[Typo bertebaran dimana-mana. Mohon bantuannya untuk koreksi ya]😁
Author POV
Di dalam ruangan luas dengan meja lonjong yang menengahi perbincangan serius mereka dengan para investor. Wanita yang tampak serius dengan note nya itu tidak merasa terusik dengan tatapan yang pria disebelahnya tujukan. Sangat tidak profesional bukan. Tapi, tidak pernah ia seperti ini. Ia selalu dianggap salah seorang pengusaha yang menjunjung tinggi profesionalitas.
Ntahlah, menurutnya sejak peristiwa mereka bertemu dan tertabrak tak sengaja hari itu dan apapun yang berhubungan dengan wanita disebelahnya ada dorongan dari hatinya untuk memiliki. Katakan ia brengsek mencintai wanita yang sudah jelas memiliki suami. Tapi kenyataan tersebut tidak membuatnya berhenti mengejar sesuatu yang sudah ia nyatakan miliknya. Ya, miliknya.
Semua lamunannya tampak terusik saat manik matanya bertemu dengan manik mata wanita disebelahnya yang menatap bingung.
"Hmm tuan.. Kau di panggil Mr. Carls" bisik wanita itu menyadarkan pria disebelahnya.
"Hah? ah ya, ada apa Mr.Carls?" sedangkan orang yang berada di ruangan tampak terkekeh geli dengan apa yang barusan saja dilakukan oleh pria muda yang sangat berpengaruh di depan mereka.
"Ada apa? Kalian menertawakanku?!" tukas pria itu, Calvin.
Sontak semua pasang mata menunduk dan berhenti dari kegiatannya melihat ketidak sukaan pemimpin di depan mereka.
Calvin menghela nafas pelan setelah pikirannya tenang,
"Kita akhiri rapat hari ini" ujarnya dingin, ia berdiri diikuti oleh Aleeya di belakangnya.Mereka meninggalkan ruang rapat setelah Aleeya menunduk sopan pada para investor.
Sepasang jenis kelamin berbeda itu hendak kembali ke ruangan mereka masing-masing, namun kegiatan tersebut terhenti ketika Aleeya memberanikan diri untuk membuka suara karena tak kuat dengan aura dingin yang tak pernah dilihatnya dari sang bos. Walau baru beberapa hari bekerja, batinnya.
"Eum tu-tuan, kau baik-baik saja kan?" hal tersebut sontak menghentikan langkah Calvin dan sebelum berbalik ia tampak menghela nafas perlahan.
"Al, ayo makan siang bersama. Aku sudah lapar" ajaknya.
Aleeya yang merasa pertanyaannya dialihkan dan merasa tidak enak apabila terus-terusan di ajak lantas berakhir dengan di traktir sang atasan pun berusaha menolak secara halus.
"Tu-Cal..vin.. Saya masih ada banyak pekerjaan yang sudah hampir jatuh deadline. Saya bisa makan di kantin bersama yang lain nanti. Anda ingin makan apa? Saya akan reservasi restoran yang anda mau.."
Ia memanggil nama pria itu setelah mendapatkan mata tajam pria itu seakan protes ketika hendak memanggilnya dengan sebutan formal."Tidak, kau harus menemaniku. Dan masalah pekerjaan? Aku yakin kau dengan mudah menyelesaikannya. Ayo!" ia menarik tangan wanita di belakangnya sebelum ia membuka mulutnya lagi untuk membantah.
✨✨✨✨✨✨✨✨
Di sebuah ruangan perusahaan besar lainnya, seorang pria tampak menyibukkan dirinya dengan berkas- berkas yang ada. Kaca mata bertengger di hidungnya semakin meningkatkan ketampanannya. Kegiatannya tidak terhenti ketika pintu dibuka dengan cepat tanpa diketuk. Masih berkutik dengan berkas-berkasnya.
"Sayangg.. Kau tak merindukanku?" ujarnya bergelayut manja di lengan sang pria.
Sedangkan sang pria itu tampak melepaskan kaca matanya dan menghela nafas kasar.
"Dari mana saja? Kau tahu aku sangat sulit mendapat kabarmu. Walaupun aku mau, aku bisa menyuruh orangku untuk mencari keberadaan atau kabarmu"

KAMU SEDANG MEMBACA
ALEEYA
RomanceXavier percaya dengan pepatah kuno itu, kalau.. " Penyesalan akan selalu datang di akhir" setelah dia menyia-nyiakan wanita yang dipilih langsung oleh sang Ibu dan kebetulan sahabat kecil Xavier. Ntahlah, kesalah pahaman masa lalu membuat Xavier gel...