• 01 | Awal kisah mereka •

1K 58 10
                                    

“ Aku tidak mengumbar cinta yang kumiliki bukan karna aku takut dibully, tetapi, aku takut kalau ternyata aku salah menebak cinta dan membuat allah cemburu padaku. — Dairy Nida.

I n s t a g r a m  : nida.fadillah_

Shobahul khoir dunia.” — bathin ku.

Sungguh pagi yang sangat indah. Burung - burung berkicauan di pagi hari ini. Semilir angin meniup setiap dahan - dahan daun pepohonan yang membuat pemandangan semakin indah.

"Subhanallah... Maka nikmatmu yang mana lagi yang mereka dustakan?" gumam ku seraya menatap indah pemandangan yang berada di hadapanku.

Nida masih terus memandangi indahnya alam semesta ini. Selain indah udaranya pun terasa amat segar karna cuaca belum tercemar. Namun, saat sedang asik memandangi alam semesta. Suara seseorang terdengar dan membuat aku sedikit terkejut.

"Anak ummi lagi ngapain di sini? Pasti lagi melamun, ya?" tanya seorang wanita paruh baya yang masih memiliki paras cantik walaupun usianya mulai bertambah. Namun, paras cantik yang di miliknya masih terlihat seperti anak muda.

Aku terperanjat dari lamunanku. "Astaghfirullah.." aku mengusap - usap dada ku pelan. "Ummi ngagetin aku aja lho,"

Wanita paruh baya yang di panggil ummi itu pun menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Kamu ini dari dulu kagetan terus. Maaf ya, ummi tidak bermaksud buat kamu terkejut." ucap Ummi seraya terkekeh geli.

"Iya gapapa kok, mi.."

"Kamu sedang melamun? Mikirin apa anak sholehah—nya ummi ini, eum?" tanya ummi ku.

Aku melirik sekilas wajah ummi ku, "Aku tidak sedang melamun. Aku hanya sedang menikmati pemandangan yang indah ini. Sungguh indah ciptaan sangat Maha Kuasa ya, Mi..?" ucapku sambil terus menurus menikmati pemandangan yang sangat indah ini seraya tersenyum.

"Iya sayang. Ciptaan Allah itu sangat indah. Indahnya tidak bisa ter tandingkan oleh manusia mana pun," ucap ummi ku. "Kita jadi manusia harus tetap bersyukur karna bisa berada di alam semesta ini,"

Aku tersenyum mendengar penuturan ummiku. "Iya ummi,"

Ummi ku mengelus puncak kepalaku yang terbalut oleh hijab. "Sekarang, kamu siap - siap buat ganti baju ya. Lalu antar ummi pergi ke supermarket,"

"Iya ummi, baik." ucapku seraya menganggukan kepala.

"Yasudah, ummi turun ke lantai bawah dulu ya." aku hanya menganggukan kepala. Dan saat itu juga ummi keluar dari dalam kamarku.

Aku segera bergegas mengganti pakaianku. Setalah mendapatkan pakaian yang sangat pas untuk aku kenakan. Aku segera mengganti pakaianku dengan gamis berwarna maroon, dan hijab berwarna hitam.

Tak lupa juga aku memakaikan Niqab menutupi wajahku. Memang dalam berpakaian aku selalu berusaha menutup aurat ku. Karna, aku tahu jika akun keluar rumah tanpa menutupi aurat. Maka satu langkah ayahku masuk kedalam neraka.

Note  : karena dalam islam pun Allah sudah memerintahkan agar setiap kaum Hawa senantiasa menutupi auratnya. Dijelaskan dalam surat [ al — ahdzah ayat : 59 ]

Jika ada seorang wanita yang keluar rumah tanpa menutup aurat sesungguhnya hal itu akan menambah dosa karna satu langkah wanita keluar rumah tanpa menutup aurat satu langkah Ayahnya menuju neraka. "Inalillahi" Ada 4 laki laki yang akan masuk neraka karna Wanita Yang tidak menutup auratnya yaitu:

1. Ayah
2. Anak laki laki
3. Sodara laki laki
4. Suami.

dari itu mari kita bersama-sama menutup aurat kita, menjaga aurat kita. Agar terhindar dari siksa api neraka.

Setelah merasa rapih. Aku melangkahkan kakiku keluar dari dalam kamar. Aku berjalan menuju dapur dimana ummi ku sedang berada di sana.

"Ummi..." panggil ku. "Aku sudah siap, mari berangkat sekarang saja."

"MasyaAllah... Anak ummi cantik sangat," ucap ummi sambil mengelus pucuk kepalaku yang dibalut oleh hijab.

"Ummi juga gak kalah cantik dari aku," ucapku seraya tersenyum manis kearahnya.

"Bisa aja, yaudah yuk kita berangkat sekarang." ucap Ummi.

Aku dan ummi langsung bergegas pergi menuju supermarket dengan menaiki motor yang keluargaku punya. Kini, aku yang mengendarai motor karna ummi ku tidak bisa sama sekali mengendarai motor.

Tak butuh waktu lama, akhirnya aku dan ummi sudah sampai di area parkiran supermarket. Aku memikirkan motorku dan tak lupa untuk mengunci stang motorku. Setelah merasa aman, aku dan ummi segera memasuki area supermarket.

"Ummi, mau beli apa?" tanyaku.

"Ummi, mau beli bahan - bahan kue sayang.." ucap Ummi dengan lembut.

"Oh yasudah sini keranjangnya biar aku saja yang bawa." Aku mengambil alih keranjang yang dibawa oleh Ummi ku.

Lalu aku dan ummi langsung pergi ke stand bahan-bahan kue. Setelah terkumpul semua bahan-bahan kue lalu dimasukkan kedalam keranjang. Aku dan ummi pun pergi ke stand yang lainnya. Tiba tiba aku teringat ingin membeli makananan ringan untuk cemilan ku mumpung aku sedang ada di supermarket.

"Ummi, aku izin untuk pergi ke tempat cemilan. Lupa, kalau cemilan di rumah sudah habis." izinku kepada Ummi.

"Boleh sayang, tapi ummi tidak bisa mengantarkan kamu ke sana ya. Ummi ingin membeli bahan yang belum terkumpul."

"Iya ummi tidak masalah kok, aku bisa pergi sendiri." ucapku.

"Yaudah kamu hati - hati ya, nanti ketemu di karsir." ucap ummi. Setelah itu, ummi beranjak dari hadapanku untuk mencari barang - barang yang masih belum di masukan kedalam keranjang

Aku mengambil keranjang yang baru untuk tempat cemilan ku. Aku mengelilingi berbagai macam cemilan yang selalu membuatku tergoda. surga dunia namanya.

"Aku mau beli cemilan apa, ya?" gumanku. "Ah, yang itu saja!" pekikku saat melihat sebuah snack favoritku.

Namun ketika aku hendak mengambil snack tersebut. Tiba - tiba sebuah tangan yang kekar ikut mengambil snack favoritku. Seketika aku langsung menatap pria tersebut.

— TBC —

Mohon maaf jika ada kesalahan dalam pengetikan kata / kalimat. Mohon di maklumi.

Syukron untuk kalian yang sudah membaca cerita perdana ku.

Untuk kalian jangan lupa vote, komentar, dan share ke teman - teman cerita ini!

FOLLOW INSTAGRAM  :
nida.fadillah_

DAIRY NIDA [ ENDING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang