ALEEYA - PART 10

17.1K 685 72
                                    

[Typo bertebaran dimana-dimana. Tolong revisi dan sarannya temann😅]

Aleeya POV

Pagi ini rintik membasahi jalanan seolah semesta tahu apa yang aku rasakan. Sekarang masih pukul 5 pagi. Aku masih merenung menatap langit yang tidak henti menurunkan air. Hingga 1 jam berkelana dalam pemikiran. Aku memustuskan untuk bersiap dan pergi lebih awal agar tidak berpapasan dengan suamiku yang dini hari tadi di antar pulang oleh asisten pribadinya, Seno. Dalam keadaan mabuk. Ya, aku melihatnya lebih tepatnya Mengintip dari lantai atas saat Xavier di bopong oleh Seno.

"dia mabuk lagi.. Mungkin baru saja selesai dari kegiatan panasnya" gumamku tersenyum masam namun air mata mengalir dengan sendirinya.

Semalaman entah sampai jam berapa aku menghabiskan waktuku untuk menangis. Aku rindu Mom Lina. Tapi maid bilang Mom pergi ke Perancis untuk liburan.

Sekarang sudah pukul 06.30. Tidak lama bagiku untuk bersiap dan kemudian keluar dari kamar. Aku bersyukur karena sepertinya Xavier masih terlelap dalam tidurnya. Sampai saat aku membuka pintu utama, Pak salim supir yang Xavier tugaskan untukku atas perintah Mom Lina menunduk hormat ke arahku.

"Nyonya mau pergi? Mari saya antar" ujarnya mempersilahkan.

Aku tersenyum lalu menggeleng sopan. "Ah,tidak usah pak.. Saya sudah memesan taksi online"

"Tapi nyonya.."

"Tidak apa pak. Sebaiknya bapak mengantar Xavier karena kondisinya semalam sedang buruk. Saya pergi dulu ya pak"

✨✨✨✨✨✨✨✨

Di kantor..

Aku sudah ada di kantor 45 menit lebih cepat dari jadwal para pegawai lainnya. Hanya butuh waktu 15 menit aku sampai di perusahaan yang baru kemarin menjadi tempatku bekerja dan sudah berhadapan dengan laptop di hadapanku mengatur jadwal sang penguasa perusahaan yang tampak padat hari ini.

"Heuh.. Sepertinya aku butuh kopi." aku memijat pelipisku.

"Pagi Princess!" sebuah suara membuatku terkejut dan refleks mengangkat kepala ku yang tadi menunduk.

'Astaga? Apa itu tadi? Princess?"

Aku segera berdiri dari dudukku dan menunduk hormat.
"Pa-Pagi tuan. Anda datang lebih awal tuan?"

"Ayolah Al. Calvin. Panggil namaku saja" ujarnya dingin.

Aku yang melihat perubahan raut mukanya pun pasrah "Ba-baiklah.. Calvin"

"Seharusnya aku bertanya padamu. Kenapa datang pagi sekali? Bahkan satpam bilang kau sudah datang sebelum pukul tujuh. Padahal jam kantor 07.30? Ada masalah apa, Al?" katanya dengan manik mata mengintimidasiku.

Aku tersenyum canggung.
"Tidak, aku hanya tidak ingin terlambat. Karena akhir-akhir ini jalanan macet, jadi aku---" tampaknya alibi ku tak berhasil.

"Bohong! Kau bohong bukan? matamu sembab" tanpa sadar tangan kekarnya terangkat mengelus sisi bawah mataku yang sembab.

Aku menepis tangannya lembut dan menatapnya canggung. "Ti-dak aku hanya sedang sedikit tidak enak badan semalam. Jadi susah tidur ya begitulah kejadian selanjutnya"

Ku lihat Calvin menghela nafas panjang.
"Baiklah tak apa kalau kau tak mau jujur sekarang. Tapi kalau perlu bantuan. Datanglah kepadaku." 'Sungguh aku menunggu saat itu, sayang.' sambungnya dalam hati. Ia menggenggam tanganku dengan tersenyum manis ke arahku.

"Ya tentu bos. Tapi ku pastikan aku akan berpikir dua kali membutuhkan bantuanmu" kekehku ke arahnya.

Kami pun terkekeh singkat.

ALEEYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang