"Menyerah bukan akhir segalanya."
*****
NIATNYA hari ini Ken akan pergi ke toko buku. Karena merasa sudah pulih ia ingin sedikit berjalan-jalan. Tentu saja dengan sedikit paksaan. Meski finally nya Kevin ikut bersamanya. Jarang sekali.
Tapi, ia rindu Naya. Apakabar bocah tengil itu? Apa ia tak mencarinya? Bagaimana keadaannya?
Ah, mungkin ia tak akan dirindukan.
"Cepet dikit nape si. Lelet bet jadi human." Sentakan Kevin membuyarkan lamunan Ken yang lagi-lagi tentang Naya.
"Brisik lu. Sape suruh ngikutin gua." Dengan kesal ia masuk mobil.
Sepanjang perjalanan, tak ada yang bersuara. Tak ada yang memulai perbincangan juga. Kevin yang enggan menyapa, dan Ken yang kesal.
Tapi, tanpa sadar Kevin telah meningkat 'kan suhu derajat AC Pajero sport itu. Hingga membuat Ken kedinginan. Karena tak tahan dingin yang berasa menusuk sampai tulang belakangnya, Ken menaikan kedua kaki dan melipatnya di depan dada. Dan itu mengalihkan pandangan Kevin dari padatnya ibu kota.
Wajah pucat pasi dan tubuh menggigil membuat Kevin mendadak khawatir. "Ken, lu gak pa-pa?" Tanya Kevin.
"Emang ... Gua kenapa?" Jawab Ken terbata.
Reflek punggung tangan Kevin meraba kening Ken. Dan suhu tubuh Ken mendadak naik, padahal tadi pagi masih biasa saja. Apa karena AC mobil?
Dengan tergesa, Kevin mematikan AC mobil. Meraba dashboard mobil dengan tangan kanan memegang kemudi, mengambil obat yang sengaja ia simpan di situ.
Tanpa sadar, Kevin melewati perempatan yang dari jarak pandang seratus meter ada mobil truk kuning dengan kecepatan tinggi.
Tinnn
Tinnnn
Tinnnnnnn
Sebelum, semua terlambat. Kevin menyadari. Dengan lihai ia membelokkan stir. Untung saja tak ada kendaraan lain.
"Astagaaaaaaaaaa!" Ditengah kepalanya yang berdenyut dan darahnya yang terasa terkontaminasi. Sempat-sempatnya Kevin membuatnya terkejut. ia tahu, Kevin ahli dalam berkendara tapi bukan begini juga. Kalo ia tak ingat itu kakaknya. Sudah ia lempar ke laut. Biar saja dimakan Hiu.
Sedangkan Kevin dengan santainya kembali mengemudi dengan tangan kiri memegang botol obatnya.
"Nih." Tanpa menengok Kevin memberikan obat yang telah ia ambil dari tempatnya tanpa air minum
Dengan lunglai, ia menerima obat dan berniat mengambil botol air yang ia simpan di jok belakang. Karena terlanjur lemas. Bukannya tergapai justru ia yang terjatuh.
"Ken. Diem nape si. Mau ngapa lagi lu?" Dengan kesal ia menepikan mobilnya dan membantu Ken duduk ke kursi awal.
"Minum," ucap Ken pelan. Ia sedang tak ada tenaga untuk membalas ucapan sarkas kembarannya. Entahlah, kepalanya mendadak berdenyut hebat. Dan ini begitu sakit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Distrutto (COMPLETED)
Acak(New cover) "Sometimes following your heart means breaking someone else's."