Promotion

5.4K 624 29
                                    

Hari ini tepat tanggal 16 Januari 2019. Hari Rabu yang merupakan hari pertamaku masuk kembali untuk bekerja setelah menghabiskan dua hari libur.
Aku dipanggil ke ruangan Pak Revan sesaat dia telah kembali dari morning briefing. Sejujurnya, saat ini perasaanku agak tegang. Mengingat momen yang jarang sekali terjadi ketika seorang staf diperintah untuk masuk ke ruangan atasannya. Pasti hanya ada prasangka buruk yang terlintas. Seketika Aku berusaha mengingat segala kesalahan ataupun dosa - dosa yang mungkin telah kuperbuat beberapa hari dan minggu ke belakang. Namun, dengan percaya diri aku merasa bahwa selama ini pekerjaanku sempurna tanpa cela sedikitpun.

"Masuk, Nay," kata Pak Revan setelah Aku mengetuk pintu ruangannya. Dia mempersilahkanku langsung duduk dengan gerakan tangannya. Posisiku sekarang sudah saling berhadapan dengannya.

"Bapak manggil, Saya? Maaf agak lama, tadi handle dulu tamu check out," kataku dengan sopan. Hari ini memang aku incharge morning shift dengan Firman, Bu Tere dan Ayara.

"Ada hal penting yang mau Saya bicarakan. Kamu udah siap?" tanya Pak Revan padaku sambil melipatkan kedua tangan di depan dadanya.

"Saya ngelakuin salah ya, Pak?" tanyaku balik tanpa sempat menjawab 'siap' atau 'tidak siap'. Rasa tegangku yang semakin bertambah di dalam ruangan kecil ini, membuat nafasku lebih terasa sesak.

"Menurut kamu? Apa kamu gak sadar akan sesuatu?" tanyanya semakin menambah suasana makin horor.
Mungkin ini adalah sesi saling melempar pertanyaan tanpa adanya sebuah jawaban.

"Saya coba mengingat kembali pekerjaan Saya beberapa hari atau beberapa minggu ke belakang, tapi perasaan dan pikiran Saya mengatakan bahwa Saya tidak tidak melakukan kesalahan apapun. Bapak bisa kasih tahu apa kesalahan yang sudah Saya lakukan?"
Aku memerhatikan Pak Revan dengan penuh seksama.

"Ha...ha...ha..."
Tawa renyah dari Pak Revan pecah seketika. Aku masih memasang muka bengong tidak mengerti apa maksud dibalik tawa tersebut. "You are promoted as a Group Coordinator start from this month. Congratulation!" lanjutnya dengan sumringah.

Aku merubah raut mukaku jadi bertambah bingung. "Maksudnya, Pak? Jadi intinya Saya lagi dibohongi dengan suasana menegangkan tadi? Wah, Parah nih si, Bapak," kataku mulai agak rileks.

"Sorry, Nay. Saya tiba - tiba jadi kepikiran aja usilin kamu pas waktu kamu tiba - tiba nanya pertama kali masuk ruangan ini. Lagian kalian kenapa sih? Pikirannya gak pernah lurus aja kalau tiap Saya panggil ke ruangan ini. Bawaannya suudzon mulu. Padahal, diruangan ini tuh bukan hanya tempat untuk menegur atau di tegur. Saya dengan terbuka nerima juga curhatan kalian bilamana kalian mau."
Pak Revan kemudian menyeruput kopi buatannya yang hampir dingin.

"Maaf, Pak. Tadi terlalu tegang," kataku sambil nyengir. "Tapi, Pak, Saya gak tahu siap atau engga dikasih posisi baru kayak gini. Saya masih banyak kekurangan." Aku mulai agak menunduk sambil menggenggam erat ujung blazerku pertanda bahwa Aku sedang tidak percaya diri.

"Kamu itu salah satu staf terbaik yang bisa Saya dan para DM andalkan. Hanya kamu yang aware sama hal lain di luar jobdesk inti kamu as reception, terutama dengan bill - bill group di saat staf yang lain sibuk mengejar waktu pulang yang harus selalu ontime.
Kamu gak pernah perhitungan untuk masalah waktu. Kamu juga teliti dan gak terlalu banyak ngomong, tapi kerjamu cepet. Justru Kamu sekarang harus berani ambil posisi baru ini, biar kamu bisa belajar untuk nambah skill kamu. Kamu gak mau kan, jadi seorang reception selamanya?"
Pak Revan menasehatiku dengan wejangan - wejangan supernya.

"Ya enggaklah, Pak. Saya juga pengen develop karir, Saya gak puas di posisi ini saja," jawabku kemudian.

"Baguslah, Kamu ada motivasi buat maju. Sekarang Saya kasih kamu kesempatan buat nunjukin kalau Kamu itu mampu. Tenang aja, para DM gak bakal ngelepas gitu aja, mereka bakal bantu kok. Jadi oke, ya?"
Pak Revan memastikan kesiapanku untuk terakhir kalinya.

Hotelier's Life (Completed) [SUDAH TERBIT E-BOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang