Chapter 20

4.3K 307 3
                                    

"Apabila Allah hendak memuliakan seorang hamba, maka Dia akan membuat hamba itu tersibukkan dengan ketaatan"

Syeikh Sholeh Al Fauzan Hafizholullah

"Barakallahu laka wa baaraka 'alaika wa jama'a bainakuma fii khoir"

Ya Allah semoga Allah memberikan berkah kepada mu, semoga Allah mencurahkan keberkahan kepada mu. Dan semoga Allah mempersatukan kalian berdua dalam kebaikan

"Aamiin....." Terdengar suara peserta pengajian yang semuanya perempuan serempak mengamini doa ustadzah untuk mendoakan calon pengantin.

Sejurus kemudian pemilik rumah mempersilahkan yang hadir di pengajian tersebut untuk menikmati sajian hidangan yang telah disediakan.

"Naaadd...." Maira menghambur ke pelukan Nadia.

Nadia menyambut pelukan Maira dengan hangat dan bahagia.
"Makasih ya Ra...kamu bisa sempatkan hadir di pengajian ini" kata Nadia selalu dengan senyum yang tersungging.

"Kan sekarang kamu sudah jadi dokter sibuk...jadi seneng banget kamu bisa hadir Ra..." Lanjut Nadia.

"Ya Allah Nad...demi kamu pasti aku usahain hadir Nad... apalagi ini adalah pengajian untuk mendoakan pernikahan mu... Alhamdulillah.. akhir nya sahabat ku sudah ketemu jodohnya" kata Maira dengan mata berbinar.
Iya, ini adalah pengajian untuk mendoakan pernikahan yang akadnya akan dilaksanakan esok harinya. Alhamdulillah, Nadia sahabat Maira yang dahulu bersama suka duka akhirnya akan segera memenuhi separuh agamanya, yaitu menikah.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Baihaqi bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pernah bersabda "jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karena nya bertakwalah pada Allah atas separuh yang lainnya"

"Alhamdulillah...doain ya Ra... semoga Allah selalu memberikan yang terbaik. Kamu sendiri gimana Ra...aku juga nunggu undangan darimu lho" Nadia memegang lengan Maira sambil melirik nya.

Maira menghela nafas dalam.
"Doain ya Nad.. " jawab Maira singkat.

"Maira masih mikir pak Hariz?" Tanya Nadia

Maira memandang lekat mata Nadia, sahabat nya itu. Nadia seolah bisa membaca jalan pikiran Maira.
"Hmm...hidup terus maju ke depan Nad... Melihat ke depan bukan untuk melihat kebelakang" jawab Maira penuh makna.

"Barakallahu Nadia..." Tiba-tiba seorang perempuan bercadar mendekati Maira dan Nadia. Kemudian memeluk erat Nadia.

Maira menoleh ke arah perempuan bergamis coklat muda lengkap dengan Khimar dan niqab dengan warna yang sama.
Sejenak mereka saling berpandangan.

"Kenalin Ra...ini mbak Febtry teman pengajian mama" suara Nadia memecah keheningan memperkenalkan perempuan bercadar yang bagi Maira serasa tak asing.

"Maira?.." seru Febtry perlahan. Tak disangka nya dia bertemu dengan Maira, murid pak Hariz yang dulu sempat dihinanya.

"Maira ingat aku?" Kata Febtry sambil membuka niqabnya karena di ruangan itu hanya ada mereka bertiga.

Maira membelalakkan matanya. Benar. Perempuan bercadar itu Febtry, perempuan yang dahulu pernah bertemu dengan nya di rumah pak Hariz. Perempuan yang katanya adalah calon istri pak Hariz.

"Maafkan semua kesalahanku ya Ra..." Kata Febtry sambil menggenggam tangan Maira erat ketika mereka hanya berdua di ruangan itu. Nadia masih sibuk menerima para tamu di depan.

Maira menggeleng dan membalas genggaman tangan Febtry.

"Aku sudah melupakannya nya...aku malah senang melihat mbak berubah begini"

When My Heart Choose Him...( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang