1

505 30 0
                                    

Aku merasakan udara yang berbeda saat aku keluar dari pesawat. Aku tersenyum melihat kota yang asing namun sangat indah.

"HAI, NEW YORK!" Aku berseru.

Andai ayah bisa melihat ini sekarang. Mungkin dia akan melihat ini dari atas sana. Hmm...aku jadi rindu ayahku.

"Vanessa, ayo bawa kopermu." Aku melihat ke arah ibuku yang sedang memeriksa barang-barang kami.

Oh iya, aku belum memperkenalkan namaku.

Namaku Vanessa Lelynn. Aku mempunyai ayah yang bernama Jerry Lelynn. Ayahku lahir di Amerika, tepatnya New York, kota yang yang akan kutinggali sekarang. Sedangkan ibuku, Aria, adalah orang Surabaya, itulah kenapa aku sempat tinggal di Indonesia untuk beberapa saat. Aku juga mempunyai adik perempuan, namanya Anne, dan dia berumur tujuh tahun. Kurasa cukup perkenalanku.

Oke, kembali ke cerita. Kini aku berada di dalam taksi yang akan mengantarkanku ke rumah baruku. Aku memandang kota New York sambil mendengarkan lagu.

Kurang lebih satu jam, aku akhirnya sampai ke rumah baruku. Aku melihat-lihat ke sekitar rumahku.

Sungguh indah.

Kulihat Anne juga sedang memandang kagum rumah baru kami.

"Kamu suka rumahnya, Anne?" tanyaku.

Anne mengangguk semangat. "Suka banget!"

"Kids, bantu ibumu dulu baru lihat-lihat," suara ibuku terdengar.

Aku dan Anne pun akhirnya membantu ibuku membawa barang-barang kami ke dalam rumah baru. Setelah menempatkan barang-barang di tempatnya, aku keluar rumah untuk melihat lagi penampilan rumah baruku.

"Hai."

Mataku membulat kaget saat mendengar suara anak laki-laki dari belakang punggungku. Lalu aku membalikkan badanku. Aku tidak melihat apapun. Aneh sekali. Mungkin ini hanya imajinasiku. Saat aku membalikkan badanku kembali, aku melihat seorang anak laki-laki kecil berwajah pucat.

"HUA! SIAPA KAU?!" Aku berseru kaget.

Dia tertawa kecil. "Hahaha. Maaf menakutimu. Aku Matthew."

"Hai, Aku Vanessa." Aku memperkenalkan diriku.

"Bagaimana rumah barumu? Apakah kamu menyukainya?" tanya Matthew.

Aku mengangguk. "Ya, disini sangat segar. Aku juga suka pepo-"

"Matthew?" Aku kaget saat melihat Matthew tiba-tiba hilang. Aneh sekali anak itu. Sudahlah, lebih baik aku pergi ke kamarku. 

CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang