Chapter 14

3.8K 322 6
                                    

Aku sudah pernah
merasakan semua kepahitan dalam hidup
dan yang paling pahit
ialah berharap
kepada manusia

- Ali bin Abi Thalib -

Maira mengamati serius atlas anatomi sobota nya.
Bagian demi bagian ia amati. Semester ini ia mulai memasuki masa-masa menjadi dokter muda. Mulai menjelajahi lab demi lab di rumah sakit. Semester ini Maira mengambil bagian obgyn dan paru.
Maira sangat menikmati kuliah di kedokteran, karena memang itu yang dicita-citakan dirinya sejak kecil. Ya seperti kebanyakan anak kecil lainnya jika ditanya cita-cita nya ingin jadi apa rata-rata anak kecil akan menjawab jadi dokter, guru, pilot dan lainnya.
Maira pun sejak kecil akan menjawab ingin menjadi seorang dokter.
Menurut nya dokter itu keren, bisa menjadi perantara untuk menyembuhkan orang lain. Pemberi kesembuhan tetaplah Allah sang Maha Pencipta kehidupan, tapi dokter menjadi perantara bagi orang yang sakit untuk berikhtiar mencari kesembuhan.

"Kak Maira....aku mau nanya nih" tiba-tiba Alma, saudara sepupunya, putri om Haryo sudah muncul di dekat tempat tidur Maira.

Maira menoleh pada si empunya suara.
"Pelajaran apalagi nih kali ini" tanya Maira.

"Alma tuh paling sebel sama pelajaran sains kak" jawab Alma sambil memajukan bibirnya.
Gadis 15 tahun yang kini sudah menjadi siswa kelas X itu memang sedikit manja dan kekanak-kanakan. Mungkin karena Alma adalah putri tunggal om Haryo, jadi wajar jika ia sangat manja.
Tapi meski manja, Alma anak yang baik dan penurut serta menyenangkan. Ia senang membantu orang lain.
Maira pun sangat kerasan tinggal di rumah om Haryo. Om Haryo dan tante Ilma juga sangat baik dan sayang pada Maira. Maira diperlakukan seperti anak sendiri. Alma pun sudah menganggap nya seperti kakaknya sendiri. Semua masalah, unek-unek nya diceritakan ke Maira

"Eh Ndak boleh sebel sama mata pelajaran tertentu, itu akan membuat kita akan lebih sulit memahami nya.karenanya kedudukan seorang guru atau pengajar sangat dihargai dalam Islam. Dalam Hadits Tirmidzi disebutkan 'Sesungguhnya Allah, para malaikat dan semua makhluk yang ada di langit dan di bumi, sampai semut yang ada di liangnya dan juga ikan besar, semua nya bershalawat kepada muallim yaitu orang yang berilmu dan mengajar kan kepada manusia" nasehat Maira.

"Aduh kak...gimana ga sebel, sudah pelajarannya susah, gurunya kalau ngomong kurang jelas karena guru nya sudah berumur kak" keluh Alma.

"Emm.. iya juga ya...guru sains kakak dulu masih muda, enak ngajarnya, baik orang nya..."
Ups.. guru sains Maira dulu kan pak Hariz. Tiba-tiba saja Maira jadi ingat pak Hariz.
"Sudah hampir 4 tahun yang lalu tapi aku masih ingat jelas dengannya" keluh Maira dalam hati.

"Dan pasti ganteng dong kak...cowok kan guru nya" goda Alma sambil terkekeh. Maira dibuat tertawa juga karenanya.

"Kalo cowok pasti ganteng masak cantik..."

"Nahh....ini bener" sahut Alma diiringi tawa.

"Coba sini kak Maira lihat mana yang susah"

Alma pun membeber buku-buku sekolah nya. Sejurus kemudian dua gadis itu sudah asyik membahas soal demi soal di buku pelajaran milik Alma. Hampir setiap hari begitulah pemandangan di kamar Maira. Alma tanpa sungkan akan mengetuk pintu kamarnya, terkadang hanya sekedar cerita remeh temeh kelakuan teman-temannya yang kadang jahil, usil menyebalkan, cerita lagi suka sama kakak kelas yang lagi naik daun (kaya uler 😁), cerita tentang guru yang horor atau serius kaya sekarang ini bahas soal Pelajaran.
Maira tentu dengan senang hati mendengarkan semua curhatan Alma. Terkadang ia senyum-senyum sendiri karena sering juga kisahnya agak-agak mirip dengan masa SMA nya dulu.

Nadia kini sedang kuliah di Institut Pertanian Bogor. Hilda, ia menuruti kemauan papanya untuk kuliah di London mengambil jurusan bisnis, Levy selepas SMA kabarnya langsung menikah dengan seorang pemilik supermarket kenalan ibunya dan Vena kini kuliah di Surabaya mengambil jurusan manajemen. Maira masih berhubungan baik dengan mereka bahkan dengan semua teman SMA nya dulu.
Tapi dari semua kenangan tentang masa SMA nya yang paling susah untuk dilupakan adalah pak Hariz.

When My Heart Choose Him...( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang