❌ 11 ❌

2K 300 79
                                    

Hyunjin dan Hangyul tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjin dan Hangyul tersenyum. Mereka kompak memakai sepasang sepatu hitam dan putih dilengkapi tali hitam dan putih.

"Wah kakimu dan kakiku seperti papan catur sekarang." Seru Hangyul kegirangan.

"Kau suka hitam dan aku suka putih." Sahut Hyunjin dengan senyum.

Mereka berdua memakai seragam baru mereka dan hari ini mereka akan mendaftar bersama. Tentu saja mereka mendaftar di sekolah yang sama.

"Kau jangan mencari teman baru yaa!" Sentak Hangyul sambil memukul Hyunjin.

"Siap kapten! Kau jangan melarangku membunuh kucing lagi ya."

Hangyul terdiam. Dia tidak ingin mengiyakan permintaan Hyunjin itu.

"Tapi aku kasihan dengan kucing itu. Hewan itu tidak bersalah." Hangyul menatap Hyunjin sendu.

"Aku hanya membunuh kucing yang kesepian. Aku harap dia bisa bertemu dengan ibunya atau mungkin bisa menjadi teman adikku, Yeji."

Hangyul langsung diam mendengar ucapan Hyunjin. Dia merasa Hyunjin sedikit aneh akhir-akhir ini.

"Ayo berangkat teman!" Seru Hyunjin antusias

"Ayo!"

Hyunjin dan Hangyul kompak berjalan bersama. Saat itu mereka masih naik bus. Murid baru dengan sepatu aneh seperti itu. Siap-siap disita pihak sekolah.

Hyunjin merenung mengingat masa-masa bersama Hangyul. Bibirnya pucat, matanya sembab, rambutnya berantakkan. Dia terlihat kacau!

Dia dengan setia menunggu Hangyul di rumah sakit dan tidak peduli dengan sekolah. Yang dia inginkan sekarang adalah Hangyul terbangun dan hidup.

Ditengah kesendiriannya itu, seseorang datang. Yaa, itu Eunsang. Dia segera mengambil alih duduk di samping Hyunjin dan mengambil sesuatu dari kantong plastik hitam yang ia bawa. Nasi bungkus dan sebotol air mineral.

"Makan! Jangan menyakiti dirimu sendiri!"

Hyunjin melirik makanan itu sekilas dan bergantian menatap Eunsang.

"Kenapa kau tidak membenciku dan membiarkanku mati saja?"

"Aku ingin kau mati karena takdir. Jadi buat apa aku membiarkanmu mati karena kelaparan? Makanlah! Kau tidak akan menyambut Hangyul dengan wajah seperti ini kan?"

Hyunjin menyerah. Dia paling tidak suka ada orang crewet. Kemudian dia membuka nasi bungkus itu dan langsung memakannya dengan sendok yang dibawa Eunsang.

"Kau sudah absen empat hari. Kau juga harus sekolah."

"Tidak! Aku mau menunggu Hangyul sampai dia bangun. Dia temanku. Teman dekatku."

Hyunjin masih terus mengunyah. Eunsang tersenyum melihat Hyunjin.

"Han dan Seungmin tidak berkunjung?" Tanya Eunsang tiba-tiba.

Life or Death | H Hyunjin ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang