"KAKAK!"
Aku terbangun mendengar teriakan Anne. Aku segera berlari ke kamar Anne.
"Anne, ada apa? Ini sudah jam satu malam."
Kulihat Anne sedang ketakutan. Aku menghampirinya dan memeluknya.
"Kak, tadi ada anak laki-laki di mengetuk jendelaku. Dia bilang dia mau menjadi temanku."
Aku kaget mendengar cerita Anne. Anak laki-laki? Jam satu malam? Di jendela kamar Anne? Aneh sekali.
"Apa dia menyebutkan namanya."
Anne mengangguk. "Dia bilang namanya Matthew."
Matthew.
Anak itu lagi.
- - -
Malamnya besok hari, Matthew kembali datang. Anne kembali berteriak dan membuatku terbangun. Aku pun harus menghampiri Anne dan memeluknya.
"Matthew datang lagi?"
Anne mengangguk. "Dia masih memintaku menjadi temannya."
"Apa kau menerimanya?" tanyaku.
Anne menggeleng. "Aku tidak mau. Dia aneh."
Ya, tentu saja dia aneh. Mana ada orangtua yang mengizinkan anak sekecil Matthew berkeliaran di luar jam satu malam.
"Lalu kenapa dia menghilang begitu saja?"
"Mungkin dia takut denganmu," jawab Anne. "Tadi saat aku memanggilmu, dia langsung menghilang."
Hmm. Matthew menjadi semakin aneh di mataku.
"Ya sudah. Kau lanjut tidur saja. Nanti aku pastikan jendelamu terkunci." Aku mengusap kening Anne.
Anne menatapku. "Aku takut tidur sendiri."
"Sini kutemani." Anne pun menggeser badannya sehingga aku dapat tidur di sampingnya.
"Kurasa aku akan mulai tidur denganmu. Aku takut anak laki-laki itu akan menghampirimu terus," ucapku.
Anne mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Curse
Teen FictionCerita tentang seorang Vanessa yang harus hidup di rumah barunya yang ternyata mempunyai sebuah kutukan.