Xavier percaya dengan pepatah kuno itu, kalau..
" Penyesalan akan selalu datang di akhir" setelah dia menyia-nyiakan wanita yang dipilih langsung oleh sang Ibu dan kebetulan sahabat kecil Xavier.
Ntahlah, kesalah pahaman masa lalu membuat Xavier gel...
Apalagi yang lebih sedih dan menyakitkan setelah ini, cukup dengan kehilangan kedua orang tua yang menjadi alasan Aleya hidup. Rasanya sekarang ia ingin jauh-jauh dari kehidupan ini. Yang selalu berperilaku tidak adil dengannya.
"Kenapaaa!!! Kenapa kalian meninggalkanku! Hikss.. Hikss.." isak Aleya sedari tadi yang masih setia disamping pemakaman kedua orang tuanya yang baru beberapa menit dikebumikan. "Aku lelah sungguh. Tapi, aku harus bisa menyelesaikan kuliahku dan mewujudkan cita-citaku. Ya! Begitu lebih baik, walaupun aku sendiri? Ini juga demi mom dan dad kan"
Setelah beberapa menit ia memeluk makam mom dan dad nya, ada seseorang yang menyentuh pundaknya dengan pelan dan ternyata itu adalah seorang wanita paruh baya yang sudah terlihat tua tetapi masih tetap cantik dan tersenyum tulus dengan Aleya. Hingga wanita paruh baya itu duduk dan memeluk Aleya yang hanya bisa menatap wanita itu bingung juga merasa nyaman. Tak sadar air matanya pun kembali turun.
"Heii Aleya sayang! Jangan menangis terus" wanita paruh baya itu tampak menenangkan Aleya tulus. Dalam hati Aleya bertanya siapa wanita ini? Dan kenapa ia bisa mengetahui namanya?.
"Nyo--Nyonya mengenalku?" cicit Aleya sambil menyeka air matanya dibantu oleh wanita tadi.
"Ya, kau melupakanku yah. Aku Lina sayang! Aku tak sadar kau semakin besar semakin sangat cantik saja! Apa kau melupakan auntymu ini sayang" Aleya mengerutkan keningnya sembari berpikir. Lina? Tidak asing. Sedetik kemudian raut wajahnya berubah..
Hemm.. AHHH!!
"AUNTY LINNN!!" Peluk Aleya ketika mengenali siapa wanita didepannya ini.
"Kau sudah mengingatku sayang" Lina terkekeh dan membalas pelukan Aleya dengan erat. Selang berapa menit pelukan mereka terurai. "Aleya tinggal sama Aunty Lin ya" sambil menatap mata Aleya yang kembali berair dan sesekali menyeka air matanya.
Aleya menggeleng. "Tidak aunty, aku bisa tinggal dirumah temanku atau mencari kos saja,, ya!ya! Kos-kosan" Aleya tersenyum canggung tidak ingin merepotkan orang lain dan paling tidak ingin dikasihani. Sungguh.
Tapi langsung digelengi kepala kembali oleh wanita yang disebut Aunty Lin itu. "Tidak ada penolakan!"
Aunty Lin langsung mengajak Aleya ke dalam mobil mewahnya yang berada ditengah kedua mobil pengawalnya yang mengapit mobil mewah itu. Aleya melihat mobil ini dengan tatapan sendu, sudah lama ia tidak menaiki mobil seperti ini semenjak orangtuanya bangkrut dan perlahan-lahan penyakit menyerang keduanya.
Tak membiarkan keheningan dan kesedihan Aleya melanda, Aunty Lin memecahkan keheningan. "Aunty rindu suara kecilmu itu, kau tau aunty sangat kesepian dirumah besar itu. Xavier selalu sibuk dengan pekerjaannya. Dan kau sangat tau sayang, aunty sangat ingin memiliki anak perempuan atau....." tampak menghentikan suaranya bukan karena tak tahu tetapi sengaja menggantungkan kata-katanya itu "kau saja yang menjadi menantu Aunty dan istri Xavier! Yaa!! Kau setuju kan sayang!!" Aunty teriak semangat sambil menatap Aleya dengan tatapan memelasnya. Tetapi ditanggap Aleya dengan mata terbelalak. Kaget. "Hemm.. Aunty aku ti---" Aunty Lin yang mengetahui Aleya yang ingin menolak permintaanya menatap Aleya semakin membuat wajah memelasnya dan menghela nafas perlahan langsung memotong pembicaraan Aleya.
"Baiklah. Aunty sangat sedih mendengarnya, kau menolaknya kan?" tanpa mendengarkan terlebih dahulu penjelasan gadis itu ia memalingkan wajahnya ke depan menatap jalanan.
Aleya menggeleng lemas "Ti-tidak aunty, a-aku.." Aunty langsung menatap Aleya yang tampak gugup mengatakan dengan wajah berbinar berharap gadis itu merubah jawabannya, padahal jawaban sebenarnya pun belum ia katakan. "Hemm.. Aku tidak pantas menjadi menantumu ataupun menjadi istri Xavier. Sungguh. A-aku hanyalah gadis yang tidak punya apa-apa. Aku tidak ingin menyusahkan kalian. Aku janji aku akan mencari kerja dan cepat-cepat pindah dari rumah Aunty.. Ya, aku janji aunty"
Aunty Lin menatap Aleya tidak suka dan menitikkan air matanya "Apa maksudmu sayang? Kau pantas, sangat pantas! Aku yakin Aleya kecilku tidak berubah dan tetap baik hati dan manis seperti dulu. Dan apa-apaan kau mau pergi dari rumah aunty! Oh ayolah, kita dulu seperti keluarga. Hanya saja kedua orang tua kalian pindah tugas dan tidak ada kabar. Hingga aunty mu ini berhasil melacak keberadaan kalian" dengan rasa bersalah Aleya menyeka air mata wanita didepannya.
"Baiklah aunty, aku akan membuat aunty senang. Tapi kalau xavier tidak mau tolong jangan dipaksa, aku tidak mau dia terpaksa mencintaiku" dengan menatap auntynya tulus.
"Ya sayang aunty tahu itu" "kalau xavier tidak mau, dia harus mau! Hehe" sambung Lina didalam hati.
Mereka berdua terlelap bersama bagaikan seorang ibu dan anak gadisnya yang tak lama bertemu dipertemukan. Karena jarak makam tadi ke mansion wanita itu memakan waktu kurang lebih 3 jam an. Ya, rumah Aleya jauh dari kota semenjak kedua orang tuanya bangkrut dan kehilangan semua harta bendanya tanpa tersisa. Lina sempat sedih mendengar pernyataan dari orangnya saat mengatakan bahwa Keluarga Meysa Diar Taylor sahabat karibnya itu mengalami kebangkrutan dan tidak diketahui keberadaanya tetapi setelah lamanya ia baru bisa menemukan Aleya. Yah, walaupun ia bertemu sahabatnya yang sudah didalam tanah dan selalu mengunjungi sahabatnya itu.
Tapi hari ini entah keajaiban darimana ia dipertemukan dengan Aleya anak sahabatnya. Gadis kecilnya. Aunty Lina sangat senang bertemu dengan Aleya lagi, karna sifat gadis kecil itulah yang membuat semua orang luluh.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ Aleya ferdiza Taylor
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ Next chapter.. Jangan lupa vote + commentnya yaa!!
Author baru buat cerita lagi, yang lama udah di unpublish.. But, semoga kalian suka. Makasihh!!