26부 ▷ Sebuah Pelukan dan Kecupan

204 19 2
                                    

∞8∞

“Ternyata memang benar, sesuatu yang tiba-tiba membuat degup jantung berpacu dengan cepat.“

∞8∞

Los Angeles, Amerika Serikat

Ruangan luas bernuansa putih itu nampak hening, menyisakan suara dari patient monitor dan detik jam. Walau ruangan itu dihuni oleh dua orang. Terlihat Yun Ho duduk di kursi tepat di samping ranjang seraya menggenggam tangan Na Na. Sementara Choi Soo berdiri di seberangnya.

"Dia tersenyum padamu," ucap Choi Soo seraya menatap wajah Na Na yang begiru pucat. Begitu pun dengan Yun Ho.

"Heum," tanggap Yun Ho seraya menahan isak tangis. Semua yang terjadi tidak mudah baginya. Bahkan, rasa bersalah selalu mengahmiri diri pria itu. Entah berapa kali dirinya menginginkan untuk bertemu dengan anaknya yang dikandung oleh Ha Na. Namun, ia selalu mendapat ancaman.

"Aku tahu semua ini tidak mudah. Aku hanya berharap agar semua tertata pada tempat yang semestinya," ucap Choi Soo. Tidak ada tanggapan dari Yun Ho. Rasanya untuk berbicara saja begitu berat sekarang.

Tidak lama setelah itu, Choi Soo meninggalkan ruangan menyisakan anak dan ayah itu. Terlihat Yun Ho sudah tertidur masih di tempat yang sama, mengingat jam sudah menunjukkan akan subuh.

Na Na tengah berlatih lagu Who? 나야나! 나 di sebuah ruang latihan bersama Yun Ho. Terlihat, pria itu hanya terdiam dengan kedua tangan yang disilangkan di depan dada. Sementara kedua mata fokus menatap Na Na.

Tidak lama setelah itu, musik berhenti. Begitu pun dengan Na Na.

"Koreografinya sudah bagus. Namun, ada beberapa yang kurang di bagian break dance. Bagaimana jika aku merubah dan menambahkan sedikit?" tanya Yun Ho.

"Heum, tidak masalah. Lagi pula, aku juga sependapat dengan Pelatih. Rasanya ada yang kurang." Gadis itu langsung menunjukkan cengiran, membuat Yun Ho ikut tersenyum. Ya, memang tidak masalah ditambah beberapa oleh pelatih. Bahkan, Soo Yeon pun mendapatkan hal sama.

Setelah itu, Yun Ho mengajari Na Na koreografi baru yang dirangkainya. Terlihat, mereka sesekali tertawa saat melakukan kesalahan.

"Ayah." Suara serak gadis itu terdengar. Lalu, dengan perlahan kedua mata yang sedari tadi terpejam pun kini mulai terbuka.

Na Na menggerakkan tangan yang masih digenggam oleh Yun Ho. Lalu, dengan perlahan ia mendudukkan diri di atas ranjang.

"Ayah." Sebuah senyuman manis mengembang pada bibir pucat gadis itu. Lalu, tangan yang sedari tadi terlepas, mengingat pegangan Yun Ho sudah melemah karena tertidur.

Tangan kanan gadis itu terangkat mengusap pipi pria yang selama ini ingin ditemuinya sebagai ayah. Lalu, tidak lama kemudian, tangisan pun pecah sudah tidak kuasa menahannya lagi.

"Keinginanku sudah terkabul. Aku sudah bertemu ayah dan aku juga sudah menghabiskan waktu bersamanya," lirih Na Na. Lalu, dengan susah payah ia menyunggingkan senyuman, walau air mata terus menetes. Setelah itu, dengan perlahan Na Na turun dari ranjang dan meninggalkan ruangan.

Tanpa gadis itu sadari, Jae Min yang berpakaian serba hitam serta menggunakan topi tengah mengikuti langkahnya.

Pintu atap dibuka oleh gadis itu, hingga angin yang terasa begitu dingin pun menerpa. Namun, semua itu tidak membuatnya mengurungkan niat untuk tetap melangkah. Kini, ia berdiri tepat di tepi atap. Sementara Jae Min, berdiri tepat dua meter di belakangnya.

Keadaan begitu hening. Baik Na Na maupun Jae Min tidak ada membuka suara. Lalu, setelah sekian lama hanya terdiam, Jae Min pun bersuara, "Kau sudah kembali?" Tepat suara itu terdengar, Na Na langsung menoleh, mendapati wajah dingin dari laki-laki itu.

SM Treasures (Super Master Treasures) [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang