Aleeya POV
Aku sudah bangun 1 jam yang lalu, setelah semalam bergulat dengan pemikiran yang tidak ada akhirnya. Ya.. Aku memikirkan Xavier. Tapi, terkadang otak dan perasaan ku tak sejalan hingga sekarang aku berakhir di dapur untuk membuatkan sarapan setelah menghabiskan waktu untuk mandi dan bersiap-siap untuk menjadi seorang... Istri?
Ku lihat jam yang tertempel indah di dinding yang bercat kan putih susu, 06.00. Namun ku lihat para pelayan sudah sibuk kesana kemari hanya untuk menyiapkan segala sesuatu yang harus mereka persiapkan untuk tuan rumah.
Aku berada di dapur saja harus berdebat terlebih dahulu dengan kepala pelayan, karena mereka tidak membolehkanku memasak sarapan. Astaga? Ayolah.. Aku hanya ingin menuangkan hobi sekaligus kewajiban ku untuk menjadi istri yang baik.
"Nyonya.. Apa anda sudah selesai?" Kepala pelayan yang ku kenal namanya Meggy tampak gusar menungguku memasak.
"Sebentar lagi selesai---" aku menaruh nasi goreng yang ku masak kedalam piring "Selesaii!! Ayolah,, aku hanya memasak.. Tapi kau terus saja berdiri disini hanya untuk memperhatikan ku memasak?" kataku pelan sambil berjalan ke meja makan, ia terus saja mengekoriku agar aku mau dibantu.
"Ma-Maaf nyonya, saya hanya tak ingin anda kenapa-kenapa.." Meggy berkata sambil menundukkan kepalanya sopan.
"Mari saya bantu nyonya""Kau ini.. Tak masalah, aku sangat suka memasak.. Dan melakukan hal-hal yang berbau dapur" aku menyengir ke arahnya.
"T-tapi nyonya--"
"Tak apa bibi meggy.. Lagian ini sudah selesai bukan" aku tersenyum kepadanya dan ditanggapi senyum canggung darinya.
Sebelum Meggy sempat menjawab perkataanku. Seorang lelaki siapa lagi kalau bukan, Xavier. Keluar dari kamarnya dengan setelan lengkap jas kantornya berwarna navy. Ku lihat Meggy menunduk hormat ke arah Xavier dan berlalu dari ruang makan.
"P-Pagi.. Aku memasakkan nasi goreng, silahkan sarapan dulu. Sebelum pergi ke kantor" aku tergugu seperti orang bodoh saat ia berada tak jauh dari ku.
"Kau yang memasak?"
"Y-ya.." masih tak berani menatap matanya yang tajam dan menusuk.
"Dimana para kokiku? Kenapa kau yang memasak?!" Ujarnya dengan datar.
"A-Aku yang ingin memasak tadi.. J-jadi menurut ku tak masalah bukan?"
"Tak masalah buat kau. Tapi aku tidak mau memakan masakanmu itu!"
Wajah ku yang sedari tadi berusaha tersenyum manis kini berubah menjadi senyum menyedihkan. Sakit. Dia duduk di kursi makan dan hanya meminum air putih lalu tanpa sepatah kata pun ia berlalu meninggalkan ku dengan lamunanku di ruang makan.
Namun, sebelum ia meninggalkan ruang makan. Aku tersadar dan mengejarnya.
"Aa.. I-itu.. A-aku boleh ya mencari kerja.. Karna aku bo----""Urus saja dirimu sendiri. Aku tidak akan peduli. Jangan hanya bisa mengandalkan dan menguras hartaku" ia pun berlalu sepenuhnya menuju pintu keluar mansion dan mengendarai mobil mewahnya yang ku duga akan berangkat ke kantor.
Huftt..
Aku hanya menghela nafas kecewa. "Seburuk itukah aku? Sampai ia berpikir aku akan menguras hartanya. Bahkan 1 perak pun aku tak pernah meminta uang kepadanya. Hmm.. Sudahlah.. Aku hanya perlu bersabar" batinku.
"Semangat Alyaa! Kau harus mencari kerja!" Semangatku dengan senyum palsu.
✨✨✨✨✨✨✨✨
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEEYA
Любовные романыXavier percaya dengan pepatah kuno itu, kalau.. " Penyesalan akan selalu datang di akhir" setelah dia menyia-nyiakan wanita yang dipilih langsung oleh sang Ibu dan kebetulan sahabat kecil Xavier. Ntahlah, kesalah pahaman masa lalu membuat Xavier gel...