19.

690 40 16
                                    

"mau kemana sih dev?" tanya anneth

"kemana ya, aku juga bingung ini" jawab deven. Lalu anneth menoyor pelan kepala deven

Deven masih bingung akan mengajak anneth pergi kemana, ia asal saja mengajak anneth keluar biar bisa berduaan, selama ini disekolah maupun diluar sekolah mereka terganggu oleh adanya ucha. Bukan terganggu sih sebenarnya, anneth dan deven tidak bisa bicara seperti itu sebab kan ucha juga memang sahabat mereka

Berhentilah deven di sebuah taman. Setelah turun dari motor, anneth menatap sekelilingnya. Sudah malam tapi taman ini masih ramai, banyak pedagang dan juga pengunjungnya. Tapi, untuk apa deven membawanya ke taman?

"dev, ngapain ke taman malem malem begini?" tanya anneth kepada deven yang sedang menata ulang rambut nya di spion motor

"aku bingung mau ajak jalan kamu kemana hehe" jawabnya dengan cengiran tanpa dosa

"lain kali kalo ga tau tujuan ga usah ajak jalan!" ucap anneth pura pura ngambek

"hehe iya maaf. Yuk" deven menggandeng tangan anneth. Ya mau bagaimana lagi, akhirnya anneth mengikuti deven yang membawanya duduk di kursi

Keduanya diam, tak ada yang bicara. Anneth sibuk melihat sekeliling sedangkan deven sibuk memandangi wajah cantik gadis itu

Sadar di perhatikan, anneth menengok ke arah deven. Deven kemudian tersenyum, lalu meraih tangan anneth untuk ia genggam. Hanya ia genggam tanpa mau bicara, yaa anneth juga tidak menolak, anneth menyandarkan kepalanya ke pundak deven sekarang

"dev" panggil anneth ketika beberapa detik tadi terdiam

"hm?"

"aku kadang mikir, beberapa waktu kebelakang ini aku udah kehilangan kamu. Tapi kadang kamu hadir lagi walaupun yaa cuma sebentar"

Merasa bersalah. Itulah yang deven rasakan saat ini, ia sangat merasa tak enak hati mendengar ucapan anneth tadi. Ia sadar mungkin yang ia lakukan ini terlalu mengambil resiko dan menyakiti orang lain. Tapi deven waktu itu ingin melihat sahabatnya sembuh

"aku minta maaf neth, mungkin emang aku salah  sampe kamu merasa kehilangan aku. Tapi neth, aku sayang kamu, aku juga ga mau kamu pergi dan ga akan mau nyakitin kamu. Tapi ucha, dia sahabat aku, sahabat kamu juga, sahabat yang lain juga. Aku ga tega liat dia waktu sakit dan memohon kaya gitu" ucap deven terdengar lembut

"jadi, kamu kapan jelasin ke ucha tentang sebenernya?" tanya anneth. Ia sudah ingin sekali menyudahi kepura puraan ini, rasanya mengganggu sekali

"aku sayang ucha neth, sama kaya aku sayang sama kamu. Kalo buat bilang ke dia yang sebenernya, aku belum bisa neth, dia keliatan bahagia akhir akhir ini, jadi aku putusin untuk biarin aja semua tetep kaya gini"

Mendengar ucapan deven yang menusuk hatinya, anneth menegakkan badannya  melepaskan genggaman tangannya dari deven lalu menatap lelaki yang ada dihadapannya ini. Apa tadi? Deven bilang dia sayang ucha sama seperti sayangnya pada anneth? Jadi, maksud deven bagaimana? Anneth tidak ada istimewanya kah?

"maksud kamu, kamu ga akan udahin hubungan kalian dan biarin aku selamanya menderita sama hubungan ini dev? Gitu maksudnya kamu?!" tanya anneth tersulut emosi

"kamu sayang sama ucha sama kaya kamu sayang aku? Berarti kamu juga udah cinta sama ucha iya? Atau kamu cuma anggap aku ga lebih dari sahabat?"

Deven mengusap wajahnya kasar "bukan gitu neth maksud aku. Aku cuma ga mau ucha nanti sakit lagi"

"berarti kamu rela kalo aku aja yang disakitin tapi ucha engga? Kamu lebih mementingkan ucha daripada aku sekarang iya?!" bentak anneth. Airmatanya sebentar lagi jatuh membasahi pipinya

"bukan neth" deven kembali menggenggam tangan anneth "aku cuma bingung, sekarang ini perasaan aku lagi ga karuan"

"maksud kamu?"

"aku...aku juga sayang sama ucha neth, rasanya tumbuh gitu aja, apalagi akhir akhir ini aku bareng mulu sama dia dan malah jarang sama kamu"

Airmata anneth lolos jatuh membasahi kedua pipinya. Ia tak menyangka deven sudah membagi hatinya kepada orang lain.

"dev, aku ga nyangka ya! Waktu itu aku bilang ke kamu, aku mau berhenti tapi kamu tahan. Dan sekarang apa? Setelah aku milih dengerin ucapan kamu waktu yakinin aku kalo ini cuma sementara, kamu malah kaya gini? Dev aku ga nyangka kamu jahat banget sama aku!"

"lanjut aja sama ucha, aku yang mundur. Makasih dev buat semuanya. Makasih karena udah jadi laki laki pertama yang ngasih luka ke aku, setelah ini dan seterusnya aku jadi bisa belajar buat ga asal nerima cowo yang bahkan udah aku kenal bertahun tahun, dan aku ga akan lupain luka yang kamu kasih buat aku, makasih dev, aku pamit"

Anneth langsung saja beranjak dari sana, meninggalkan deven yang masih terdiam mencerna kata kata gadisnya itu, ah! Anneth sekarang bukan gadisnya lagi! Ayolah dev, kamu sudah mengambil sebuah keputusan tadi dan anneth korbannya!

Deven sekarang tak bisa memilih, ia sayang keduanya. Melihat beberapa lama menjalin 'hubungan' dengan ucha, dan gadis itu bahagia, deven jadi tidak tega jika meninggalkannya. Rasa sayangnya semakin bertambah dari waktu ke waktu. Sedangkan anneth, ia jadi sering lupa mengenai gadis itu. Dan ucha, ia telah merubah segalanya

Mulai hari ini dan seterusnya. Deven harus siap menjalani apa yang sudah ia pilih, melupakan anneth dan menyayangi ucha seutuhnya.

***
Gimana part kali ini?
Kasian anneth:(
Putus dehh..

Vote & komen ya❤

Makasii..

The Secrets [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang