• 12 | Kehujanan •

348 23 0
                                    

"Mendo'akan mu adalah caraku mencintaimu."-Dairy Nida.

Instagram : nida.fadillah_ & sahabatnida_

Selesai menunaikan ibadah sholat subuh. Aku kembali membereskan sajadah dan menganti pakaianku.

Hari ini, aku akan mewakil abi untuk ikut bersilaturahmi bersama para ulama lainnya. Karna Abi tidak bisa hadir jadi aku yang mewakili Abi. Aku segera keluar kamar dengan pakaian rapihku.

"Assalamu'alaikum, pagi, Abi dan ummah," ujarku seraya menghampiri Abi dan ummi yang sudah berada di ruang makan.

"Wa'alaikumussalam, pagi nak." sahut mereka berdua. Aku duduk di samping dekat kursi Abi.

"Fulan..." panggil Abi kepadaku.

Aku menengok ke arah Abi. "Iya, kenapa Abi?"

"Abi, sudah berbicara kepada sahabat Abi. Jika Abi tidak bisa ikut bersilaturahmi bersama mereka dan yang mengantikan Abi adalah putra Abi. Nanti kamu di sana cari yang namanya Ustadz Zaidan, dia sahabat Abi."

"Baik, Abi!" ucapku seraya menganggukan kepala.

"Kamu nanti di sana jangan malu-malu, berbaur sama para sahabat Abi. Mereka ulama yang sangat mulia, nak. Kamu bisa belajar bersama mereka." ucap ummi bersuara.

"Betul kata ummi-Mu. Mereka semua datang dari berbagai daerah, jadi kamu harus berbaur nak sama mereka." ucap Abi.

Aku tersenyum. "Baik Abi, Ummi."

Saat Aku, Abi dan ummi sedang berbicara, adikku-Zahra tiba-tiba datang dengan suara teriakannya dan membuat kami bertiga menutup telinga.

"Selamat pagi! Zahra yang Jamillah sudah rapih dengan seragam sekolah, siap sarapan dan berangkat ke sekolah!" ucap Zahra dengan teriak.

"Nak, jangan teriak." tegur Abi seraya menatap Zahra lekat.

Zahra yang ditatap oleh Abi pun menundukkan kepalanya. "Maaf, Abi. Zahra lupa,"

Ummi mendekat ke arah Zahra dan mengelus kepala Zahra yang dibalut hijab, "Jangan jadi kebiasaan nak, sekarang kamu duduk gih." ucap ummi.

"Baik ummi, Zahra minta maaf." Zahra segera duduk di hadapanku.

Aku tersenyum tipis melihat adikku. Zahra akan terdiam saat Abi sudah menegur dan menatap wajahnya lekat-lekat.

"Ayo, kita sarapan." ujar Ummi.

Kami pun berempat lalu sarapan pagi kami sarapan tidak ada yang mengeluarkan suara karna itu tidak baik. Selesai menghabiskan sarapan kami mengucapkan Alhamdulillah, karna Allah telah memberikan nikmat yang tiada tara ini dan sudah memberikan rezeki berupa makanan kepada keluarga kami.

"Mas, Zahra berangkatnya di antar sama Mas?" tanya Zahra.

"Iya,"

"Kita berangkat sekarang boleh Mas? Zahra ada piket pagi soalnya."

Aku menganggukan kepala, "Iya ayok."

Aku beranjak dari tempat duduk begitu pun dengan Zahra. Aku dan Zahra segera menyalami telapak tangan Abi dan Ummi secara bergilir. Kami berdua segera berpamitan kepada Abi dan Ummi untuk segera berangkat.

DAIRY NIDA [ ENDING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang