29

87 3 0
                                    

Sejak saat itu Dimas harus menerima konsekuensi atas perbuatan nya. Dia ditangkap polisi dan di tahan.

...
Hari ini Riry tidak masuk sekolah, tiba-tiba ia sakit dan merasa masih tidak percaya Dimas melakukan semuanya. Karena diantara sahabat-sahabat nya Dimas dekat dengan Riry dan Sekar.

Riry percaya Dimas adalah orang baik, pasti ada alasan mengapa dia melakukan semua ini. Bahkan dia tidak rela melepas Dimas di bawa ke kantor polisi.

*flashback

Ketika Tali ditangan Riry terlepas, ia mengejar Dimas.

"PAK JANGAN BAWA TEMAN SAYA PAK!",kata Riry sambil menangis sendu.

"Maaf dek, tapi teman adek sudah melakukan hal yang melanggar hukum.",jelas salah satu polisi yang menghalangi Riry untuk menggapai tangan Dimas.

"DIM JANGAN DIM !", teriak Riry ketika Dimas di masukkan mobil polisi.

Dimas hanya tersenyum, seolah mengatakan dia tidak apa-apa.

Riry makin menangis, ketika mobil polisi itu mulai tidak terlihat.
"DIM KENAPA SIH LO, DIMASSS!",Riry jatuh terduduk.

...

                            10 April 2013

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                            10 April 2013

Air mata Riry kembali menetes, melihat foto dirinya bersama Dimas. Menurut Riry foto itu sangat bersejarah. Foto saat pertama kali mereka akrab.

'Yaampun Dim, ternyata kita sahabatan udah lama', ucap Riry dalam hati

Tok! Tok! Tok!

Terdengar suara ketukan pintu kamar Riry.
Riry segera mengusap air mata nya dengan kasar.
"Masuk!",ucap Riry dengan suara tidak seperti habis menangis.

Krekk..
Yang masuk adalah bunda nya Dimas.
Riry kaget melihat bunda nya tiba-tiba datang.
Riry berlari kecil lalu memeluk wanita berusia 50 tahunan yang berwajah sendu itu.

"Bunda yang sabar ya! Dimas pasti baik-baik aja!",ucap Riry sambil mengusap punggung Dina,Bunda Dimas.

Dina sudah Riry anggap seperti mama nya sendiri. Dina sangat menyayangi nya, begitupun juga Riry. Mama Riry memilih pergi meninggalkan Riry entah apa alasannya. Kini, Riry tinggal dirumah itu sendiri.

"Riry, ikut Bunda pulang yuk! Biar Bunda ada temen nya, Riry juga sendiri kan disini", ajak Dina dengan penuh harap.

Riry diam sejenak.
"Mau?",tanya Dina lembut.
"Mauuu!",jawab Riry penuh antusias.

Dina membantu Riry mengemasi pakaian nya, di tengah nya Riry bertanya.
"Bun, sesekali Riry boleh pulang ke sini kan?"
"Boleh dong sayang",jawab Dina dengan membentuk senyuman di bibirnya.

....

Dina dan Riry memasuki rumah mewah, yang biasanya di pakai sebagai tempat tongkrongan The Preketek.

"Riry tidur di kamar Dimas ,gakpapa?", tanya Dina.
"Riry gakpapa Bun, tapi Dimas nya boleh gak?", tanya Riry.
"Pasti di bolehin", jawab Dina mantab.

Riry melangkah ragu menuju kamar Dimas yang ada di lantai 2.
Lalu ia membuka pintu yang tidak terkunci itu.

Ketika pertama kali Riry membuka pintu kamar Dimas, hal yang selalu mengingatkan Riry pada Dimas, aroma vanila yang sangat kuat.

Riry mengelilingi kamar Dimas yang luas itu. Terdapat banyak foto-foto dirinya juga The Preketek yang lain.

Mata Riry tak berkedip ketika melihat sebuah kertas yang di bingkai,berisi tempelan-tempelan puisi yang Riry buat.
"Jadi dia masih nyimpen semua ini..." ucap Riry tertegun.

Dulu Riry suka membuat puisi tentang bagaimana tolol dan konyol nya Dimas.

....
Tok!tok!tok!

Riry pun membuka pintu kamar. Ternyata Dina yang mengetok pintu kamar tetsebut.

"Eh bundaa..",sapa Riry
Ternyata Dina membawakan segelas susu   vanila hangat. Riry menerima nya dengan senang hati.

Ia mengatifkan ponsel nya dan banyak pesan yang membanjiri whatsapp nya. Ia tidak berniat untuk membuka, apalagi membalasnya.

Bersambung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fall In Love In KarateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang