We're Over Now

5.1K 623 33
                                    

Sudah sejak satu minggu yang lalu setelah terjadinya insiden itu, kami, aku dan Revaldo yang kupikir saat ini masih berstatus sebagai pacarku sudah tidak saling menghubungi.
Ini adalah pertengkaran terlama kami.

Aku memutuskan untuk tidak mengemis maaf ataupun berusaha untuk memperbaiki keadaan seperti yang sering kulakukan di beberapa waktu sebelumnya.
Disisi lain, aku merasa bahwa aku adalah pihak yang paling benar.

Kupikir, dia akan menghubungiku duluan. Tapi ternyata tidak sama sekali.
Revaldo with his ego.
As always.

Jujur, setiap hari aku selalu menantikan kabar darinya.
Dan aku tidak bisa menampik adanya rasa rindu yang semakin lama semakin membuncah.
Ya, aku masih mencintainya, sekalipun dengan segala perlakuannya padaku.
Mungkin aku harus mengalah dan meminta maaf duluan padanya.

Ting.
Terdengar bunyi nada dering chat whatsapp masuk ke ponselku.
Kebetulan sekali saat ini aku sedang membuka laci meja resepsionis yang selalu dipakai untuk menyimpan clear map folder untuk closingan.
Awalnya, aku hanya ingin mengambil stabilo warna kuning.
Tapi setelah mendengar bunyi ponsel yang kusimpan di dalam laci sedari tadi pagi, fokusku langsung teralihkan.

Hari ini weekday dan suasana lobby belum terlalu ramai, aku langsung memeriksa pesan WhatsApp yang baru masuk ke ponselku barusan.
Kalian kalau kerja di hotel bagian front office pasti sudah lihai dengan taktik ini.
Ya, taktik mencuri kesempatan untuk bermain ponsel pada saat jam kerja.
Selama aku bisa mengendalikan situasi semuanya akan aman - aman saja.
Maksudnya, sesekali mata melirik ke depan karena takut ada tamu, Head of Departement atau bahkan GM yang berkeliaran di sekitar lobby, kemudian beralih fokus pandang melihat ke arah bawah (ke laci).
Aku sangat terkejut bercampur bahagia ketika langsung kuketahui siapa yang mengirim chat.
Seseorang yang sangat kurindukan selama ini.

Revaldo Wiranata : Ada waktu senggang buat ketemu hari ini?

Aku tersenyum lebar seketika.
Inilah momen yang kutunggu - tunggu sejak seminggu yang lalu.
Langsung dengan cepat ku balas chat tersebut.

Me : Hai, Kak. Kangen.
Aku masih incharge sekarang. Sorean gimana ? Abis pulang kerja?

Revaldo Wiranata : Sekarang udah break?

Me : Belum, 30 menit lagi nunggu temen beres after itu baru aku.

Revaldo Wiranata : lunch bareng bisa? Aku lagi ada di deket hotel kamu. Kita ketemu di cafe bawah.

Me : Oke, see you there soon.
Hati2 jangan ngebut.

Aku senyum - senyum sendiri sekarang.
Seperti orang gila.
Bagaimana tidak?
Orang yang sangat begitu kurindukan tiba - tiba mengajakku untuk makan siang.
Ingin sekali kuputar dengan cepat sisa waktu 30 menit yang harus kulewati ini.
Aku tidak sabar untuk segera bertemu dan melepas rindu dengan pacarku.

Setelah Firman selesai dengan jam istirahatnya selama satu jam, dia kembali lagi ke meja resepsionis, dan aku langsung terburu - buru mempersiapkan diri untuk pergi ke cafe yang letaknya tak jauh dari hotelku berada.
Jangan tanya kenapa selalu ada Firman, karena memang dia yang selalu menjadi teman duetku ketika incharge. Hanya kali ini minus Bu Tere, biasanya kami tiga serangkai yang tak dapat dipisahkan.
Dia sedang menikmati sisa cutinya dari dua hari yang lalu.
Enak banget.

Hotelier's Life (Completed) [SUDAH TERBIT E-BOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang