Clary sudah diurus oleh polisi. Sepertinya ia tidak dimasukkan ke dalam penjara. Pertama, karena ia masih di bawah umur. Kedua, karena Clary didiagnosa dengan penyakit mental sehingga polisi memilih untuk membawanya ke Rumah Sakit Jiwa.
Aku pun berteman dengan Jennifer sejak hari itu. Dan sekarang aku tinggal bersama Paman Aaron dan Bibi Joan. Mereka juga memperlakukanku layaknya anak mereka sendiri.
Hari ini adalah hari Sabtu. Hari libur. Jam menunjukkan pukul tujuh pagi. Bukankah itu terlalu pagi untuk beraktivitas di hari Sabtu? Aku pun kembali membiarkan selimut membalut tubuhku dan kembali ke alam mimpi.
- - -
Aku terduduk di sebuah kursi. Aku melihat ke sekitar. Hanya ada warna hitam yang dapat kulihat. Aku mencoba untuk bergerak, namun badanku tidak dapat bergerak sedikitpun. Bahkan bibirku tidak dapat mengucapkan sepatah kata apapun.
Tiba-tiba sebuah cahaya terang terpancar. Aku reflek menyipitkan mataku. Dan saat cahaya itu redup aku melihat tiga orang yang aku sayangi berdiri di depanku.
Ayah, Ibu, dan Anne.
Mereka tersenyum kepadaku.
"Maaf, jika kami meninggalkanmu terlalu cepat, nak," ucap ayahku.
Ibuku tersenyum. "Mungkin harusnya aku tidak memilih rumah itu dari awal."
Lalu giliran Anne yang berbicara. "Kau tahu, sekarang aku berteman dengan Matthew. Dia bilang urusan dia kini sudah selesai. Alasan dia selalu mendatangimu adalah karena dia ingin kau mengetahui apa yang tentang kakaknya. Tapi kau selalu mengabaikannya. Tapi aku senang kau sudah bisa melalui itu semua."
Ayah memelukku. "Jadilah anak yang baik, Van, turutilah paman dan bibimu."
"Kau mungkin tersakiti karena kutukan ini. Tapi suatu hari kau akan menemukan obat yang akan menyembuhkannya," ucap Ibu.
"Jangan lupakan Anne, kak."
Lalu mereka bertiga tersenyum dan memelukku. Lalu aku mendengar suara mereka bertiga.
"Kami menyayangimu."
- THE END -
KAMU SEDANG MEMBACA
Curse
Roman pour AdolescentsCerita tentang seorang Vanessa yang harus hidup di rumah barunya yang ternyata mempunyai sebuah kutukan.