Two day later..
Aleeya POV
Aku menatap wajah ku yang sudah di rias dengan makeup yang tipis. Aku merasa menjadi bidadari sehari ini. Tapi sayangnya hatiku berkata lain. Sedih. Sungguh. Tapi aku tidak boleh lari dari kenyataan. Ya, nyatanya orang yang membenciku itu akan segera menjadi suamiku.
"Nah, selesai! Anda sangat cantik nona.. Sampai saya hanya memoleskan sedikit saja sapuan make up diwajah anda" perias dibelakangku menatap kagum ke arah cermin sembari tersenyum riang.
"Ah ya, terima kasih banyak Merry!" ujarku tersenyum tulus.
"Iya nona, dengan senang hati saya datang kapan pun kalau yang dirias wanita seperti anda hehee" kekehnya sambil membereskan barang-barang make up nya yang berserakan di atas meja rias.
Ku dengar suara pintu terbuka pelan. Setelah menoleh kearah sumber suara..
Ternyata Mom Lina datang dengan senyum bahagia dan harunya."Astagaa! Lihatlah bidadari mom sangat cantik!" menoleh ke arah Merry "Kau memang andalan ku! Nanti uangnya aku transfer okay!"
Yang diajak bicara tertawa geli "Nyonya Lina.. Menantu mu itu sudah sangat cantik! Bahkan aku tidak perlu memoleskan make up yang berlebihan seperti wanita-wanita diluar sana"
Ucapan keduanya sungguh membuat pipi ku merona malu dan canggung. Tapi raut wajah ku berubah dan batin ku berpikir "seandainya yang mengatakan itu Xavier juga..." tak sadar ada orang di depanku aku menghela nafas pelan tetapi masih bisa di dengar Mom Lina.
"Kenapa sayang? Apa kau sakit? Katakan sayang" aku sedikit terkejut mendengar penuturan Mom yang membuyarkan lamunanku.
"A-Ah.. I-itu mom, a-aku ha-nya gugup......"
Astaga kenapa sulit sekali hanya ingin mengatakan gugup. Gerutu ku kesal di dalam hati."Hahaha.. Sayang itu wajarr.. Tapi senyum mu yang indah itu tidak boleh luntur. Bersiaplah, acara akan segera dimulai menantuku" Mom mengajakku berdiri dan keluar dengan menuntun perlahan gaunku yang terbilang panjang.
----------
Author POV
Segala rangkaian acara sudah dilaksanakan. Sekarang kedua insan sudah duduk dibangku mobil dengan keadaan hening sedari tadi awal perjalanan. Sang pengantin wanita hanya menatap ke arah jendela dan menunggu sampai kapan ia ada di dalam mobil ini. Sedangkan ia sangat butuh istirahat yang banyak.
Hingga beberapa menit perjalanan.
Sang wanita tidur dengan tenang mengadap ke arah luar jendela.
Sang pria disampingnya hanya sesekali melirik dengan ekspresi datar dan dingin.
"Bangun! Hei! Bangun"
Aleeya merasa terganggu tatkala ada sebuah guncangan yang ia rasakan dilengan sebelah kanannya. Ia mengerjapkan mata perlahan dan menatap pria disebelahnya sebentar.
"Y-Ya?"
"sudah sampai"
Aleeya menolehkan kepalanya ke arah jendela di sebelahnya. Ah! Ternyata ia sudah sampai di mansion yang tak kalah mewah dari mansion Mom Lin. Sibuk dengan lamunannya, hingga ia tak sadar pria tersebut sudah meninggalkannya dan hendak memasuki mansion itu.
Aleya membuka pintu mobil dan turun dengan cepat. Menyusul langkah Xavier.
Tanpa basa-basi Xavier menolehkan badannya kebelakang menghadap Aleeya yang berjarak 2 meter darinya."Kamar kau di sebelah kanan lantai 2" pria itu langsung berjalan lagi dan masuk ke kamar yang diduga Aleeya terdapat di lantai 1.
Hufttt..
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEEYA
RomanceXavier percaya dengan pepatah kuno itu, kalau.. " Penyesalan akan selalu datang di akhir" setelah dia menyia-nyiakan wanita yang dipilih langsung oleh sang Ibu dan kebetulan sahabat kecil Xavier. Ntahlah, kesalah pahaman masa lalu membuat Xavier gel...