Chapter 13

3.7K 312 6
                                    


Berjalan.... berlari
Hati tertindih
Sulit tapi harus aku putuskan
Jalan ku... jalan mu
Belum sempurna
Biar masa depan yang sempurna kan
Suara-suara batinku melepaskan mu
Lirih-lirih jiwaku
Membasuh pilu
Takdir yang Kau beri
Menguji hatiku
Terasa menyesakkan
Kehilangan ini
Tangis yang Kau beri
Membuka mata ku
Bahwa cinta yang sebenar cinta
Hanya ada satu
Karena kehilangan ini
Kumampu mendekat
Kepada Mu

Hariz mengedarkan pandangannya ke setiap sudut sekolah.
Sekolah tampak lengang karena liburan kenaikan kelas telah dimulai. Hanya beberapa siswa yang mengikuti kegiatan-kegiatan pengisi liburan seperti basket atau sekedar ingin main ke sekolah yang tampak. Guru yang hadir pun hanya beberapa guru yang piket saja.

Hariz melangkah menuju bangku panjang yang terletak di koridor sekolah. Sejenak ia duduk disana.

Tanpa diundang bayangan Maira dengan seragam putih abu-abu nya serta hijab panjangnya melintas di pikiran nya.

"Sedang apa kau Maira" keluh Hariz dalam hati.

Hariz masih ingat sejak kejadian Maira pergi dari rumah Hariz dalam keadaan menangis, Hariz kesulitan bertemu dengan Maira.
Bahkan ketika acara purnawidya pelepasan siswa kelas XII, Maira tidak menghadiri nya. Padahal waktu itu Maira mendapatkan penghargaan sebagai siswa berprestasi dengan nilai ujian nasional tertinggi.

"Maira sudah berangkat ke Jogja" jawab ibu Maira ketika Hariz mendatangi rumah Maira.
Hariz terdiam sesaat. Maira pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun padanya.

"Maira cuma nitip ini ke ibu... katanya buat nak Hariz" kata ibu Maira sambil mengangsurkan sebuah amplop putih.
Saat itu juga di depan ibu Maira, Hariz membuka amplop putih yang berisi surat dari Maira.

Assalamualaikum...
Sebelumnya saya minta maaf ...
Saya bukan orang yang pandai berkata-kata lewat surat.
Terimakasih atas semua perhatian dan pertolongan pak Hariz selama ini.
Maira merasa tersanjung dengan khitbah dari bapak... sepertinya itu mimpi semua perempuan...
Tapi mungkin saya masih ingin terus mengejar angan dan impian tanpa harus terbebani dengan sebuah ikatan yang mempunyai konsekuensi yang besar.
Mungkin saya masih egois...
Masih banyak perempuan baik lain yang lebih pantas untuk bersanding dengan bapak...
Semoga bapak selalu sehat dan bahagia...
Sekali lagi terimakasih atas semuanya..
Maafkan segala kesalahan yang mungkin pernah menyakiti bapak...

Maira

Hariz melipat surat itu dengan pelan. Matanya terasa panas. Pantaskah ia menangis?
Ibu Maira memandang sendu wajah Hariz.
Perempuan sederhana itu bisa melihat kesungguhan di mata Hariz, mata hatinya mengatakan Hariz adalah lelaki yang baik.
Tapi ibu Maira juga memahami keputusan Maira.

"Jika kalian jodoh.. bagaimana pun jalannya,maka kalian pasti akan bertemu... sekarang kita ikuti skenario sang Khaliq dengan ikhlas" kata ibu menasehati.

"Maira yang ada di doa saya Bu...saya akan menunggu nya" jawab Hariz pelan.

"Jika kita bisa mendahulukan cinta Allah sang ilahi Rabbi, insyaAllah cinta kepada manusia bisa kita temukan...nak Hariz tidak usah menunggu Maira, jika nak Hariz suatu saat bertemu dengan perempuan yang baik agamanya, akhlak nya pinanglah dia" jawab ibu.

Hariz menunduk dalam. Ia pun berpamitan dan meninggalkan rumah Maira dengan hati pecah berkeping-keping. Angannya untuk bersanding bersama Maira buyar begitu saja.

"Jangan jadikan cinta mu pada makhluk membuat mu lalai Riz..." Tegur Rayhan waktu itu ketika melihat adiknya hanya menghabiskan waktu nya untuk melamun di kamar.
" Dalam riwayat Bukhari-Muslim, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pernah bersabda 'Ada 3 hal, jika seseorang memilikinya ia akan merasakan manisnya iman yaitu: (1) ia menjadikan Allah dan RasulNya lebih ia cintai daripada selain keduanya (2) ia mencintai seseorang karena cinta kepada Allah (3) dan ia membenci kembali kepada kekafiran sebagaimana ia tidak ingin dilemparkan kembali ke neraka'...jadi apa yang kamu alami itu tidak boleh membuat mu menjadi sedih, malas beribadah bahkan berputus asa dari Rahmat Allah" lanjut Rayhan.

When My Heart Choose Him...( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang