Derri dan Kiara tampak berjalan beriringan keluar dari sebuah outlet baju ternama. Tawa lebar tampak terpahat pada keduanya.
"Min Ho!" langkah Derri terhenti ketika dirasa mengenali suara itu.
"Hah, ternyata benar, itu kau," lanjut wanita berambut sepunggung itu sambil menghambur dalam pelukan Derri.
"Hah? Apa-apaan ini?" pekik Kiara dalam hati saat dilihatnya Derri menyambut pelukan wanita itu dengan mata berbinar.
"Kau sendirian saja?" tanya Derri.
"Tidak, aku bersama Erik. Dia sedang ke toilet," jawab wanita itu. "Hah, lama sekali kita tidak bertemu. Bagaimama kabarmu?"
"Seperti biasanya, aku tetap tampan mempesona," jawab Derri.
Wanita itu tertawa renyah mendengar jawaban narsis Derri.
"Tapi sejak kapan kau doyan jalan-jalan ke mall?" tanya wanita itu dengan alis hampir bertaut. "Biasanya kalian paling malas ke mall. Ini tadi saja aku harus mengancam tidak akan pernah datang ke rumahnya lagi, sebelum Erik mau kenemaniku kesini."
Derri hanya menjawabnya dengan seringaian konyol.
"Hei, siapa gadis ini? Keponakanmu?" tanya wanita itu lagi.
Derri menyunggingkan senyum tipis saat dilihatnya wajah Kiara menyiratkan rasa kesal.
"Namanya Kiara," jawab Derri kemudian. "Kiara, ini Sukma. Sukma, ini Kiara." Derri memperkenalkan keduanya.
Sukma mengulurkan tanganya dengan senyum ramah tercetak di bibirnya. "Hai, salam kenal. Senang bertemu denganmu."
Kiara menjabat tangan itu dengan muka masam. "Iya tante, saya juga."
Sukma membelalakkan mata. "Min Ho, dia memanggilku tante!" pekiknya tertahan. "Setua itu kah aku?" Sukma merengek sambil menggelayut di pundak Derri.
"Hei, sudahlah. Jangan berlebihan," sergah Derri. "Dia ini calon istriku," lanjut Derri.
"Apa? Calon istri?" tanya Sukma sedikit terperangah. "Jadi kau akan menikah?"
"Ya, begitulah." Derri menjawab santai.
Wajah Kiara tampak semakin cemberut menyaksikan kedekatan mereka berdua.
"Aku duluan," pamit Kiara kemudian.
"Hei, mau kemana?" tanya Derri cepat.
"Toilet."
Sukma tertawa lebar menatap punggu Kiara yang semakin menjauh.
"Hei, kenapa kau tertawa sendiri?"
"Selamat menghadapi perang dunia ketiga," jawab Sukma sambil mencubit gemas kedua pipi Derri.
"Apa maksudmu?"
"Sepertinya dia cemburu padaku," Sukma mengerling nakal. "Ya sudah, aku duluan ya, bye." Sukma bergegas pergi setelah menatap kasihan ke arah Derri selama beberapa saat.
Benar saja yang dikatakan Sukma, selesai dari toilet gadis remaja itu langsung melewati Derri begitu saja tanpa memandang, apa lagi menyapa.
"Hei, Kiki!" panggil Derri yang sadar sama sekali tidak digubris oleh Kiara.
"Hah, kekanakan sekali kalau cemburu," gumam Derri sambil mengulum senyum mendapati tingkah lucu gadis manis yang berjalan semakin menjauh itu.
Derri segera berlari kecil mengejar Kiara masih sambil tersenyum, meresapi getaran nikmat karena dicemburui.
"Cantik, aku lapar," ucap Derri sambil merangkul pundak Kiara. "Kita makan dulu ya," lanjutnya sengaja tidak memperdulikan wajah cemberut Kiara.
"Aku tidak lapar," jawab Kiara ketus. "Kita langsung ke mobil saja," lanjutnya tanpa menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU OM
Ficção Adolescente"Hei, apa kau marah karena aku tidak meyentuhmu?!" teriak Derri tepat saat tangan gadis itu memegang handel pintu hendak membukanya. Tiba-tiba gadis itu berjongkok, mengambil sebelah sepatu kemudian dilemparkannya ke arah Derri yang masih duduk di k...