bab 9

158 8 1
                                    

Alia membuat minuman itu dengan perasaan hancur dan pastinya sangat sedih, ia diperlakukan seperti pelayan oleh ibu mertua dan adik iparnya didepan futaim, bahkan mohammed hanya diam saja dan malah menyuruhnya untuk menuruti apa kata ibunya, alia tidak mengerti dengan sikap mohammed, barusan ia membela alia mati"an didepan keluarganya tetapi disaat futaim datang ia malah berubah seperti bukan mohammed yg membelanya tadi, air matanya bercucuran pelayan yg melihatnya tidak tega dan menghampiri alia

"Sheika alia, biar saya saja yg buatkan*

"Tidak usah kalian mengerjakan yg lain saja"

"Tapi sheika ini sudah menjadi tugas kami, dan sheika tidak pantas membuat minuman ini kepada tamu*

"Kenapa tidak pantas ? Bukankah aku tuan rumah disini ? selagi aku masih bisa melakukannya akan aku lakukan, kalian seperti tidak tahu diriku saja bahkan disaat ingin membuatkan makanan untuk suamiku harus memasaknya dengan tanganku sendiri"

Pelayan itu hanya menunduk dan ia sudah tahu sifat majikannya yg satu ini

"Kalau sheika butuh sesuatu tolong panggilkan aku atau pelayan yg lain ya, kami tidak tega melihatmu mengerjakan ini sendiri apalagi sheika sedang mengandung"

Alia terdiam dan melihat pelayannya yg begitu baik bahkan pengertian dengan kondisi dirinya, alia hanya mengangguk pelan

"Ini ringan kalian tidak perlu khawatir"

"Baiklah kalau begitu aku permisi sheika"

disaat pelayannya sudah pergii meninggalkan alia sendiri, ia tak kuasa menahan tangisnya ia menangis mengeluarkan suara dan air matanya yg begitu deras, sehingga ia tidak sengaja menyenggol minuman yg dibuatnya sampai jatuh kelantai dan membuat gelas itu menjadi tumpah dan pecah berantakan dilantai

"Astaghfirullah, apa yg sudah aku lakukan ?"

Alia syok melihat kejadian yg telah ia buat barusan

"Apa suara pecahan ini terdengar sampai keruang keluarga ? Astaga alia kenapa kau selalu buat masalah dan membuat dirimu menjadi rumit seperti ini, Jangan sampai mereka semua melihat ini, aku harus cepat" membersihkannya sebelum ada yg melihat"

Pelan" alia membungkukkan badannya karena ia sedang hamil dan ingin mengumpulkan beling gelas yg pecah, tiba" ada tangan yg membantunya untuk melakukan itu

"Biar ku bantu"

"Alia terkejut siapa seseorang yg ingin membantunya dalam mengumpulkan beling itu, ternyata adalah futaim"

"Futaim ?"

Futaim tersenyum kepada alia dan sambil mengumpulkan beling gelas yg pecah

"Astaga kenapa kau ada disini seharusnya kau diruang tamu saja bersama mereka"

"Tidak apa" tadi aku hanya ingin ke toilet sebentar dan melihatmu disini yg sedang butuh bantuan, sekalian saja aku menghampirimu"

"Stop futaim kau tidak perlu membantuku melakukan ini, kalau ibu dan ayah melihatnya mereka akan marah padaku, kau tamu terhormat disini"

Futaim menghela nafas panjang sambil menatap alia

"Kau tidak perlu bersikap berlebihan seperti itu alia, kenapa kau tidak menyuruh pelayan saja membersihkannya, ini kan tugas mereka"

Alia terdiam sebentar sambil memungut beling itu

*Selagi aku masih bisa melakukannya akan aku lakukan sendiri aku tidak ingin terlalu menyusahkan mereka"

Hhmm baik la .. futaim menatap alia dan ingin mengatakan sesuatu dengan nada perlahab

"alia, tadi aku Tidak sengaja melihatmu menangis"

P R O M I S ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang