Pukul satu siang, matahari mulai bersinar terik. Derri sengaja mengecilkan temperatur AC agar udara di dalam mobil terasa lebih sejuk.Kedua insan di dalam mobil itu terdiam, berkutat dalam pikiran masing-masing. Derri menyetir mobil dengan tenang di sisi kemudi. Sedangkan Kiara duduk gugup sambil beringsut merapat ke ujung sisi kursi hingga berhimpitan dengan pintu mobil. Sementara mobil masih melaju dengan kecepatan sedang, menelusuri jalan-jalan yang terasa asing bagi Kiara.
"Kau mau membawaku kemana?" tanya Kiara gelisah.
"Tentu saja membawamu ke hotel. Apa lagi?" sahut Derri santai.
Kiara terhenyak mendengar jawaban Derri. Diremasnya ujung baju yang dipenuhi coretan-coretan cat warna-warni itu untuk mengusir kegelisahannya.
"Apa maumu?" tanya Kiara gugup.
"Sudahlah, jangan berpikir macam-macam. Cukup persiapkan saja dirimu untukku." Derri menjawab sambil mengerling nakal.
"Persiapkan bagaimana maksudmu?"
"Persiapan untuk kita berdua saat di hotel nanti." Derri menjawab masih dengan senyuman nakal.
Kiara semakin gugup. Keringat dingin mulai mengalir membasahi sekujur tubuhnya.
"Owh, aku tahu apa yang kau pikirkan," ucap Derri setelah berhasil memarkir mobilnya pada posisi yang tepat. "Kau ingin menciumku sekarang, bukan? Baiklah, kau boleh melakukannya." goda Derri lagi.
"Kau jangan macam-macam, ya." Kiara berusaha menggertak.
"Tidak, aku tidak akan macam-macam. Hanya satu macam saja," sahut Derri sambil melirik rok abu-abu Kiara. "Kau mengerti maksudku bukan?" Derri menatap Kiara dengan seringai mesum.
Kiara semakin gelisah, wajahnya semakin pucat. Ditarik-tariknya ujung rok itu, berharap bisa memanjang secara ajaib menutupi hingga ujung kaki jenjangnya.
"Atau kau ingin aku saja yang memulai duluan?" tanya Derri. "Baiklah, bersiaplah," lanjut Derri sambil memonyongkan bibirnya mendekat ke arah Kiara.
"Waaa...!" teriak Kiara histeris sambil memejamkan matanya, memukul-mukul ke arah Derri secara serampangan. "Pergi kau! Pergi kau! Pergi kau! Pergi!" Kiara masih terus berteriak heboh di dalam mobil.
Sementara Derri hanya tertawa geli melihat tingkah Kiara yang menurutnya lucu.
"Hei, sudahlah. Ayo cepat turun!" perintah Derri.
Kiara membuka matanya perlahan. Dilihatnya Derri sudah turun, berdiri sedikit membungkuk, melongok lewat jendela mobil.
"Kau," gumam Kiara kesal menyadari telah menjadi korban keusilan Derri.
"Sudahlah, kita bisa melakukannya nanti di dalam kamar hotel saja," Derri masih terus menggoda.
Kiara segera turun kemudian berjalan mengikuti Derri. Dibelakngnya menyusul seorang laki-laki yang membawa banyak paperbag di kedua tangannya, yang diambil dari dalam bagasi mobil.
"Taruh di situ saja!" perintah Derri pada orang itu begitu tiba di kamar."
"Baik." Laki-laki itu meletakkan seluruh paperbag di atas meja, kemudian segera undur diri.
"Lepas bajumu!" perintah Derri pada Kiara yang baru saja duduk meluruskan kakinya di atas sofa.
"Hei, apa maksudmu? Jangan kurang ajar ya!" seru Kiara dengan alis bertaut, penuh waspada.
"Lepas bajumu, dan segeralah mandi," jawab Derri. "Kamarku ada di sebelah."
"Kita tidak satu kamar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU OM
Roman pour Adolescents"Hei, apa kau marah karena aku tidak meyentuhmu?!" teriak Derri tepat saat tangan gadis itu memegang handel pintu hendak membukanya. Tiba-tiba gadis itu berjongkok, mengambil sebelah sepatu kemudian dilemparkannya ke arah Derri yang masih duduk di k...