remaja dihadapannya ini

"kalian pacaran?" kini papi bertanya, seketika ao dan mami ikut menyimak

Sebenarnya anneth bingung apakah keluarganya lebih baik tau hubungannya dengan deven atau tidak, tapi jika dipikir tidak akan masalah, karena kan orang tuanya tak mungkin comel?

"i-iya pi" akhirnya anneth menjawab, masih penuh keraguan

Papi mengangguk, sedangkan mami tersenyum penuh arti, dan ao dia langsung lanjut menonton tv

"jagain dev annethnya, dia anak manja, nyebelin, banyak maunya juga, kalo dilepas dikit bisa ilang!" ucap papi disambut tawa dari mami dan deven, sedangkan anneth langsung memasang wajah cemberut seperti biasanya

"apa sih papi, anneth ga gitu ya!" belanya masih cemberut

"emang anneth kalo sama kamu gimana dev?" tanya mami lanjut menggoda anneth

"manja tante, galak juga deven mah takut" jawab deven langsung dihadiahi pukulan tepat di pahanya "tuh kan tante" adu deven

"ih tau ah nyebelin banget semuanya!" anneth berdiri dan pergi ke taman belakang

"deven susul dulu ya tante" dengan segera deven mengikuti anneth. Ia tengah duduk mencelupkan setengah kakinya ke kolam renang. Deven duduk di belakang anneth dengan berusaha tak menimbulkan suara sedikitpun. Deven mendorong anneth pelan agar tersentak. Dan benar saja anneth menjerit takut tercebur ke kolam

"AAAAAA GILA GILAA!" lalu dengan cepat ia menjauh dari kolam. Anneth baru tersadar pelakunya adalah deven

"deven ih! Kalo aku jatuh gimana?!"

The Secrets [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang