MarkHyuk Kencan

63.7K 7.4K 1.6K
                                    

Vote, Comment and Happy Reading 💚

****

Langit di selimuti oleh hangatnya sinar matahari saat mobil Range Rover milik Mark terparkir dengan sempurna di pelataran Gedung Fakultas Seni, Universitas N.

Cowok itu keluar dari mobil dengan kacamata hitam bertengger manis di hidung mancungnya. Ia menghela nafas, mencoba tidak terlihat asing dengan banyaknya orang yang ada di sana.

Belum lagi banyak yang memperhatikan dirinya dari ujung kaki sampai kepala.

Untuk mereka yang memperhatikan, harus di akui, Mark sangat tampan. Tubuhnya yang tinggi tegap adalah anugrah dari kegemarannya berolahraga. Belum lagi kepiawaiannya dalam berpenampilan, menambah nilai plus untuk cowok itu.

kalau kata anak jaman sekarang menampilan Mark itu Boyfriend able sekali.

"MARK."

Mark menoleh, Senyumnya berkembang waktu ia melihat Haechan berjalan setengah berlari ke arahnya. Di belakang Cowok itu ada Jaemin dan Renjun yang berjalan mengikuti Haechan.

Mark tau kalau Ketiganya satu fakultas, hanya saja jurusan Renjun berbeda dari Haechan dan Jaemin.

"Jangan lari, nanti jatoh." Mark berkata waktu Haechan yang sudah sampai di depannya langsung memeluk cowok itu.

Mark tidak terkejut, karena harus di akui, Haechan punya sifat cukup agresif dari pada Jaemin yang malu-malu.
Kalau ada yang bertanya, apa Haechan dan Mark sudah berpacaran? Jawabannya Belum.

"Kita mau kemana?"

"Rahasia. Nanti kamu juga tau kok."

"Masih di kampus Chan. Jangan pelak-peluk!" Renjun menukas waktu ia dan Jaemin juga sudah sampai di dekat Mark.

Haechan mendengus seraya melepas pelukannya. "Sirik tanda tak mampu Njun."

"Siapa yang sirik?!"

"Itu ada tetangga sebelah."

Renjun memutar bola matanya mendengar jawaban Haechan.

"Jaem, nggak di jemput Jeno?" Mark bertanya waktu sadar kalau Singa penjaga Jaemin tidak ada disana.

"Jeno belum selesai kelas kak."

Mark mengangguk mengerti. Lalu tatapannya jatuh pada Haechan. "Berangkat sekarang?"

"Ayok. Guys, gue duluan ya." Haechan pamit pada Jaemin dan Renjun yang di balas anggukan beserta pesan 'hati-hati di jalan' oleh kedua sahabatnya itu.

Waktu sampai di tempatnya, ternyata Mark membawa Haechan kesebuah taman bunga yang tidak terlalu ramai juga tidak terlalu sepi. Tempat itu indah dengan berbagai tanaman bunga yang tumbuh disana. Ada juga bunga matahari yang mana Itu adalah bunga kesukaan Haechan.

Keduanya berjalan berdampingan mengelilingi taman sambil sesekali Mark tertawa karena Haechan membuat lelucon atau sebaliknya.

Saat melewati sebuah air mancur dengan bangku di sekitarnya, Haechan memutuskan untuk duduk disana. Berbincang dengan Mark, membahas apa yang mereka belum ketahui tentang satu sama lain.

"Haus nggak?" Mark bertanya waktu ia melihat ada stan penjual Milk Tea di dekat taman.

Haechan berdehem. "Lumayan."

"Aku beli Milk Tea dulu ya kalo gitu."

Mark pergi sesaat setelah Haechan mengangguk. Sepeninggalan Mark, Haechan diam sambil memejamkan matanya. Menikmati hembusan angin sore yang membelai wajah dan juga rambutnya. Cowok itu tidak sadar, dari kejauhan, Mark masih memperhatikannya.

NOMIN TweetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang