HH sheikh mohammed & sheika alia

245 9 0
                                    

Istana al nahyan abudabi

"Selamat pagi semuanya" .. mohammed keluar dari kamarnya menuju ruang makan yg dari tadi keluarganya sudah menunggunya untuk sarapan

"Selamat pagi nak , akhirnya kau datang juga ayo silahkan duduk kami sudah menuggumu dari tadi", nyonya shaika saif menyambut anaknya yg ingin sarapan

"Mana istrimu ? Kenapa dia tidak ikut keluar bersama mu ?" Sheika shamsa saudara perempuan mohammed melihat ia kluar sendiri

"Oh pagi ini dia tidak ikut sarapan , dia sedang istirahat dikamar belakangan ini dia lagi tidak enak badan", mohammed duduk sambil mengambil makanan untuk ditaruh kepiringnya

"Huh lagi lagi seperti itu , walau bagaimanapun kondisinya dia harus tetap menemani suaminya disaat suaminya ingin sarapan atau ingin bekerja , dia sudah terlalu sering melanggar peraturan kerajaan" , nyonya shaika saif mempermasalahkan menantunya yg tidak lain adalah alia al rashid

"Hayolah ibu ini masih pagi , ibu selalu saja mempermasalahkannya ini tidak mudah baginya bukankah dia sudah berusaha untuk mengikuti semua aturan kerajaan ini walaupun dia masih belum terbiasa aku akan terus membimbingnya"

"Kau terlalu lama membimbingnya , bahkan pernikahan kalian sudah hampir setahun tapi sikap dan prilakunya selalu begitu saja , itulah kalau dari awal kau menikah dengan gadis biasa yg tidak mengerti dengan silsilah kerajaan"

"Sudah ibu hentikan kau terlalu keras mengaturnya ,tidak seharusnya ibu selalu ikut campur , dia yg lebih tau cara untuk mendidik istrinya" ,

shamma al nahyan kakak sulung mohammed membantah kata" ibunya dia dan zayed lah saudara yg selalu membela mohammed dikeluarga itu

"Hei aku hanya ingin melihat mereka mengikuti aturan kerajaan disini , dulu nenekmu juga begitu denganku ia selalu mengajarkanku menjadi menantu yg baik dikeluarga ini dan sekarang aku juga wajib mengajari para menantuku untuk bertata krama dan mengikuti protokol kerajaan , kalau mereka keberatan mereka boleh pergi dari sini"

"Astaga Ibuu" shamma melotot ibunya ia tidak habis pikir ibunya akan berkata seperti itu dan membesarkan hal sepele

"Yg dibilang ibu itu benar , seharusnya alia menunjukkan sikap dan tata kramanya sebagai cucu menantu di keluarga alnahyan", sheika shamsa sependapat dengan ibunya

Mohammed menghela nafas panjang dan menggelengkan kepalanya ia tidak tahan dengan ocehan ibunya yg terlalu sering seperti itu kepadanya dan juga istrinya

*Shamma , ayah kemana ? Dari tadi Aku tidak melihatnya" , mohammed mengalihkan pembicaraan

"Pagi tadi Ayah ada pertemuan dengan pejabat emirat diajman ia sudah sarapan diluan tadi"

"Baiklah kalau begitu aku kekamar dulu dan ingin bersiap" , mohammed menyelasaikan sarapannya dan ingin pergi dari ruang makan

"Hei nak kenapa kau terburu buru sekali bukankah kau belum menghabiskan makananmu ?"

"Aku ada rapat hari ini , semuanya sudah menuggu dihotel sampai nanti" , mohammed pun pergi tanpa melihat org" yg ada diruang makan itu , ia tidak bisa marah ataupun membantah dengan pernyataan ibunya biar bagaimanpun dia sangat menghormati ibunya

"Dia kenapa ? Apa dia marah dengan pernyataan ibu barusan ?" Shamsa terheran dengan sikap mohammed yg dingin

"Ia dia risihh setiap harii ia dan alia selalu dipojokkan oleh kau dan ibu , disaat dia menahan amarahnya dia lebih memilih untuk pergi dari sini", shamma seolah tau dengan sikap mohammed

"Jangan salahkan ibu , itu semua yg aku katakan demi mempertahankan adat dan peraturan diistana ini agar orang luar tidak merusaknya" ,

"Merusak bagaimana ? Ibu terlalu berlebihan dengannya ibu selalu menekan mohammed seolah" dia tidak pantas mendapat istri dari kalangan biasa apa ibu perlahan ingin membuat mereka berpisah dengan segala peraturan ibu ?"

P R O M I S ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang