"Jangan ditahan bila ingin menangis, biarlah air matamu menetes bersama kesedihanmu. Lihatlah awan yang mendung ia akan terlihat cerah setelah hujan." — Dairy Nida.
🥀🥀🥀
Happy Reading!•Instagram : nida.fadillah_ & sahabatnida_
Selesainya menunaikan sholat dhuha. Aku dan ustadzah kembali keluar dari dalam masjid.
"Kalau boleh tahu, kapan kamu akan menikahnya?" tanya Ustadzah Halimah.
"InsyaAllah, setelah pelulusan ustadzah,"
"MasyaAllah, berarti sebentar lagi ya," ucap Ustadzah.
"Na'am, ustadzah…"
"Jangan lupa undang ustadzah ya, Nak. Ingat, Nikah muda tak masalah, asal kamu sudah siap lahir dan bathin." Ustadzah mengelus lengan ku seraya tersenyum. "Yasudah, kita mari keluar yuk,"
Aku menganggukkan kepala. Aku dan ustadzah segera melangkahkan kaki keluar masjid. Namun saat aku sudah berada di luar masjid, seseorang menghampiriku dengan berlari.
"Ya Allah, Nidaaaa…" ucap Nisa yang baru saja menghampiri ku bersama Haikal. "Aku kira kamu kemana tahu! Aku takut kamu ilang lagi kayak waktu itu!"
"Aku tadi menunggu kamu di taman, terus ada ustadzah Halimah jadi kita sholat dhuha dulu. Lagian, aku ujian kok lama banget sih," ucapku terkekeh.
"Aku kan gak kayak kamu, kamu pintar sedangkan aku setengah pintarnya dari kamu…hiks," ucap Nisa seraya menangis. "Aku khawatir tahu!"
"Dasar cengeng," ejek Haikal kepada Nisa.
Nisa seketika menatap Haikal dengan tajam.
"Apa?" tanya Haikal dengan polos.
"Aku gak cengeng ya! Ini cuman nangis doang tahu!" Haikal memutarkan bola matanya malas.
"Ustadzah pamit pergi ya, Nak." ucap Ustadzah.
Aku menatap ke arahnya, "Iya ustadzah tafadholy, Syukron atas nasihatnya juga." ucapku tersenyum di balik niqab. Aku segera menyalami lengannya begitu pun dengan Nisa, Haikal hanya menelangkupkan lengannya.
"Waiyyaki Sholihah, Ustadzah pamit ya. Assalamu'alaikum…"
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,"
Ustadzah Halimah pun segera melangkahkan kakinya berlalu dari hadapanku, Nisa dan Haikal.
"Kamu habis menangis?" tanya Haikal kepadaku.
Aku meliriknya sekilas, "Enggak kok," elakku.
Sebenarnya Iya! Aku baru saja menangis karna berdo'a.
"Tapi mata kamu kelihatan habis nangis loh, " ujar Nisa seraya memincingkan matanya melihatku.
"Aku enggak nangis loh, mungkin ini kelilipan,"
"JANGAN BOHONG!!" teriak Nisa dan Haikal.
"Aku nangis pas do'a tadi," ucapku akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAIRY NIDA [ ENDING ]
Ficção AdolescenteDear dairy, Aku hanyalah seorang wanita biasa yang sedang jatuh hati kepada seseorang yang memiliki akhlak luar biasa. Aku mencintai dirinya namun aku tak ingin mengungkapkan perasaan ini kepada-Nya. Aku sadar, aku tak pantas berada di sisi-Nya. Ak...